Terpikat Sang Playboy - Bab 272 Percobaan Bar

Alex benar-benar tidak ingin percaya bahwa bahwa Linda bisa menjadi orang yang seperti itu, tapi kenyataannya sudah terpampang di depan mata. Keanehan Tania pasti ada alasannya, tidak mungkin ia tanpa sebab dan alasan memutuskan untuk berpisah dengannya. Tidak setelah apa yang telah mereka lewati sampai saat ini. Kecuali ada rahasia tersembunyi yang hanya menunggu untuk diselidiki dan dibuktikan oleh Alex.

Kalau memang benar Linda adalah penyebab keadaan menjadi sulit, Alex tidak akan melepaskannya dengan mudah kali ini.

Setelah memantapkan hati, Alex pun mengangkat telepon, “Halo—”

Muncul sepercik getaran dalam lubuk hati Linda. Saat Alex mengangkat teleponnya, ia langsung tahu. Saat pria sedang lemah dan hatinya tidak berdaya, yang paling mereka butuhkan adalah wanita yang lembut dan perhatian untuk datang menghiburnya, “Alex, ini aku, Linda. Beberapa hari lagi aku akan pergi ke London. Apakah kamu ada waktu luang? Aku ingin mengajakmu keluar pergi minum segelas.”

“Kamu mau pergi ke London? Baik, aku pergi sekarang juga.” Alex memutuskan telepon, ia seperti tenggelam dalam pikirannya.

Nico yang berada disampingnya pun berkata, “Salamnya kali ini bertujuan untuk membuatmu terpengaruh. Ia akan pergi disaat kamu baru saja mengalami trauma dalam bercinta, sehingga kamu akan merasakan kesedihan yang membekas. Kamu pasti berpikir ia akan dengan bodoh mengatakan ‘Alex, aku dengar kamu dan Tania sudah berpisah?’ dan menggunakan perkataan bodoh seperti ini untuk menghiburmu. Ia adalah ahlinya dalam permainan licik.”

“Kamu berkata seolah ia adalah seseorang yang begitu luar biasa. Bukankah aku harus mengerahkan seluruh tenaga untuk mengatasinya?” Saat Alex tidak menganggap lawannya sebagai musuh, ia justru akan mengendurkan kewaspadaannya. Terlebih lagi pada seorang wanita, ia tidak pernah membutuhkan tenaga maupun menggerakkan otaknya untuk menebak jalan pikir mereka. Mental Alex yang sangat arogan ini sering kali bisa berbalik dari pintar menjadi kesalahan yang besar.

“Tentu saja kamu harus mengerahkan seluruh tenagamu. Kalau tidak, jangan salahkan karena aku tidak mengingatkanmu. Kalau terjadi hal yang sama dengan kejadian 20 tahun yang lalu, terpojok dengan perkataannya... Aih—, sudahlah aku tidak perlu banyak bicara. Daripada kamu menganggap pandanganku terhadapnya berbeda, lebih baik kamu pergi sendiri untuk membuktikannya. Pergilah, jangan menggangguku membaca buku.” ujar Nico lalu mengarahkan pandangannya untuk fokus memperhatikan buku ilmu kedokteran yang ada di dalam tangannya.

Di dalam bar.

Musik blues yang membawa rasa putus asa dan kemalasan mengalir di setiap sudut bar. Di sini sama sekali tidak ribut, tamu-tamu pun berbicara dengan suara yang pelan.

Linda sampai terlebih dulu dibandingkan Alex. Ia mengenakan cardigan putih dan rok yang panjang dan sepasang sepatu flat. Rambut lurusnya yang cantik menawan terlihat polos seperti sekuntum bunga mawar. Linda duduk dengan tenang di sana sambil meminum jus.

Begitu Alex melangkah masuk ke dalam bar, matanya langsung melihat wanita itu dan ia pun berjalan menghampiri. Sambil memandangi Linda, Alex tidak dapat melihat bagian mana dari wanita itu yang tidak sama dengan dulu. Jika dilihat dari luar, Alex juga tidak bisa percaya wanita selembut ini memiliki tipu daya sebanyak itu.

Masih terbayang di ingatan Alex tentang masa-masa sekolah saat Linda yang membawa buku bersamanya dan Martin berjalan melewati pohon mapel. Saat itu mereka bisa tertawa dan bercanda gurau, benar-benar terlihat bersahabat baik.

Saat ingatan itu berputar, Alex pun teringat sesuatu pula. Sebuah masalah yang rumit, yaitu bahwa ia sama dengan Martin.

“Alex—, kamu sudah datang. Aku sudah memesankan anggur untukmu.” Begitu Linda melihat Alex yang sedang berjalan menghampiri, ia pun dengan gembira bangkit berdiri.

“Terima kasih, aku akan duduk.” Alex pun duduk. Melihat anggur yang ada di hadapannya, Alex menjadi tidak terlalu berani untuk menenggaknya, “Kenapa tiba-tiba kamu ingin pergi ke London? Apakah di sana sudah mendapatkan pekerjaan yang baik?”

“Tidak. Aku hanya ingin mengganti suasana hidup. Di sini, sudah tidak ada sesuatu yang pantas untuk menjadi alasanku untuk tinggal. Oh benar juga, kemarin Tania datang mencariku. Ia lalu entah mengapa mengatakan supaya aku dan kamu mengulang hidup bersama. Kupikir ia sedang bercanda, tapi aku juga merasa sangat konyol karena sampai sekarang tetap mencintaimu. Tapi Alex, aku benar-benar berharap kamu bisa bahagia. Walaupun aku berada di belahan dunia lain, aku tetap akan mendoakanmu.” Perkataan Linda menyentuh hati, matanya berkaca-kaca dan air mata memenuhi pandangannya, “Maaf, maaf—, Alex, aku bukannya sengaja seperti ini, aku... Aku hanya tidak bisa menahan hatiku sendiri, tidak usah kamu masukkan ke hati.”

Alex mengulum bibirnya dan berkata, “Tidak apa, hari ini ia sudah berpisah denganku. Ia bilang ia membenciku dan ingin menikah dengan Vincent”.

“APA!!!” seru Linda. Wajahnya menunjukkan raut terkejut dan takjub, “Bagaimana bisa begini?! Pantas saja kemarin ia banyak mengucapkan hal-hal yang aku tidak mengerti. Bagaimana ia bisa keji seperti ini! Alex, kamu tidak usah terlalu sakit hati. Wanita yang seperti ini lebih baik dilepaskan saja.”

Alex merasa respon wanita itu terlalu berlebihan. Kalau memang benar kemarin Linda bertemu dengan Tania dan sudah mendengar gambaran bahwa Tania akan berpisah dengan Alex, harusnya ia tidak sekaget ini.

Sepertinya masalah ini sudah diatur dengan baik. Layaknya seorang aktor, wanita itu tahu dialog apa yang akan dikatakan Alex dan langsung mengatakan apa yang seharusnya dikatakan. Bahkan begitu Alex selesai bicara, Linda langsung menjawabnya tanpa jeda sedikitpun.

Muncul sebersit rasa curiga dalam hati Alex. Ia pun dengan sengaja berkata seolah-olah hatinya sedang terluka, “Begitulah. Begitu hati wanita sudah berubah, benar-benar tidak ada apapun lagi yang bisa diperbuat. Aku benar-benar tidak berani percaya, betapa mudahnya Tania mengatakan berpisah dariku. Hatiku benar-benar tidak bisa menerimanya, sama seperti teriris sebilah pisau.”

“Tidak usah bersedih, kamu masih memiliki aku. Aku mencintaimu dan aku akan menemanimu seumur hidup. Alex, di dunia ini hanya aku seorang yang mencintaimu untuk selamanya. Lupakan saja wanita yang hanya bisa melukai hatimu itu.” Linda melemparkan dirinya ke tubuh Alex dan memeluknya, ada sedikit hasrat menggebu yang ingin segera ia dapatkan.

“Tapi—” Alex menunduk dan menatap Linda, sorot matanya menjadi dalam, “Bukankah kamu mau pergi ke London? Aku juga pernah melukaimu. Lebih baik kamu tidak usah memberikanku kesempatan lagi, aku tidak pantas mendapatkannya.”

“Tidak, tidak, tidak. Alex, tentu saja kamu pantas. Selama kamu masih menginginkanku, aku akan segera kembali ke pangkuanmu. Entah sebagai selingkuhan maupun hanya sebatas teman, baik kamu mencintaiku atau tidak, semuanya tidak masalah. Aku tidak akan pergi ke London.” ujar Linda dengan tergesa-gesa dan memeluk Alex dengan putus asa. Kedua matanya membelalak besar, perkataan dan ekspresinya benar-benar bertolak belakang.

Melihat perubahan raut pada wajah Linda, hati Alex merasa muak dan kecewa. Linda yang sekarang benar-benar telah berubah menjadi seorang monster. Entah apakah waktu yang membuatnya menjadi seperti ini atau justru dirinya yang menyebabkannya. Sekarang, Alex tidak bisa tidak mempercayai ucapan Nico.

Alex lalu kembali teringat dengan perkataan Nico yang mengatakan bahwa ada rahasia Tania di tangan Linda. Kalau begitu, lebih baik Alex menuntaskannya. Ini mungkin bisa sedikit membantu Tania. Alex pun memeluk Linda, “Linda, kamu memang yang terbaik. Diantara begitu banyak wanita yang datang dan pergi di dalam hidupku, hanya kamulah yang mencintaiku sampai mati. Aku sangat menyesal tidak menginginimu.”

Perkataan mesra yang dikatakan Alex secara gamblang dan tanpa henti membuat Linda dengan agresif mengarahkan kepalanya, “Alex—, kamu tidak terlambat meskipun baru menyadarinya sekarang.” Linda menyodorkan bibirnya yang merah untuk mencium Alex.

Alex sontak menjauhkan kepalanya, “Hari ini aku ingin minum-minum, apakah kamu mau menemaniku?”

Sepercik sinar aneh berkilat di sorot mata Linda dan ia berkata dengan kebohongan, “Tentu saja boleh, anggurmu sudah dari awal aku pesankan.” Linda mengambil secara kasar botol whisky yang ada diatas meja dan menyodorkannya ke pinggir bibir Alex. Seorang pria baru bisa lebih memahami kebaikan seorang wanita apabila di atas kasur.

Alex tertawa ringan dan menolak botol anggur itu, “Hari ini aku tidak ingin minum whisky, aku ingin minum yang lebih keras.” Firasat Alex mengatakan, sepertinya ia lagi-lagi akan berada di atas kasur dengan Linda saat sadar kalau ia menenggak botol itu. Alex tidak bisa berhenti curiga tentang bagaimana ia bersama Linda naik ke atas kasur dua tahun lalu. Apakah mungkin karena di dalam anggur itu ada bahan... “Boleh juga!” Raut Linda terlihat sedikit kecewa. Tapi kalau ia bersikeras memaksa Alex untuk meminum anggur ini, ia takut akan membangkitkan kecurigaan Alex. Lagipula kalau mereka minum sampai mabuk, akibat dari anggur juga bisa menuntun mereka untuk sampai ke hal yang Linda inginkan.

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu