Terpikat Sang Playboy - Bab 164 Melamar!

Di dalam pikirannya masih terngiang, kata-kata kasarnya, tatapan matanya saat itu, seperti membekas tak bisa hilang dari pikiran dan dalam hatinya.

Hatinya sakit sekali, sebelumnya tidak pernah ada orang yang menyakiti hatinya hingga seperti ini.

Segala yang di ucapkannya begitu serius, membuatnya tak bisa mencari celah kebohongan darinya sedikitpun, dia masih mengira mereka setidaknya dulu pernah saling mencintai, walaupun setelah itu dia dengan tega menyakitinya, tapi di dalam hatinya, dia sungguh berpikir kalau cinta itu telah tiba, hari dimana ibu dan Stella belum hadir di kehidupannya sekarang, dan semua ini benarkah hanya kebohongannya saja, ekspresi bahagia dari wajahnya, ini juga hanya kepalsuan belaka?

Hehe, , ,

Tania, kamu sungguh tega, tega sekali, membuat rasa rindu yang sudah di tahannya selama satu tahun ini menjadi sesuatu aib yang gelap dan memalukan.

Rasa bersalah yang pernah ada, pelan-pelan kembali membentuk sebuah dendam, karena ada cinta baru bisa menghasilkan benci, karena terlalu cinta, membuat rasa benci semakin dalam, sikapnya padanya membuatnya jatuh terpuruk, dan dirinya di tengah kegelapan ini terlihat begitu menyeramkan.

Hatinya tak merasa excited lagi, ketika dia hampir terjatuh di lubang kematian, Tania-dia dengan orang lain dengan santai tanpa bersalah pergi meninggalkannya, dan nyawanya tentu tidak pendek, sesulit apapun keadaan takkan bisa membunuhnya, semua ini karena tuhan ingin membuatnya melihat dengan jelas sikapnya yang tak berperasaan padanya, dan dia berusaha setengah mati untuk memutuskan hubungannya dengannya, dan menikah dengan orang lain, sungguh sangat menjijikkan, dia tidak akan pernah melepaskan dan mengampuninya.

1 bulan kemudian.

Toko yang di buka Tania mulai beroperasi, dia membuka sebuah toko fashion baju merk terkenal high class, baju itu dia sendiri yang membawanya pulang satu-satu dari Paris, dia juga membuat kontrak dengan beberapa stylist baju yang berumur muda, berharap bisa bekerja sama dalam waktu yang panjang, dan dengan seperti ini, bajunya akan memiliki khasnya sendiri, dan tidak akan sama dengan punya orang lain.

Di bidang ini dia lebih mengerti, minat para kalangan dari yang berumur hingga anak muda, minat mereka tidak jauh dari baju yang elok, cocok, juga mau melihat model terbaru tidak ketinggalan jaman.

Di tokonya ada 4 pelayan, di tambahnya total ada 5 orang, semuanya adalah para wanita yang seumuran.

Karena tempat tokonya yang strategis, jadi awal buka, bisnisnya sudah langsung lancar, setiap pelanggan yang datang, Tania akan dengan sangat sopan melayaninya, membantunya memilih baju, dan paling penting, dia tidak akan memakaikan pelanggannya baju yang berlebihan tidak sesuai dengan tubuh pelanggan, kalau memang di pakai tidak bagus, dia akan dengan sangat hati-hati dan menyarankan pelanggan untuk mencoba baju lainnya.

Perubahan aktivitas dalam kehidupan sehari-harinya, pagi pergi ke toko, lalu seharian disana dihabiskan dengan melayani para pelanggan, di waktu kosong dia akan main permainan online ataupun buka media sosial, di malam hari ada Vincent yang membawanya pergi makan di restoran dekat toko ataupun pulang ke rumah makan, kehidupannya hanya di ketiga garis ini, kehidupan yang tenang seperti sebuah batu besar yang di hempaskan di pantai dan menghalang ombak yang datang.

Di dunia ini, tidak terhitung ada berapa banyak orang yang juga menjalani hidup seperti ini, sederhana tapi juga terasa cukup, dan dia sebentar lagi akan terbiasa dengan kehidupan tentram seperti ini.

Dia seperti lupa kalau Alex masih di rumah sakit, dan tidak pernah sekalipun pergi ke sana menjenguknya, dia telah berusaha setengah mati menghapus nama Alex dari hati dan pikirannya, sekalipun bertemu di dalam mimpi, dia akan dengan cepat menyadarkan diri, tidak terlena akan mimpi dan segala tentang Alex.

Dan disaat itu, dia akan merasa semua ini terasa begitu sulit.

Di rumah sakit, Alex setiap sadar, dari yang antusias kembali merasa kecewa, hingga akhirnya tidak lagi menunggu, hatinya sudah terluka dan membekas, dia sudah pernah bilang kalau dia tidak akan datang lagi. Dan keluarga Tania melihat sikap normal Tania yang sekarang merasa tenang.

Vincent di beberapa waktu ini terlihat begitu misterius, tidak tahu lagi sibuk mengerjakan apa, di sore hari sangat susah menjumpainya, dia seperti sedang merencanakan sesuatu.

Seharian ini, bisnis penjualan di tokonya maju dan meningkat dengan pesat, mood Tania menjadi sangat baik, dia dengan tersenyum melihat hasil nominal penjualan hari ini, dalam hatinya merasa begitu bangga.

“Penjualan hari ini sangat baik, setelah menutup pintu, kita pergi makan bareng ya.” Ujar Tania pada pelayannya dengan senyum yang mengembang.

4 pelayannya langsung berteriak kegirangan.

“Bos, kita pesan makan yang enak ya, aku ingin makan seafood.”

“Tidak masalah, kalian pilih tempat, setelah itu kasih tahu aku dimana, dan ini semua hitung-hitung traktiran untuk kerjaan kalian hari ini.” Tania dengan terlihat dermawan menundukkan kepala memgambil kalkulator kembali menghitung.

Para pelayan berkumpul saling berdiskusi, kerja bersama bos seperti ini, hari-hari sungguh terasa begitu sempurna, dan ini membuat iri pelayan di toko sepatu sebelah.

Malam pukul 9 selesai menutup pintu toko, 5 wanita ini baru saja mau pergi makan, sebuah badut besar berbentuk hati menghalangi jalan mereka, dan badut berbentuk hati ini di depan mereka bergoyang ke kiri dan ke kanan.

“Apa ini, hatinya——” Seorang pelayan dengan terkejut tertawa.

“Ini lagi mau bagiin selebaran kah, di depannya seperti lagi ada acara.” salah satu pelayan melihat jauh ke depan, “Biasanya ada badut sebesar ini, sengaja untuk membagi selebaran dan mengundang pelanggan masuk ke dalam toko.”

Badut hati berwarna merah api loncat ke depan Tania, dengan bergaya gentle man merendahkan pinggang, lalu mengulurkan tangan di depannya.

“Bos, dia sedang mengundangmu, yuk kita kesana.” Ujar pelayan Ani dengan excited menarik tangan Tania.

“Apa sih ini.” Tania tertawa tak habis pikir, dan dengan setengah hati menyerahkan tangannya pada badut hati, juga pelayan di sisinya tidak berhenti mendorongnya, dan terakhir ke 4 pelayannya, dengan sekuat tenaga memberikan tangannya pada sang badut.

Baiklah, kalau memang seperti ini, dia juga ingin melihat badut ini akan membawanya kemana, Tania juga mulai merasa penasaran.

Di bawah bimbingan badut, Tania berjalan mengikutinya melewati 2 jalan raya, dan disini bukannya jalan yang paling dipadati orang-orang kan, tapi di depannya terlihat gelap, tidak ada suara sedikitpun, kalau badut hati ini tidak memiliki cahayanya sendiri, dia mungkin akan kesulitan melangkah, dan pelayan di belakangnya juga tidak tahu pergi kemana.

“Hey——, kamu mau membawa aku kemana?” Tanya Tania dengan curiga, dia bukannya takut, cuma merasa agak berbahaya dan janggal.

Badut itu tidak bersuara, dan cahaya di tubuhnya tiba-tiba hilang, tangannya melepaskan tangan Tania, dan yang membuat keadaan semakin menyeramkan, tanah yang dipijaknya mulai bergoyang.

“Ah——” Berdirinya tidak seimbang, dia jatuh di tanah, oh tuhan, gempa.

Dari atas kepalanya terdengar bunyi yang amat besar, dia dengan takut mengangkat wajahnya dan melihat ke atas langit, ada banyak seperti semburan api di tembak ke arah atas langit-

......

Pikirannya seketika terputus.

Dia berdiri, dalam hati berpikir, yang tadi mungkin saja hanya balon udara.

Dia baru saja berpikir ini, dan dari 4 sudut tempatnya berdiri menyala lampu-lampu yang begitu terang, dan hampir saja membuatnya jantungan, setelah berdiri agak lama di kegelapan, dan tiba-tiba melihat lampu terang yang menyala, dia dengan reflek memejamkan matanya.

“Buka matamu.” Suara yang jernih dan bergetar juga familiar terdengar begitu lembut di telinganya.

Ketika dia membuka mata, dan melihat semuanya, mulutnya menganga hingga satu buah telur besar bisa masuk ke dalamnya, oh tuhan, ini sungguh gila sekali.

Semua dinding di bangunan besar, membentuk gambar lautan bunga, dengan efek 3D, mawar putih seperti hendak terbang keluar dari dinding bangunan, di bawah ada banyak orang, di tangan mereka memegang balon dengan 5 warna, kalau di lihat dengan teliti, semua itu 3 huruf dan huruf itu adalah “Aku cinta kamu”.

Dan mereka sekarang sedang duduk di atas balon udara yang besar, disisinya dihiasi dengan renda, seperti dunia khayalan dan membuat orang tidak bisa mempercayainya.

Vincent dari belakang badannya mengambil kotak cincin putih, berlutut di hadapannya, membuka kotak, dan mengeluarkan cincin yang begitu bersinar dari dalamnya.

“Menikahlah denganku.” Ucapnya dengan tatapan dalam dan begitu lembut.

“Terima, terima, , ,” Orang di bawah berteriak histeris, suara mereka sungguh bisa membuat telinganya tuli.

Dan di tempat lainnya, Linda dari luar buru-buru masuk ke dalam, dengan cepat menekan tombol power tv, “Bolehlah——, cepat lihat ini.”

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu