Terpikat Sang Playboy - Bab 266 Memiliki Hubungan Yang Erat !

Kemudian Tania dipindahkan ke bangsal, mengganti pakaian pasien, dan di rawat di rumah sakit.

"Dokter mengatakan bahwa kamu mengalami sedikit gegar otak, dan harus di rawat di rumah sakit selama dua hari, tetapi dia juga mengatakan ini hanya akan diamati saja. Jika tidak ada masalah, kamu dapat keluar dari rumah sakit. Jangan terlalu khawatir untuk itu." Siska duduk di sisi tempat tidur untuk menghiburnya.

"Aku merasa jauh lebih baik sekarang. Mungkin tadi aku hanya terkejut saja." ujar Tania. Dia tadi melihat dokter mengangkat telepon, dia berpikir seharusnya Nico lah yang memberitahunya, dan dia tidak tahu apa yang dikatakan oleh pria itu di telepon, setelah itu dokter melihatnya sambil tersenyum.

Vincent berdiri di samping tempat tidur dan menatapnya. Ketika dia berbohong, ekspresinya selalu tidak wajar.

"Oh iya, kalian pergi lihat kakak ipar sana, aku tidak apa-apa, tidak perlu menemaniku. Kakak ipar Dia tiba-tiba pingsan dan aku sangat mengkhawatirkan nya" Tania tiba-tiba teringat, dia mengatakan itu dengan cepat dan cemas. Sebenarnya dia tahu bahwa kakak iparnya pingsan karena ia terkejut.

Ayah Tania mengelus rambutnya"Apakah kamu tidak masalah ditinggalkan disini sendirian? atau biarkan ibumu disini untuk menemanimu?" Dia tidak mengatakan untuk membiarkan Vincent menemaninya, karena dia tahu bahwa dia akan merasa tidak bebas.

"Kok aku yang menemaninya? Jika harus ditemani maka seharusnya Vincent yang menemaninya. Kamu ini benar-benar tidak bisa bicara." Siska sangat ingin membuat mereka kembali bersama.

Tania dengan cepat berkata "Menurutku kalian semua seharusnya pergi melihat kakak ipar, dan tidak perlu ada yang tinggal disini. Kalau tidak, kakak akan berpikir bahwa kalian hanya peduli padaku dan tidak peduli dengan istrinya." Dia memutar otaknya untuk mencari alasan, dia ingin mereka semua pergi, kemudian menelpon Nico, dan kemudian mengirim pesan teks untuk Alex, sehingga dia tidak berpikir sembarangan.

"Ini——menurutku Vincent tidak perlu pergi, takutnya nanti kamu ingin minum air, jika dia disini, ibu tidak perlu khawatir” Siska masih belum menyerah, dia berpikir untuk memberikan mereka lebih banyak waktu untuk bersama, mungkin itu dapat membuat perasaan mereka menyala kembali.

"Benar-benar tidak perlu, Bu ——" Tania seakan-akan sampai mau memberikan hormat padanya.

"Kalau begitu, biarkan Vincent memilihnya sendiri, jika dia ingin tinggal bersamamu, maka kamu tidak dapat menolaknya." Siska langsung mengatakannya, dia berpikir seharusnya Vincent akan memilih untuk menemani putrinya.

Vincent tersenyum ringan di samping dan berkata dengan datar, "Aku pikir aku lebih baik pergi melihat Levita terlebih dahulu. Bagaimanapun, dia adalah istri Johan. Aku harus pergi dan melihatnya" Dia berkata lalu menghadap ke Tania. Ia membungkukkan pinggangnya dan menarik selimutnya keatas "Ini sudah masuk musim gugur, hati-hati masuk angin, kamu istirahatlah yang baik."

Tania merasakan keasaman dihatinya,ia menundukan kepala "Baiklah! Terima kasih!"

"Tidak perlu berterima kasih!" Vincent berdiri tegak dan berjalan keluar dari bangsal.

"Kamu ini gadis yang sangat bodoh,jika kamu melewatinya, maka kamu akan menyesal seumur hidup, betapa baiknya pria itu, oh——" Siska melihat penampilannya yang begitu sopan, sungguh menyedihkan, ikan didepan mulutnya akan menghilang begitu saja.

Ayah Tania memgangkatnya"Kamu jangan terlalu banyak bicara, karena kamu sembarangan ikut campur, Vincent jadi merasa lebih sedih. Ayo jalan, pergi melihat menantu kita." Dia menyeretnya keluar dari bangsal,naik ke lantai atas bersama dengan Vincent.

Tania menghela nafas, hanya ayah yang mengerti dia!

Dia mengerti bahwa walaupun dia dan Vincent bukan lagi sepasang kekasih, tetapi mereka tidak mungkin tidak bertemu, memotong cinta tidak serta merta memotong segalanya, Dari generasi ibu dan ayahnya, mereka ditakdirkan untuk memiliki hubungan dekat. Berdasarkan kemampuan kakaknya dia tidak mungkin duduk diposisi yang begitu penting seperti sekarang. Vincent juga seperti sedang berbisnis dengan keluarganya. Semuanya ini di awali oleh kesalahpahaman sebelumnya, dan juga membuatnya memiliki hubungan erat dengan keluarga Tania.

Di kedepannya, ia akan tetap muncul di kehidupnya, mereka harusnya belajar untuk beradaptasi akan itu, jika tidak, setiap kali bertemu pasti akan terasa sangat tidak nyaman.

Setelah menghela napas, dia teringat akan hal yang harus dilakukan nya, ia turun dari tempat tidur, mengeluarkan ponsel dari saku pakaiannya, setelah menghidupkan ponsel, dia melihat panggilan telepon dari Alex. Awalnya dia ingin menelpon Nico, tetapi tangannya seperti tidak mendengarkannya dan ia pun menekan tombol telepon balik.

Setelah sadar akan perilakunya itu, dia agak menyesal, tetapi sudahlah, itu sudah terlanjur.

Alex sudah berada di tengah jalan, mengetahui itu adalah telepon dari Tania, hatinya yang dingin itu menjadi terasa agak sedikit hangat. Dia mengangkat teleponnya, lalu ia tidak tahu apakah harus mengatakan kata-kata manis atau memarahinya. Perlu diketahui, pertengkaran mereka merupakan sebuah kebahagiaan baginya.

"Akhirnya ada orang yang ingat untuk menelpon kesini" dia menahan emosinya itu, ia menggunakan nada bicara acuh tak acuh.

Ketika dia mendengar suaranya, dia ingin terbang langsung ke pelukannya. Dia merasa tidak berguna dan ingin menangis, "Ibumu, apakah dia baik-baik saja?"

"Tidak apa-apa, aku akan berbicara padanya, kita pasti akan balikan, percayalah padaku, sebenarnya itu tidak terlalu sulit, jadi kamu jangan mundur, kamu tahu betapa khawatirnya aku sekarang, aku takut kamu melarikan diri lagi, aku benar-benar sangat takut" Dia berkata dengan terus terang padanya, perasaannya sekarang merasa itu sangat memalukan, tetapi dia tetap mengatakannya.

Alex adalah orang yang sombong, dapat membuatnya mengakui ketakutannya, itu adalah hal yang sangat sulit, tetapi dia mengatakan itu kepadanya. Dan itu tiba-tiba membuatnya merasa lebih mengejutkan dibandingkan ia mengatakan bahwa ia mencintainya.

"Aku——" Tania menekan dadanya sendiri, dan berkata dengan tulus "Aku bersumpah padamu, aku tidak akan mundur, aku mencintaimu!"

Dibagian telepon sana, tidak terdengar suara bicaranya lagi, hanya terdengar suara nafasnya yang terengah-engah dan begitu bersemangat. Setelah dua menit berlalu, dia kembali tenang"Kata-kata ini adalah kata-kata terbaik yang pernah aku dengar,Bisakah kamu mengatakannya lagi? "Dia menginjak pedal gas dan menyertir mobil lebih cepat. Dia ingin melihatnya mengatakan itu di depannya.

"Kamu ini menyebalkan sekali. Kata-kata seperti ini mana bisa diucapkan terus di mulut" Tania agak sedikit malu "Sudahlah, aku tidak mau bicara lagi denganmu, aku masih ada urusan lain." Otaknya dibuat pusing oleh kata-kata cinta. Tanpa sengaja ia mengatakan itu keluar.

"Sudah malam seperti ini, Apa yang ingin kamu lakukan?"Ujar Alex, dia menelpon Nico, dan mengatakan itu harus dirahasiakan, hal apa yang sebernya diam-diam ia lakukan.

"Mau pergi mandi, apa tidak boleh? sudah, sampai di sini dulu" setelah mengatakan nya Tania pun ingin menutup teleponnya.

"Tunggu dulu! Kamu bilang mau mandi? kamu sekarang dirumah?" Alex sudah menyetir sampai di sekitaran rumahnya, pulang begitu saja, dia agak sedikit tidak rela.

Tania tidak ingin dia tahu dia berada di rumah sakit, lebih tidak ingin lagi melihatnya berhubungan lagi dengan Linda, jadi dia terpaksa berbohong"Iya! aku sekarang sedang di kamar."

"Kamu pergi mandi sana, mandinya yang bersih yah, aku akan menutup telepon" Ujar Alex, lalu ia menutup teleponnya.

Dasar, di telepon saja ia masih bisa menggodanya! Tania mengalihkan ponselnya dari telinga, lalu segera menelpon Nico, setelah berdering sesaat, ada yang mengangkat teleponnya"Nico, karena tadi aku tidak bisa menelponmu, jadi aku hanya mengirimkan pesan untukmu. Terima kasih kamu telah menelpon dokter itu, sekarang kamu ada dimana?"

"Jangan terlalu sungkan denganku, bukannya kamu memintaku untuk mencari Linda? sekarang aku baru sampai di area dekat rumahnya"Nico menyetir mobil masuk ke dalam.

"Sungguh? jika dia berada di rumah, kamu harus segera menelponku, dan aku akan segera datang" Tania berinisiatif untuk pergi, ia tidak bisa membiarkannya mengaturnya dan mengintimidasi nya lagi.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu