Terpikat Sang Playboy - Bab 218 Jangan Biarkan Kita Merasa Tidak Bahagia!

"Apa yang kamu lakukan....."

Tania bertanya, baru saja menolehkan kepala, tubuhnya sudah ditarik kedalam pelukan Alex, Alex memeluk Tania dengan erat, "Kenapa kamu berbohong, padahal dalam hati kamu merasa sangat tidak enak, kamu merasa keberatan, kenapa tidak mengatakannya secara terang-terangan."

Tania terkejut, berdiri disana tanpa mengatakan apapun, tidak mendorong ataupun memeluk Alex, Tania merasa sangat bingung, disatu sisi hatinya merasa sakit, tapi disisi lain hatinya juga merasa hangat dan mengharapkan cinta Alex, tapi Tania merasa tidak seharusnya dirinya mengharapkan cinta Alex lagi.

"Alex kamu, apa yang kamu lakukan, kamu melanggar...." Kata Tania sambil tergagap, kemudian dia mendorong Alex menjauh, dan sebelum selesai mengatakannya, perkataannya sudah dipotong oleh Alex.

"Jika melanggar, maka langarlah, Tania, apakah kamu merasa senang dan bahagia, aku beritahu kamu, aku merasa sangat tidak bahagia, merasa bahwa hidup ini tidak lagi memiliki arti apapun, aku masih ingin memelukmu seperti ini, ingin memandumu pulang dan mengurungmu didalam rumah, menggodamu, mengganggumu, walaupun hanya satu menit lebih lama untuk bersama denganmu seperti ini juga membuatku merasa sangat senang, aku sangat egois kan, kamu pasti mulai membenciku lagi kan, tapi aku tidak punya pilihan lain, ketika melihatmu, aku harus berusaha keras baru bisa menahan diri untuk memperlihatkan kepadamu seberapa tidak pedulinya aku terhadapmu, tapi aku masih saja tidak bisa membohongi hatiku, apakah kamu bisa" Alex tidak tahan lagi, ketika memutuskan untuk melepaskan orang yang dia cintai, hatinya tidak bersedia untuk melepaskannya.

Sekarang, Alex tidak ingin melepaskan Tania lagi.

Tania merasa hatinya sangat sakit, sakit hingga ingin menangis, benar, Tania juga tidak sanggup, dia berusaha keras untuk mencari alasan untuk membohongi dirinya sendiri, dan merasa sangat egois karena ingin memiliki waktu satu menit lebih lama untuk bersama dengannya.

Dada Alex terasa sangat panas, Tania dapat mendengar suara detak jantung Alex yang berdetak dengan sangat cepat, tanpa sadar Tania sudah memejamkan matanya, semakin mendekatinya, dan tidak tahu sejak kapan, kedua tangannya sudah melingkari pinggang Alex, Pelukan ini selalu dapat membuat Tania tenggelam dengan mudahnya, jelas-jelas tahu bahwa ada kemungkinan mati tenggelam, tapi Tania tetap saja tenggelam didalam pelukannya.

Alex merenggangkan pelukannya, lalu menundukkan kepala dan mencium bibir Tania, menahan Tania didinding, dalam ruangan yang terasa sangat tenang itu, bibir dengan bibir saling bergesekan, menggigit dengan pelan, lidah dengan lidah saling membelit, membuat jantung berdetak semakin cepat dan panas, rasa yang keluar dari mulut masing-masing membuat otak besar mereka terasa semakin terangsang dan bergairah, seakan dengan ciuman saja tidak dapat memuaskan nafsu mereka, tangan Alex mengangkat rok Tania, lalu menjajahi selangkangan Tania.

Suara deringan ponsel menyadarkan mereka.

"Ponselku berdering" Kata Tania sambil tersenyum kaku, membuka dompetnya, lalu melihat nomor yang tertera ternyata adalah nomor telepon Vincent!!

Tidak bisa dipungkiri bahwa saat itu juga, Tania merasa panik, Tania membuat isyarat kepada Alex untuk diam, lalu setelah menarik nafas dalam-dalam, Tania mengangkat telepon "Halo...."

"Kamu sedang dimana?"

Vincent yang langsung bertanya membuat Tania terjekejur, tapi Tania merespon dengan cepat, menjawab "Aku sedang membeli es krim diluar" Tania tidak mengatakan bahwa dirinya berada dalam toko karena Tania takut Vincent sudah menelepon ke tokonya.

"Oh..., kalau begitu kamu cepat kembali, nanti aku akan menjemputmu untuk makan malam."

"Baik! Aku kembali sekarang juga."

Setelah menutup telepon, Tania merasa seakan dirinya terlepas dari beban yang besar, tidak lama kemudian, tubuhnya ditekan ke dinding kembali oleh Alex, Alex menatap wajah Tania,

Tania kembali menatap Alex, sambil berpura-pura merasa tenang berkata "Aku kembali dulu."

"kamu merasa bersalah? Apakah kamu takut dia mengetahui bahwa kamu sedang berselingkuh denganku disini, Tania, apakah kamu merasa bahwa kita tidak bisa seperti ini terus, aku mencintaimu, kamu juga mencintaiku, kita barulah pasangan yang paling cocok, seharusnya kita terang-terangan" Setelah melihat Tania hidup dengan sangat hati-hati, tiba-tiba Alex tidak ingin melihat Tania hidup seperti ini terus."

Jantung Tania berdebar dengan cepat, tapi dia masih saja mendorong Alex dengan marah "Alex, apakah kita masih kecil, seharusnya kita bertanggung jawab atas apa yang kita ucapkan, apakah kamu sudah melupakan janjimu terhadap semua orang kemarin, kenapa hari ini kamu malah menarik kembali perkataanmu, aku mengira bahwa seorang Alex sudah berubah, tapi kelihatannya dia masih sama dengan yang dulu".

"Itu semua karena aku menyadari bahwa kamu tidak bahagia sama sekali, orang yang kamu cintai adalah aku, bukan Vincent" Alex memegang pundak Tania, menatapnya dengan serius "Aku menyadari bahwa didunia ini, bagaimanapun juga cinta tidak bisa dibohongi, walaupun kita sudah berusaha keras untuk mencintai ataupun melupakannya, jika memaksakannya, maka kamu, aku dan Vincent tidak akan bahagia, kamu membunuh dirimu sendiri, pada saat yang bersamaan kamu juga membunuh aku dan Vincent, sekarang kamu masih sempat berubah pikiran, kamu menjelaskannya dengan baik-baik kepada Vincent, kita baikan ya?"

"Jangan mengatakannya lagi, aku pergi dulu" Hati Tania terasa sangat kacau, setelah melepaskan tangan Alex, Tania berlari ke arah pintu, Tania bahkan tidak naik kedalam mobilnya, dia berlari di jalan dengan menggunakan sepatu hak tingginya.

Tidak lama kemudian, kulit kaki Tania sudah terkelupas, tubuhnya juga dipenuhi dengan keringat, ketika merasa sudah mau pingsan, Tania memanggil taksi, lalu kembali ke toko, ketika didalam mobil, Tania memikirkan perkataan Alex, hatinya sangat kacau.

Alex terduduk dilantai, dia merasa malu atas apa yang dia lakukan, Alex berpikir bahwa Tania pasti akan membenci Alex yang lagi-lagi telah melanggar janjinya sendiri, namun Alex dapat merasakan rasa cinta Tania kepadanya, seketika itu juga, pikirannya tidak bisa dikendalikan lagi, jelas-jelas sudah mengatakan bahwa dia akan merubah dirinya, jika mencintainya, maka akan memberikan apapun yang dia inginkan, tidak merepotkannya, tidak mengganggunya, tapi Alex melihat dengan jelas bahwa Tania tidak bahagia bersama dengan Vincent, betapa lelahnya Tania yang harus selalu berhati-hati seperti itu.

Maka dari itu, Alex berubah pikiran.

Setelah kembali ke toko, para karyawan toko tidak mengganggu Tania setelah melihat kedua tangannya yang kosong tanpa membawa apapun, dan penampilannya yang kacau.

Dua jam kemudian, langit berubah gelap.

Sampai ketika Vincent masuk kedalam toko, Tania masih terus melamun, memikirkan perkataan Alex tadi, semakin dipikirkan semakin kacau, semakin dipikirkan semakin tidak mendapatkan pencerahan.

"Apakah penjualan hari ini tidak memuaskan, kenapa memasang raut wajah seperti itu?" Vincent masuk kedalam, lalu melambaikan tangan didepan wajah Tania, Tania baru tersadar dari lamunannya "tidak, penjualan hari ini cukup baik kok" Tania tersenyum kaku sambil berusaha untuk menenangkan diri secepat mungkin.

Mereka makan di restoran Thailand, Tania tidak memiliki nafsu makan, Vincent juga bisa melihat bahwa Tania sedang ada beban pikiran "Nanti kita ke rumahku ya".

"Ah? ke.. ke rumahmu untuk apa" Tanya Tania yang kaget, responnya terlalu berlebihan.

Vincent merasa agak tersinggung "apakah kamu tidak ingin hidup bersamaku, sebentar lagi kamu akan menjadi istriku, besok kita pergi mengurus semua prosedur yang diperlukan, sesibuk apapun juga harus meluangkan waktu, jangan mencari alasan untuk bersembunyi lagi".

Tania menggenggam erat pisau ditangannya, jika dia mengetahui keadaan akan menjadi seperti ini, maka sejak awal dia akan memutuskan untuk tetap tinggal di Amerika, dengan begitu, setidaknya Tania bisa hidup tenang dengan Vincent, tapi dengan keadaan yang terjadi belakangan ini, Tania terlibat lagi dengan Alex, dan hatinya juga ikut goyah.

Setelah makan malam yang tidak menyenangkan sama sekali itu berakhir, Vincent mengantar Tania pulang ke apartemen tanpa mengatakan apapun, sedangkan Tania melipat kedua tangannya dengan gelisah, bahkan Tania berpikir untuk melarikan diri.

Ketika tiba ditempat tinggal Vincent, Tania segera duduk diatas sofa "Masih belum larut, duduk dan nonton televisi dulu" Kata Tania sambil mengambil remote televisi dan menyalakannya.

Vincent duduk disamping Tania, mengambil remote dari tangan Tania, lalu mematikan televisi, Vincent mengangkat dagu Tania dan mengatakan "malam ini jadilah wanitaku, kamu pasti akan merasa bahagia".

"Tidak..." Jawab Tania kaget, lalu Tania berusaha untuk mengoreksi perkataanya "Bukan, anu... maksudku, hari ini aku sedang tidak bisa karena aku sedang datang bulan, lain kali saja ya".

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu