Terpikat Sang Playboy - Bab 415 Berteman Saja, Boleh Kan

Nico pun setuju, “Baiklah! Hari sudah sangat larut dan terlalu banyak orang disini juga tidak ada gunanya. Kita pulang saja dulu, besok datang lagi.”

Akhirnya di dalam kamar rawat itu hanya tersisa tiga orang yaitu Alex, Tania, dan Merry Mou, sedangkan yang lain satu persatu undur diri. Ketika Levita yang membawa tas baru saja keluar dari rumah sakit, Johan beserta mertuanya pun datang. Levita akhirnya memberitahu bahwa Vincent masih kesulitan berbicara sekarang dan lebih baik menunggu besok sampai ia pulih. Mereka pun akhirnya kembali ke rumah.

Pukul dua dini hari, suasana rumah sakit sangat sepi. Tania merasa terlalu semangat sampai tidak bisa tidur, tapi Alex memaksa dan mendorongnya untuk tidur di salah satu ranjang yang lain. Merry Mou tidur di atas sofa, sedangkan Alex bersender di atas sebuah kursi. Kakinya diletakkan di atas ranjang rumah sakit dan ia memejamkan matanya untuk tidur sejenak.

Vincent berbaring disana. Ia sudah tidur untuk waktu yang lama jadi ia tidak ingin tidur lagi. Begitu mereka semua sudah tertidur, ia pun membuka kembali matanya.

Ada sebuah cahaya samar di bangsal rumah sakit tapi tidak ada suara apapun. Pandangan Vincent pertama jatuh pada wajah Alex. Terakhir kali ia berjumpa dengan pria itu adalah saat Alex sedang koma dan berada di dalam pelukan Linda. Saat itu ia ada didalam kondisi yang sulit, dan sekarang ia masih merasa begitu berani.

Kalau saat itu ia mati di tangan wanita itu, apa yang akan terjadi sekarang?!! Ia berpikir, ia selamanya tidak akan melihat senyuman Tania lagi.

Sekarang, akhir yang seperti ini dapat dikatakan sebagai akhir yang seharusnya terjadi. Alex adalah seseorang dengan nasib yang sangat baik. Sejak awal, pria itu bagaikan hembusan yang sangat kuat yang menghancurkan rencananya. Sekarang setelah dipikir-pikir ulang, tali nasib Tania sudah terlepas dari tangannya dan tidak bisa lagi ia kontrol sejak wanita itu menjadi milik Alex untuk pertama kali. Ada dua hal yang seseorang tidak bisa ubah dan tidak bisa tolak. Pertama adalah nasib dan kedua adalah hati.

Vincent menolehkan kepalanya dan pandangannya jatuh pada Tania yang sedang tertidur di atas ranjang. Dari dulu ia tidak pernah berpikir bahwa wanita itu adalah istri orang lain. Tapi sekarang ia harus mau mengakui bahwa Tania bukan lagi miliknya dan tidak akan pernah menjadi miliknya.

Hatinya masih terasa sakit, begitu sakit sampai ia tidak bisa menipu dirinya sendiri!

Merry Mou menyender ke salah satu sisi sofa dan dengan pelan setengah menopang tubuhnya sendiri. Ia melihat Vincent yang sedang membuka matanya dan kepalanya tertoleh pada Tania disana. Ternyata pria itu tidak tidur!

Sepertinya Vincent masih sangat mencintai Tania, hal ini membuat hati Merry Mou merasa agak kecewa dan kehilangan. Sebelumnya ketika ia tidak tahu siapa Tania, ia merasa sedikit cemburu. Tapi setelah mereka saling mengenal satu sama lain, ia tidak bisa membenci Tania karena wanita itu benar-benar adalah seorang wanita yang cantik dan mempesona.

Merry Mou pun berbaring dengan hati-hati tanpa mengeluarkan suara apapun, ia tidak mau mengganggu Vincent. Ia tidak menyangka kepala Vincent sudah tertoleh dan melihat gerakan diam-diam Merry Mou.

Untuk beberapa saat, Merry Mou merasa bingung apakah harus berbaring atau tidak. Untuk pertama kalinya, ia merasa canggung. Ia ketahuan mengintip dan hanya bisa bergeming diam dalam saat seperti ini.

Merry Mou tersenyum malu pada Vincent dan diam-diam berbaring. Ia lalu membalikkan tubuhnya dengan cepat. Wah, debar jantungnya cepat sekali!

Vincent menolehkan kepalanya. Pada kilasan pertama, ia tidak tahu siapa wanita itu. Kemudian setelah wanita itu memperkenalkan diri sendiri, Vincent baru tahu bahwa itu adalah perempuan yang ia tabrak saat itu. Bagaimana ia bisa ada disini? Apalagi ia juga bilang bahwa ia sudah merawatnya untuk waktu yang lama. Sebenarnya apa yang wanita itu ingin lakukan?

Saat fajar tiba, Alex membalikkan tubuhnya dan hampir saja jatuh. Ia awalnnya hanya tertidur sebentar, tapi ternyata akhirnya tertidur pulas.

Alex pun bangun dan merenggangkan tubuhnya. Ia berjalan menuju sisi Tania dan menyelimutinya, khawatir Tania akan merasa kedinginan.

Tania tersentak kaget dan membuka matanya. Melihat Alex menyelimutinya, hatinya pun dipenuhi dengan kehangatan. Untuk beberapa saat Ia bahkan lupa sedang berada di dalam rumah sakit. Ia menarik leher Alex dan membawa dirinya mendekat, “Suamiku, selamat pagi!” Tania lalu mencium wajah Alex.

“Selamat pagi!” Alex mengelus-elus wajah Tania dengan sayang. Hatinya berpikir, ini terasa baik juga.

“Sekarang jam berapa? Apa kamu mau berangkat kerja? Aku mau bangun dan menikmati sinar matahari.” Tania mengira ia sedang berada di rumah.

Alex mengelus kepala Tania, “Kamu pasti masih mengantuk. Ini di rumah sakit.”

“Rumah sakit!!” Tania baru teringat semuanya. Ia dengan cepat menolehkan kepalanya pada Vincent, “Aku tidak bermimpi, bukan? Vincent, ia... Ia sudah sadar, bukan? Ini kenyataan, bukan?” Tania pun bangun, benar-benar takut bahwa ini semua hanyalah mimpi.

“Benar, kamu tidak sedang bermimpi. Ia memang sudah sadar.” ujar Alex dengan nada tidak enak. Baru saja ia mencium dan memeluk suaminya, sekarang sudah sibuk mengurusi kekasih lamanya lagi.

Tania tertawa lepas, “Syukurlah! Aku masih sangat takut ini semua hanyalah mimpi.”

Tania mengenakan sepatunya dan berjalan menuju sisi ranjang Vincent. Ia menatap pria itu dengan hati-hati, berpikir apakah pria itu sedang tertidur dan tidak bisa bangun lagi. Dengan suara pelan Tania pun memanggilnya, “Vincent—, Sudah fajar, ayo bangun.”

Sebenarnya Vincent sama sekali tidak tertidur. Ia hanya berpura-pura tertidur dengan matanya yang terpejam. Ia juga mendengar semua percakapan Tania dan Alex tadi. Tapi kalau ia membuka matanya saat itu, pasti hanya akan menimbulkan rasa malu bagi mereka bertiga.

Vincent berpura-pura baru terbangun dan membuka matanya perlahan.

“Sudah bangun—” Seulas senyum senang tersungging di wajah Tania, “Aku akan tanya pada suster nanti apakah kamu bisa makan sedikit. Kamu sudah tidak makan selama setengah tahun.”

Vincent tersenyum padanya, “Baiklah!”

Merry Mou mengusap matanya dan bangun sambil menguap, “Selamat pagi semuanya! Mengantuk sekali, ya.”

“Kalau kamu masih mengantuk, tidur saja lagi sebentar.” Tania tersenyum pada Merry Mou.

Saat ini pun matanya terbuka. “Tidak mau tidur lagi.” Merry Mou mengibas-kibaskan tangannya. Begitu melihat Vincent juga sudah bangun, ia segera menghampiri sisinya, “Vincent, ternyata kamu juga sudah bangun. Ini adalah pertama kalinya aku melihat matamu di siang hari. Matamu benar-benar cantik.”

Vincent tertawa kecil, “Terima kasih kamu sudah menjagaku selama ini.”

“Kamu tidak usah begitu sopan dan tidak perlu mengucapkan terima kasih. Nikahi saja aku.” canda Merry Mou. Tapi sebenarnya, ada sedikit ekspektasi di dalam hatinya.

Alex pun berujar dari samping, “Ini benar-benar harus. Vincent, kamu lihat bagaimana ia menjagamu untuk waktu yang lama. Kamu harus membalas kebaikannya. Ia sudah mengatakannya, hatimu tergerak tidak? Ayo cepat berjanji padanya”.

Vincent memberikan tatapan kosong pada Alex, “Kalau begitu, seharusnya Tania menjadi milikku. Itu baru benar.”

“Kamu berkhayal terlalu indah, saat ini dia sedang berbadan dua. Walaupun kamu mau membantuku merawat putraku juga aku tidak mau.” omel Alex.

Senyum Vincent pun bertambah agak dalam. Ia lalu menatap Merry Mou, “Aku benar-benar berterima kasih padamu. Tapi untuk selanjutnya kamu tidak perlu datang lagi. Aku baik-baik saja.” Vincent tidak bisa memberikan harapan pada orang lain.

“Hei—, kamu terlalu tidak berperasaan, kenapa kamu begitu ingin secepatnya mengusirku? Aku juga tidak memintamu menjadi kekasihku, jadi kenapa kamu begitu takut? Aku ini juga bukanlah orang yang suka memaksa. Jadi, kita menjadi teman baik saja. Lagipula sekarang aku, Tania dan yang lainnya juga sudah berteman baik.” Merry Mou dengan sengaja berujar menggunakan nada tersinggung.

“Maaf, aku tidak berteman begitu saja. Selain berterima kasih padamu, aku tidak bisa berjanji terhadap apapun permintaanmu.” Vincent menggelengkan kepalanya. Ia mengetahui isi hati wanita itu, jadi ia semakin tidak bisa berjanji kepadanya.

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu