Terpikat Sang Playboy - Bab 30 Sakit Perut!

“Pelan-pelan makannya, kenapa sekarang kamu sama seperti hantu kelaparan!” Siska seperti melihat serigala yang sedang kelaparan, memberikan air kepadanya, lalu menepuk punggungnya.

“Apakah kamu di rumah Alex tidak di beri makan? Bagaimana bisa kamu terlihat tidak makan berhari-hari, apakah Alex menyiksamu?” Johan bertanya curiga, dahulu adik saya selalu makan dengan sangat sopan, tidak pernah seperti ini.

“Tania, ini merupakan hari yang penting, bagaimana bisa suamimu tidak datang menemanimu?”Levita juga bertanya.

Ayah Tania hanya berdiam diri, tidak berani bertanya. Dia tidak ada muka untuk bertanya padanya. Begitu terburu-buru menikahkannya, jika mengunakan kata-kata yang enak di dengar, mereka menikahkan anak mereka dengan orang lain, jika mengunakan kata-kata yang tidak enak di dengar, mereka menjual anaknya di tukar dengan keselamatan diri sendiri. Tetapi hari besar seperti ini, dia pulang sendirian dan di tambah lagi pulang dengan perut yang kosong, sungguh membuatnya tidak tahu harus berbuat apa, dia sungguh menyesal terhadap anak kesayangannya.

Tania hanya hanya peduli untuk makan dan minum, selama dua hari setetes air pun tidak masuk ke dalam perutnya, dan akhirnya kembali ke rumahnya sendiri, pasti harus makan sampai kenyang.

Mendengar satu pertanyaan demi satu pertanyaan di lontarkan oleh keluarganya, hati ini merasakan kehangatan dan bersalah. Ingin rasanya dia mengatakan seluruh rasa sakit dan kesedihannya, tetapi dia tahu bahwa dia tidak boleh mengatakannya.

“Eek” Bunyi suara sendawa, Tania mengelap mulutnya, dengan senyum menjelaskan semuanya: “Kalian jangan sembarangan menebak, saya di sana baik-baik saja, hanya saja sudah lama tidak memakan masakan rumah, jadi saya sangat ingin memakan masakan rumah, dan suami saya hari ini kebetulan memiliki kontrak yang sangat penting untuk ditandatangani, dia tetap ingin menemani saya pulang, tetapi saya tidak memperbolehkannya datang, pekerjaannya lebih penting. Singkat kata saya sangat baik kalian tidak perlu khawatir, oke?”

Dia tersenyum dengan lebar melihat semua keluarganya, pokoknya sudah begini, penyesalan diri sendiri harusnya diri sendiri yang memperbaikinya. Lebih baik bersikap positif, lebih baik satu orang sedih, dari pada membuat seluruh keluarga ini sedih. Dia percaya dia bisa menangung semua ini.

Mendengar dia mengatakan ini, membuat mereka semua merasa tenang.

Setelah selesai makan, supir Alex datang menjemput Tania, dia tidak rela pergi dari rumahnya dan lagi harus berpura-pura terlihat bahagia. Bersandiwara, sungguh hal yang paling melelahkan di dunia ini.

Jelas-jelas ingin menangis, tetapi harus tersenyum, dan lagi harus tersenyum lebih lebar dari sebelumnya, karena takut secara tidak sengaja memperlihatkan isi hatinya.

Dalam perjalanan pulang, Tania merasa perutnya tidak beres, dan lagi dia merasa ingin muntah, tidak tahu apa penyebabnya.

Saya pikir setelah pergi ke taman kaca, saya akan merasa baikan. hasil rasa sakit itu bertambah kuat. saya kira itu diare, sudah pergi ke WC beberapa kali, masih juga tidak baikan.

Langit perlahan menjadi gelap, dia menahan rasa sakit sampai seluruh tubuhnya dingin, dia sungguh tidak dapat menahannya lagi. Melihat mobil Nico melintas, dia ingat kalau Nico itu seorang dokter, dengan cepat dia menekan bel pintu.

Nico membuka pintu, melihat warna bibirnya yang memutih, dan terlihat sudah mau pingsan dengan cepat dia memegangnya, “Kak Tania, kamu kenapa.”

“Perutku terasa sangat sakit, kamu kan seorang dokter, ayo cepat bantu saya!” Tania dengan wajah yang meringis kesakitan mengatakannya。

“Kamu jangan khawatir, silakan berbaring dahulu, sekarang kamu ceritakan padaku secara detail di mana rasa sakitnya?” Nico sepertinya sudah bisa menebak apa masalahnya, tetapi untuk berjaga-jaga, lebih baik diperiksa sebentar.

Tania terlihat sangat kesakitan, mendengar kata-katanya, dia berbaring di atas sofa, “Rasa sakitnya itu seperti diare, ada sedikit perasaan mau muntah. Sakitnya mulai terasa mulai dari sore sampai sekarang, dan di tambah lagi semakin rasa sakitnya semakin kuat.”

“Kak Tania, kamu tidak keberatan jika saya mengangkat bajumu, biarkan saya tekan di sini sebentar!” Nico dengan senyum mengatakannya

“Tidak keberatan!” Selama itu bisa menyelamatkan dia, bagaimanapun caranya akan saya lakukan, tetapi kenapa di saat seperti ini dia mengunakan gaun. Sekali saya mengangkat bajunya seluruh bagian pahanya terlihat. Sudahlah, saya adalah seorang dokter dengan satu hentakan gigi, dia mulai mengangkat gaunnya.

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu