Terpikat Sang Playboy - Bab 271 Melihat Rupa Dia Yang Sesungguhnya!

Wajah Tania benar-benar merah dan dengan terbata-bata berujar “Ini... Ini... Ini adalah dua hal yang berbeda. Nico, kamu tidak perlu membuat keributan, juga tidak perlu ikut campur. Kamu membuat orang lain merasa benci.” Begitu selesai berbicara, ekspresi Tania dengan jelas menunjukkan rasa marah.

Tania dengan khawatir menatap Linda yang duduk di sana dan dengan panik menggeleng-gelengkan kepalanya, menandakan bahwa ia tidak tahu ternyata Nico akan datang dan membawa masalah.

Linda yang berada di sana membuka lebar mulutnya dan meneguk air. Berdasarkan fakta bahwa Tania akhirnya sudah menyudahi hubungannya dengan Alex, tentu saja ia tidak bisa memberitahukan masalah ini pada Nico dan dengan sengaja membiarkan pria itu membuat masalah. Logika ini benar-benar tidak masuk akal. Nico brengsek ini, ia tidak datang terlalu cepat ataupun terlalu lambat.

Dimarahi begitu hebatnya oleh Tania membuat raut wajah Nico terlihat sangat malu. Seperti seseorang yang dibenci oleh publik, Nico pun tidak bisa mengatur raut wajahnya.

“Maaf, seharusnya aku tidak banyak bicara. Sebenarnya, masalah ini memang tidak ada hubungannya denganku. Hanya saja, aku tidak ingin melihatmu diancam begini apalagi mengalami masalah yang menyusahkan. Baiklah, aku tidak akan mengganggu lagi, silakan kalian pelan-pelan berbincang.” Nico memberikan tatapan penuh arti pada Alex. Pria itu menaikkan alisnya sedikit, lalu duduk kembali bersama rekan-rekan kerjanya.

Raut wajah Alex memang masih sama seperti tadi, namun lubuk hatinya sudah tidak sama.

Nico benar-benar bersikap aneh, tapi Tania lebih aneh lagi. Ia bukanlah seorang wanita yang penakut dan gerak-gerik Tania juga tidak terasa seperti seseorang yang sudah memutuskan hubungan.

Tania duduk di sana dengan penuh rasa bersalah. Karena ia terlalu gugup, bahkan tarikan napasnya terdengar buru-buru, “A... Alex, aku benar-benar membencimu. Aku juga membenci ibumu. Aku juga tidak yakin kamu bisa berubah. Aku sudah mempertimbangkan hal ini dan aku memutuskan untuk berpisah saja darimu. Sebenarnya, aku ingin memberitahu hal ini padamu kemarin malam, tapi aku tidak bisa mengucapkannya. Kamu pasti masih ingat dengan jelas perkataanku kemarin malam. Kalau kamu memikirkannya dengan cerdas, kamu pasti bisa mengerti hatiku. Oh ya, aku dan Vincent akan bertunangan minggu ini. Ke depannya, kita tidak usah bertemu lagi. Selamat tinggal!” ujar Tania dengan wajah dingin. Ia lalu mengambil tasnya dan berlari keluar dari restoran.

Saat itulah Tania menabrak beberapa pelayan dan hampir jatuh terguling ketika berlari keluar, membuat kegaduhan di dalam restoran.

Alex hanya duduk di sana, menutupi dahinya dengan tangan dan menutup matanya. Ia terlihat dirundung sedih yang tidak tertahankan. Sebenarnya, hatinya sedang memikirkan hal lain. Perkataan tadi malam?! Apakah jangan-jangan tentang ucapannya saat ia beranjak pergi?

Melihat apa yang baru saja terjadi, Linda yang duduk di sana tertawa dengan hati senang. Ia benar-benar tidak menyangka semua akan berubah 180 derajat seperti ini. Ternyata tekad Tania terhadap bawahan Levita itu benar-benar kuat. Meskipun sempat diganggu oleh Nico, tapi ia masih tetap bertahan untuk memutuskan hubungannya dengan Alex. Begini saja sudah lebih dari cukup, Linda benar-benar senang.

Nico mengedipkan matanya. Melihat reaksi Linda, sudut bibirnya menyunggingkan senyum sekilas.

Akhirnya, Alex bangkit berdiri dan berjalan pergi begitu saja. Linda yakin, saat ini pria itu benar-benar merasa sedih dan ini adalah saatnya untuk menghibur Alex.

Setelah keluar dari restoran, tanpa membuang waktu Tania langsung pergi ke perusahaan Vincent. Setelah menghabiskan sekitar setengah jam di dalam kantor Vincent, Tania pun langsung berjalan pergi dengan terburu-buru. Ia kemudian membeli sebuah ponsel baru dari toko ponsel di pinggir jalan yang dilewatinya.

Tania kemudian naik taksi dan berhenti di sebuah hotel kecil lalu memesan sebuah kamar.

Di dalam kamar, Tania lalu mengirimkan sebuah pesan kepada Nico. Tidak lama kemudian, terdengar suara ketukan di pintu kamarnya. Tania pun membuka pintu dan mempersilakan Nico untuk masuk.

“Pertunjukan tadi benar-benar bagus, kamu benar-benar seorang aktris berbakat. Menurutku Linda benar-benar mempercayainya dan pasti ia akan meneleponmu sesaat lagi. Bilang saja kamu curiga ia tahu semua gerak-gerikmu, menurutku ia pasti menggunakan alat penyadap dan meletakkannya di rumahmu. Tanya kepada orang-orang di rumahmu apakah mereka mendapatkan barang kiriman yang aneh atau ada pekerja yang datang untuk memperbaiki sesuatu. Intinya, kamu harus menunggu sebentar setelah pulang ke rumah dan hati-hati saat berbicara. Berikan alamat para pekerja yang ia kirimkan ke rumahmu padaku, aku akan pergi memeriksanya.”

“Baiklah, aku akan memberitahukanmu alamat dan nomor teleponnya.” Tania mengeluarkan ponselnya dan menyalinnya untuk Nico, “Nico, aku sangat khawatir akan Alex. Jangan-jangan ia benar-benar mempercayai ucapanku. Kalau hatinya sampai terluka karena ia percaya aku berkata dengan sungguh-sungguh, maka—”

“Jangan khawatir, Alex bukanlah orang bodoh. Ia pasti sudah memiliki pertimbangan sendiri di dalam benaknya. Ini jauh lebih baik dibandingkan kamu menuduh Linda secara langsung. Kamu bisa menyenangkan hati Linda saja pasti sudah terasa tidak normal untuk Alex. Apalagi kamu juga mengungkit masalah perkataan kemarin malam, entah sengaja atau tidak. Kalau ia tidak menyadarinya, biarkan saja ia merasa ditolak. Aku yakin kecerdasannya tidak serendah itu.” Nico mengambil kertas itu lalu mengedipkan matanya.

“Kalau begitu begini saja, kalau kamu sudah menemukan tempat itu, kamu beritahu aku.”

“Baiklah. Kirimkan aku pesan saja begitu kau sudah di rumah. Linda itu sangat berbahaya, kamu harus berhati-hati. Aku pergi dulu.” Nico pun berjalan keluar dari kamar.

Tania juga pulang ke rumah. Tanpa berbicara sepatah kata pun, ia langsung melangkah naik dan pergi tidur.

Ketika malam hari datang, tiba-tiba saja Vincent datang tanpa diundang.

Tania pun berujar, “Ayah, ibu, kakak, ada satu hal yang mau aku umumkan. Aku sudah memutuskan hubungan dengan Alex dan memantapkan hati untuk menikah dengan Vincent. Apa yang kalian katakan itu benar, Vincent bisa memberikanku kehidupan yang stabil. Hari Sabtu ini, tolong persiapkan upacara pernikahannya.” Tania tiba-tiba mengumumkan secara terbuka.

Semua anggota keluarga Tania sangat terkejut. Beberapa hari belakangan ini, tekad Tania begitu kuat. Padahal sehari baru juga berlalu, bagaimana mungkin semuanya menjadi berbeda.

“Apa aku bilang, perasaan mereka berdua akan bersemi kembali apabila mereka saling akur satu sama lain.” Siska berujar dengan senang dan juga merasa bangga dengan cara brilian yang ia pikirkan kemarin malam.

Johan justru merasa lebih tidak tersentuh, “Apa yang disebut dengan hati seorang wanita, aku akhirnya melihatnya sendiri.”

Ayah Tania melihat putrinya dan benaknya mengira-ngira apa yang sebenarnya terjadi yang membuat hati Tania benar-benar berubah seperti ini.

Vincent dan Tania saling tersenyum, seolah-olah mereka memiliki kesepakatan rahasia.

Di tempat lain, Linda meletakkan headphonenya dan hatinya merasa sangat puas. Haha, mungkin sebaiknya sekarang ia dan Alex pergi minum-minum, lalu Linda menyembuhkan rasa sakit hatinya. Linda yakin Alex akan kembali ke pelukannya.

Setelah Alex kembali ke kantor saat siang, ia duduk di sana dan berpikir untuk waktu yang lama. Ucapan Nico, tindakan Tania yang tidak seperti biasanya, dan bagaimana Linda menggerakkan kaki dan tangannya diam-diam di dalam kegelapan. Ketika Alex pulang, ia langsung pergi menemui Nico, “Pentas apa yang kamu dan Tania nyanyikan hari ini?”

“Kami berdua hanya secara kebetulan bertemu.” ujar Nico sambil menyesap kopinya dan memakai pakaian rumah.

“Jangan bicara berputar-putar, kamu pasti tahu sesuatu. Kamu tidak pernah menyukai makanan Italia, mana mungkin hari ini kamu pergi ke restoran Italia untuk makan? Kamu bilang kemarin Tania memintamu untuk membantunya mencari Linda karena kamu diancam. Kamu pasti memiliki buktinya.” Alex dengan sangat tidak sabar ingin mengetahui kebenarannya.

“Kalau aku memberitahumu bahwa Tania sendiri yang memberitahuku tentang bagaimana Linda mengancamnya, apakah kamu akan percaya? Apakah kamu percaya dengan orang yang sangat kamu sayangi atau kamu percaya dengan teman lama yang kamu pikir baik hati dan lembut?! Silakan pikirkan sendiri siapa yang seharusnya kamu percaya.” ujar Nico sambil tersenyum. Ada masalah yang hanya perlu membiarkan Alex melihatnya dengan mata kepalanya sendiri baru bisa menjelaskan duduk perkaranya.

Alex hanya berdiri di sana dan tenggelam dalam diam. Ponsel dalam sakunya lalu berdering dan ia mengambilnya.

Nico juga berdiri di dekat Alex dan tersenyum begitu melihat nama yang muncul di layar ponsel Alex, “Sepertinya ada seseorang yang sangat mendambakan untuk menghiburmu, ia menunjukkan sifat aslinya terlalu cepat. Tania baru saja berpisah darimu dan ia sudah tahu. Jangan-jangan... Ia sudah menduga hal ini akan terjadi?” Nico mengedipkan matanya yang bagaikan buah persik yang cantik kepada Alex, “Pergi dan temui saja ia. Lihat bagaimana rupanya yang sesungguhnya dengan kedua matamu sendiri.”

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu