Terpikat Sang Playboy - Bab 139 Semua orang Tidak Nyaman, Tidak Ada Kata Untuk Menemukan Kata!

Kali ini mereka melihat jarak keadaan, semua tidak buta, tetapi seperti buta.

Nico dan Martin datang duluan, saat itu melihat meja Vincent, Nico ada firasat tidak baik, hatinya berpikir memesan meja besar, banyak peralatan makan, tidak mungkin satu orang makan, lalu dia dengan keluarga Tania sering jalan bersama, lalu, mengundang keluarga besar, dan membuat dia tidak menyangka, Alex membawa Linda datang, juga tidak mengira, kakak ipar dengan Vincent masuk bersama.

Hari ini makanan tahun baru pasti tidak menggugah selera, sesaat dia tidak mengerti, kenapa saling cinta, bisa orang luar, bukan sesama.

"Vincent, kamu pesan sayur apa, makanan kesukaan saya?" Tania melihat semua tidak berbicara, jadi memulai pembicaraan, suasana aktif, mereka begini membuat dia tidak enak, walaupun sudah jalan di arah yang berbeda, tidak tersesat.

"Menu disini, kamu lihat" Vincent tersenyum memberi menu, sangat percaya diri dia suka.

Tania membolak balik dan melihat "Ng! Lumayan, saya suka semua, pintar."

"Kamu bisa saja, pastinya, dengan kamu berhubungan 3 tahun, dia pasti mengerti kamu, kamu suka apa pasti dia tahu" Levita bergosip dan tersenyum, dia benci melihat meja sebelah.

"Tidak juga, waktu itu dia bawa saya makan mie pedas, membuat saya kaget, jadi, masih banyak yang harus dimengerti" Vincent menatapnya dengan dalam.

Tania ketawa kecil, membatasi pandangannya, menundukkan kepala tidak berusara, dia hanya ingin membangun suasana, mencari pembicaraan, tidak menyangka pembicaraan jadi seperti ini.

"Tidak terpikir seseorang masih dapat malu."

Astaga! Pandangan kakak ipar, dia malu?! Tania tidak dapat berkutik.

Ayah Tania dengan Siska tersenyum, Johan juga tersenyum mendorong kepala istrinya, meja mereka suasananya menjadi lebih baik.

Meja sebelah sangat dingin, Nico tidak puas Alex membawa Linda, kalau bukan karena tahun baru, dia sangat ingin mengusirnya.

Martin menjadi teman baik mereka bertiga, dia karena paling susah, juga dengar, Nico dan Linda sudah memutuskan pertemanan, sangat tidak senang, Linda dapat pergi bersamanya, dia juga sangat heran, menjadi teman sangat lama, walaupun mengerti maksud Linda, tetapi tahu Alex tidak mungkin suka kepadanya, tidak sangka, mereka jalan bersama.

Tetapi sekarang sudah cerai, semua sendiri, bagaimanapun bisa.

Meja sebelah berbicara sampai Alex dapat mendengar, dia tidak ada ekspresi, menjadi kesal, tetapi dia sudah tidak ada hak berbicara.

"Martin, kita berempat, tidak perlu memesan terlalu banyak" Linda seperti kakak berbicara, Alex mukanya tidak baik, Nico tidak berekspresi, meja sebelah ada mantan istri, sebenarnya, dia ingin pergi.

Tetapi Linda tidak berhenti, dia juga belajar Tania melihat menu, juga memuji ke atas pundah Tania "Baiklah, kamu sangat baik, memesan yang semua saya suka, saya sangat cinta kamu."

Martin tersenyum, melihat lembutnya Linda, kegiatan ini, membuat bulu kuduknya naik.

"Maaf, perut saya tidak enak, di kamar mandi muntah" Nico tidak kuat, berdiri dan pergi ke kamar mandi.

Linda mukanya tidak baik, kesal melihat Nico pergi, Alex berbicara kepadanya, masih tidak membalas, tidak mendorongnya, juga tidak memeluknya.

Martin menyesal setuju dengan Linda membalas Alex, membuat dia berdiri, awal tahu dia sangat suka ombak, mendingan kakak adik bertiga dengan gembira makan malam, dahulu dia tidak begini, sekarang berubah banyak, sedikitpun tidak lucu.

Tubuh Tania disini, tetapi pikirannya semua ada di sebelah, mendengar suara Linda, nafasnya tersendat, dada terasa sesak, dengan pernikahannya, dia paling sakit karena Linda, jelas-jelas berbicara tidak ada hubungannya tetapi akhirnya menyerah, mencari wanita lain.

"Sebentar lagi makanannya datang, saya pergi ke toilet, segera kembali." Tania tersenyum dan berdiri, pelan-pelan pergi ke toilet.

Alex pandangannya menuju dia, mulutnya bergetar.

Tania melangkah maju, melewati tempat cuci tangan, melihat Nico, pandangannya bertemu.

"Kakak ipar, akhir-akhir ini baik?" Nico menggunakan lap, tersenyum.

"Nico, saya bukan kakak iparmu, panggil saya Tania, kamu lihat saya seperti tidak senang" Tania balik tersenyum, jika semua panras menerima terima kasih, dia selalu baik, jadi tidak bertengkar.

"Kelihatannya lumayan, kita bisa tetap jadi teman."

"Itu pasti! Kalau tidak memanggil kamu teman dekat, saya bisa rugi, tetapi lebih baik tidak di depan dia, kamu tahu dahulu sangat kacau" Tania tenang, bicara tentang maslaah berat.

Nico mengerti senyumannya "Saya mengerti, tetapi saya bertanya, kamu dengan Vincent, bersama?"

Tania ingin mengatakan yang sebenarnya, tetapi memikirkan, dia dengan Alex saudara, sangat sulit meyakinkan dia tidak memberitahunya, jadi, dia berbicara "Mungkin——"

Nico tersenyum terpaksa, lalu tersenyum lagi "Begitu! Selamat, kalau ada waktu cari saya makan, jika perlu bantuan, silahkan bicara."

"Ng! Pasti, saya ingin ke toilet, lain kali bertemu" Tania masuk ke toilet.

Nico di depan pintu, bernafas ringan, membalikkan badan, hatinya mengerti, ada hal yang selamanya tidak mungkin.

Linda melihat Nico, sibuk berjalan, Martin heran dan bertanya "secepat itu kering?" tadi air tidak sengaja tertumpah ke atas tubuhnya.

"Saya meminta pelayan tisu kering, melapnya" Linda mengambil tisu di tangannya, teringat Nico dan Tania berbicara, senyum dingin, wanita yang tidak disukai Alex dia mau lihat? Heng, dia tidak akan membuatnya lancar, dia tidak akan membuat Tania punya kesempatan di sekeliling Alex, menurutnya, seperti sebuah ancaman.

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu