Terpikat Sang Playboy - Bab 127 Aku Mohon Pulang Bersamaku！

"Linda, saya tidak membuat kamu seperti perempuan itu, hanya saja kemarin saya benar-benar tidak jelas, saya juga tidak ingin menyakitimu, saya mengerti" Alex paling takut dan paling kesal wanita menangis, sekali menangis, kepala semakin sakit, seperti memperkosanya kemarin.

"Saya mengerti, saya bagaimana tidak mengerti, tetapi, saat kamu menimpa saya, saya bisa merasakan, kamu masih menyukai saya, kamu mana bisa memberi sama kesempatan, membuat saya diam di sebelahmu, sebagai wanita, kalau kamu tidak cinta juga tidak apa-apa, saya hanya ingin setiap hari melihatmu, setiap hari dapat memelukmu, hanya sedikit kamu tidak dapat memberi saya" Linda menangis, dia dipeluk Alex dan berdiri di samping tempat tidur.

Alex menariknya "Linda, jangan begini, kemarin saya yang salah, saya tidak seharusnya setelah minum sembarangan, kita sudah lama berteman, saya tidak sengaja melukaimu, juga tidak mencintaimu, juga tidak akan membuatmu seperti mainan, saya pergi, jika kamu tidak dapat melupakan, kamu berhenti saja, saya mengizinkan."

Setelah berbicara, dia membalikkan tubuhnya lalu pergi.

"Baiklah ——, bisahkan dengar saya sebentar?" Linda dari belakang berteriak.

Alex menghentikan langkahnya, tidak berbalik "Bicaralah."

"Saya dengar kata orang, Tania dan Vincent kemarin balik dari Itali, berdua dengan gembira dan dekat keluar dari bandara, dia sudah mencampakkanmu, tetapi kamu, masih disini karena dia hancur dan mabuk, bagaimana hati kamu tidak benci dia, pernikahan kalian sudah tidak dapat dilanjutkan, saya tahu dari pihak wanita, masalah paling berat apa, kalau kamu benci dia, kamu seharusnya bersama dengan saya, walaupun hanya sandiwara, baiklah——, kamu harus membalasnya sebelum cerai, ini adalah kehormatan laki-laki, tidak perlu" Linda tahu karena ini Alex benci dan sakit, jadi menggunakan kata-kata menggertak dia, saat ini laki-laki, tidak punya akal sehat.

Mata Alex penuh dengan kebencian seperti tornado, tidak pernah seperti itu sebelumnya, tiba-tiba, matanya memerah dan gelap seperti darah.

Dua hari lagi natal, di jalanan penuh dengan Santa Clause.

Tania mengikuti mama dan tante pergi ke pasar membeli barang, mereka juga sebisa mungkin membawa dia ke tempat yang ramai, tidak beli sesuatu, jalan-jalan juga baik.

Kembali ke rumah, Tania melihat di depan pintu ada mobil berhenti, milik Alex, hatinya khawatir, ternyata dia datang.

Senang dan khawatir, hatinya ingin melompat, tangan kakinya bergetar, otaknya panas, keadaan sangat kacau.

"Tania, jangan takut, kita pergi lihat, belum tentu di hukum, kamu tidak mungkin mudah memaafkannya" Levita menutup mulut Tania dan berbicara di kupingnya.

"Pergi dahulu liat-liat" Siska tegang, berjalan di depan.

Di ruang tamu, Alex dan Nico duduk disana, Ayah Tania duduk di sofa.

Melihat Tania dari luar kembali, Nico berdiri, tersenyum dan berkata "Kakak, kamu kembali."

Tania melihat dia tersenyum, walaupun dengan Alex bertengkar, tetapi hubungan dengan Nico masih baik.

"Kalian kemari untuk apa? berdiskusi tentang cerai?" Siska menarik tangan Tania dengan sombong duduk di depan Alex, seperti menjaga anak ayam.

Alex dengan elegan duduk dan tersenyum, Nico menggantikannya, segera "Tante, kamu salah paham, bagaimana cerai, kakak saya beberapa hari ini baik-baik menyadari kesalahan, dia juga sadar tidak seharusnya mendorong kakak, tidak mengusirnya, kamu lihat terus bertengkar, membuat masalah semakin berantakan, padahal bukan hal besar, menurut Anda iya, jadi, saya ingin membawa kakak pulang, malam ini akan diadakan malam natal, keluarga dekat, rekan kerja, pemerintah semua datang, kakak, kembali bersama kita."

Tania berbicara dalam hati, dia tidak menyangka Alex datang untuk membayar kejahatannya.

"Bagaimana tidak ada wanita, bukannya di rumah ada dua, untuk apa Tania pergi, ingin menjahatinya lagi?" Siska dengan sinis berbicara.

Saat itu, Alex berbicara "Ma, Anda tenang, istri saya yang dulu, sudah saya kirim ke Prancis, dia tidak akan kembali, ibu saya, dia juga setuju setelah ini dengan Tania menyelesaikan masalah baik-baik, saya kali ini sangat menerima dia kembali ke rumah."

"Benar, kakak, kali ini dia menyadari kesalahannya, maafkan dia sekali" Nico di sampingnya membantu membujuk, Hari ini Alex meminta dia membantu membawa Tania pulang, dia langsung setuju, dia juga tidak ingin mereka cerai.

Siska dengan suaminya saling menatap, pada akhirnya melihat anaknya.

"Anakku, kami menghormati pilihan kamu, kamu sendiri yang mengambil keputusan" Ayah menepuk pundak Tania.

Tania mengangguk ke Alex, dia masih seperti dulu, tidak berubah, sekarang ada dua jalan di depan, dengan dia pergi bersama, atau sebaliknya.

"Tania, kemarin adalah salah saya, saya tidak ingin kehilangan kamu, kembalilah dengan saya, oke?" Muka Alex penuh dengan harapan, dengan tulus memohon.

Tania adalah orang yang lembut, jika orang lain keras kepadanya, dia tidak menyerah, tetapi dengan omongan yang begitu lembut, dia juga langsung melembut.

Juga, dia tidak pernah melihat Alex sangat ramah.

"Apakah saya harus berlutut supaya kamu dapat kembali ke rumah, Tania ——“ Walaupun Alex melihat dia tidak berbicara, tetapi sifatnya melembut, kembali membujuk.

"Kakak, setuju saja, hati kalian sama, tidak perlu saling menutupi, saya mewakili keluarga, juga dengan tulus meminta" Nico di sebelahnya membantu.

Keluarga Tania semua posisi sangat rendah, sangat tulus, juga melembut.

Tania terdiam, menatap muka Alex, tidak natural berbicara "Bukannya kamu bilang ingin pulang, kalau begitu——, ayok pergi."

Dia sangat bodoh, tetapi dia sangat merindukannya, setiap hari setiap malam, rindu seakan kehilangan dia, hatinya sakit seperti ingin mati, sangat kesal kepadanya, juga berjanji ingin cerai, membuat dia menyesal, membalas dia, tetapi saat dia di depannya, ketika dia membentangkan tangannya, dia masih ingin bersatu dengannya.

Dia sangat merindukan sampai dampat mencium bau tubuhnya, merasakan kehangatannya, seperti satu-satunya harapan hidup.