Terpikat Sang Playboy - Bab 114 Memalukan!

"Istriku, kamu dengarkan aku dulu, itu adalah hal yang sudah lewat bertahun tahun, aku tidak ada perasaan dengannya, sekarang sudah menjadi masa lalu" Alex menjelaskan dengan gugup.

"Meskipun sudah lewat, itu juga pernah benar benar terjadi, hal yang penting seperti ini, tak disangka kamu tidak pernah bahas denganku" Tania baru tahu kalu dia sendiri adalah istri keduanya.

Kenyataan ini sangat membuat dia terkejut, dia tidak bisa menerima ini untuk saat ini.

Alex menggenggam tangannya semakin kuat, dia sangat takut kehilangan dia "kamu jangan marah, jangan sedih, tenang dan dengarkan aku dulu, aku tidak memberitahu kamu karena aku merasa ini sama sekali tidak perlu diomongkan, kita sekarang seperti ini bukannya baik baik saja, kamu harus percaya diri."

"Alex, menurut kamu hal ini tentang marah apa tidak, percaya diri apa tidak, kamu pernah menikah dengan perempuan lain, tapi kamu malah tidak membahas ini sedikit pun, ini maksdunya apa, aku telah menjadi orang bodoh, maksud kamu tidak perlu diomongkan, bagi aku itu adalah tidak menghargai, apa kamu mengerti" Tania ada seorang yang dibanggakan, perasaan yang ditipu, membuatnya merasa dia sendiri adalah seorang yang sangat bodoh.

Anlice dengan hina melihat gadis China ini yang sedang marah dengan anaknya, di matanya hanya gadis keturunan asli Perancis yang pantas untuk anaknya, gadis China yang rendahan ini tidak pantas, dia tidak mengerti kenapa anaknya sangat gugup demi dia.

Stella, perempuan yang dari tadi berdiri di belakangnya, dengan pelan menggerakkan bibirnya "Alex... Aku kira kamu akan mencari perempuan yang seperti apa, dia kelihatan biasa aja".

"Tutup mulutmu" Alex melihatnya dengan tatapan yang marah, sangat ingin membunuhnya.

Stella mendengus kesal.

Tania sangat marah, dia berdiri diam di situ, badannya gemetaran, hatinya terasa sangat berat.

Alex menoleh, menarik nafas dan melihat ke Tania "Istriku, maafkan aku, masalah ini aku yang bersalah, tapi sekarang bukan waktu untuk marah, kamu coba lihat di sini banyak orang, jangan bikin malu, kamu itu pintar dan tau cara mengatasinya."

Tania melepaskan kepalan tangannya dan mengepalkan tangannya lagi.

5 menit kemudian, dia melepaskan tangannya dari Alex, pada saat Alex dan Nico mengira Tania akan marah besar, Tania malah berjalan ke arah Anlice dengan tersenyum "Ma, kami datang ke sini untuk menjemput mama pulang ke taman kaca".

Muka Anlice menjadi semakin angkuh "Jangan panggil aku mama, kamu tidak pantas jadi menantu, Stella, berdiri disamping Alex, kamu belum pernah ke taman kaca kan, itu tempat yang sangat bagus".

"Oh ya, aku dari awal sudah pengen datang, si Alex yang tidak dari dulu tidak ingin membawaku ke sini, mami, aku saja yang membawa koper kamu" kata Stella dengan lembut.

"Biar dia saja yang membawa koper, dia sekarang adalah istri kedua Alex, kamu istri yang pertama, kalua tahu sopan santun harus lebih inisiatif" omongan Anlice sangat tajam dan menusuk.

Istri kedua! Tania sangat sensitif mendengar dua kata ini, Alex menarik tangan Tania tapi dilempar keras olehnya.

"Tante, aku saja yang membawa koper" Nico membawa koper yang ada di tangan Sattva "Nona Stella, kamu semobil sama aku saja".

Stella dengan keras kepala "Tidak mau".

"Stella, aku suruh kamu sama Alex, emangnya kamu mau istri keduanya menduduki tempat kamu" Anlice di sepanjang satu tahun ini sangat kesal pada anaknya yang memutuskan sendiri untuk menikah lagi, pada awalnya dia menceraikan Stella juga tidak beritahu apa apa, setelah cerai langsung pulang China sendirian, dia menyayangi anaknya, jadi dia mau memberi pilihan yang paling bagus untuk anaknya, termasuk istri.

Stella berjalan ke arah Alex dan menyentuhnya dengan pelan.

"Pergi!" Alex merasa otaknya sudah mau meledak.

"Tania merasa berdiri di situ sangat memalukan dirinya sendiri, tatapan yang ada di sekitar tertuju pada mereka, dia ingin melarikan diri, tapi dia tidak pernah melarikan diri dari masalah, karena ini bukan style dia.

"Ma, silahkan, mobil sudah menunggu di depan, dia tetap menggunakan kata kata yang sopan.

Dia ingin mertuanya mengerti, tidak peduli dia suka dengan istri pertamanya, tapi sekarang dia punya surat nikah dengan Alex, ada ikatan undang undang, suka atau tidak suka, ini adalah fakta.

"Ayo" Nico membawa koper di depan, dia sudah tidak bias membantu masalah ini lagi.

Anlice berjalan kedepan.

Stella langsung mendekati Alex, dia melepaskannya, dan dia mendekat lagi, di tempat umum, dia tidak mungkin memukulnya, kalua berbuat seperti itu ibunya pasti tidak akan memaafkannya.

Tania berjalan di sebelah, ada jarak antara dia dan Alex, hatinya sangat berat dan sakit, bahagia datang dengan cepat dan juga menghilang dengan cepat.

"Istriku..." Alex sambal melepaskan Stella, dan menarik Tania, tapi dia menghindari Alex semakin jauh.

Dia tidak ingin memalukan dirinya sendiri di bandara, merebut suami dari mantan istri, rebut dengan mertua, dia ingin mencari sebuah tempat untuk menenangkan dirinya.

Alex sangat pusing dengan masalah ini, dia tidak ingin merusak hubungan dengan ibunya dan tidak mau kehilangan tania, tapi Tania diam seperti ini, dia tahu tidak semudah itu untuk membujuknya.

Di luar bandara, salju semakin lebat.

Nico memasukkan koper ke dalam bagasi mobil.

Stella dengan cepat duduk di sebelah Alex, Anlice membuka pintu belakang dan masuk ke dalam, dan dia meletakkan tasnya di sebelah, dia tidak ingin Tania masuk ke dalam mobil.

Tania melihat ke arah Alex, tatapannya sangat menyeramkan, seolah olah dia ingin menggigitnya.

Alex tahu kalau dia sakit hati, juga takut dia marah besar, dan juga ibunya, dia memeluk Tania "Istriku, begini saja, kamu duduk dengan Nico, masalah ini akan aku urus, oke?"

Badan Tania menjadi kaku, dan tertawa keras "Kalau begitu aku harap kamu bias bersenang senang dengan mama dan mantan istrimu" dia mendorong Alex, dia berjalan ke arah mobil Nico dan masuk ke dalam,

Dia tidak menyangka menyuruhnya untuk memberi mantan istrinya tempat duduk, Tania kira dia akan menarik perempuan itu keluar dari mobil, dan memberinya sedikit harga diri, Tania adalah istrinya, istrinya yang sah, Tania itu apa, hatinya sangat sakit dan sampai tidak bisa bernafas.

Alex melihat perempuan itu duduk di sebelahnya, dia sangat sedih dan ingin menangis.

Nico menghembuskan nafas, dan jalan duluan, Alex menyusul.

Dua mobil itu satu di depan dan satunya lagi di belakang, karena saljunya sangat lebat, jadi nyetirnya lambat.

Tania melihat ke luar jendela yang putih penuh dengan salju, di dalam hatinya sakit sekali, dan dia tidak bisa menahan air matanya.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu