Terpikat Sang Playboy - Bab 400 Evaluasi Terhadap Suami

Mirna ada apa?" Tania bertanya kepadanya.

Mirna melihat sekeliling, dan setelah memastikan bahwa tidak ada orang, dia berkata dengan cepat, "Tania, apakah aku benar-benar harus muncul dengan cara seperti itu di depan Fredy Wen, dia pasti akan membawaku pulang, dia tidak akan peduli apakah aku bersedia pulang atau tidak. Dia sangat keterlaluan. Aku takut kepadanya. "

Tania tertawa “Mirna,tidak disangka kamu takut pada suamimu, biasanya kamu katain dia dengan lancar. Bicara, kamu takut kepadanya, kamu masih membeli boneka seks untuk dia pakai, apakah wajahnya tidak menjadi hitam?”

Hitam ya, tunggu nanti sudah hitam baru dibicarakan lagi, palingan kena marah. Tapi kali ini tidak sama, aku ini kan pergi meninggalkan rumah, dia pasti akan sangat marah, coba kamu pikir, disaat situasi seperti itu, dia melihat aku berada di rumah kalian, apakah dia tidak langsung menyambar petir hujan, Fredy Wen itu tidak sama dengan Kak Alex yang bisa mau menuruti aku, pada kenyataannya akulah yang selalu nurut kepadanya. Padahal sama-sama pria tapi kenapa perbedaannya jauh sekali ya. Nasibku sungguh pahit, aku rasa lebih baik aku melarikan diri lebih awal saja.” Mirna menangis sedih, sambil mengeluh.

Tania mendengarnya menjadi emosi “Fredy Wen menikahimu apakah karena kamu enak disiksa? Dasar manusia satu ini--. Dulu Cuma tahu bahwa dia orang yang dingin, ternyata dia bisa ganas menindas istri juga. Mirna, kamu tidak boleh melarikan diri, kamu harus memberinya sedikit warna untuk dilihat. Kalau kamu menjadi seekor burung, maka dia selamanya menjadi elang, kamu jangan takut, ada aku. Aku akan membantumu mengingkirkan pelakor itu, membuat Fredy Wen menjadi lembut dan memperhatikan kamu. Tunduk dan setiap hari mengelilingimu, lalu menjadikan kamu sama seperti sang ratu.

“Benarkah?” Wajah putus asa Mirna tiba-tiba berubah cerah.

Gadis ini berubah terlalu cepat, Tania merasa malu!!

Tapi ada kesempatan untuk membereskan Fredy Wen orang ini, dia dengan senang hati “Tentu saja, aku orangnya tepati janji, jangan lihat punyaku dirumah sekarang sudah nurut, dulu dia lebih parah dari Fredy Wen. Seluruh wajahnya memaparkan senyuman rubah, sana sini di sambut, menebarkan pesona, tidak tahu bertobat, licik, keterlaluan, bisa di bilang asalkan betina, tidak ada satupun yang tidak berhasil dipikat olehnya,kekasih tidak bisa dihitung satu persatu, aku ya datang satu bunuh satu, datang dua bunuh sepasang. Setelah melewati berbagai masa ini, baru sekarang menemukan jalan hasil dari bunuh. Aku adalah seorang guru besar, apakah aku mudah? Rasanya Alex tidak begitu playboy, titik penting dari perubahaan ini adalah pada karakter buruk itu, Ini harus dilakukan selangkah demi selangkah. "

Mirna berseru “Wuah—Kak Alex begitu banyak peminatnya ya, aku juga bisa melihatnya, kamu lihat saja mukanya, awalnya aku pikir itu hasil operasi plastik, kalau tidak kenapa bisa begitu indah, dia pergi jadi aktor pasti akan memikat banyak anak gadis, kalau tertawa menggoda banyak orang, kalau dipikir-pikir kamu juga cukup melelahkan, setiap hari mencemaskan tidak tahu kapan suatu hari suami akan di curi oleh orang lain.”

“Sekarang sudah tahu kan, aku juga kapan saja siap tempur” Tania meneruskan perkataannya dengan Mirna.

“Tapi kamu punya tenaga untuk berperang, aku tidak ada atau mulai besok kamu ajarkan aku bagaimana melawan pelakor? Biar aku sekali tendang dan satu tonjokan, pelakornya langsung terbereskan.” Mirna mengangkat tinjunya dan memasang wajah yang penuh rasa ingin membunuh sambil berkata.

“Tidak, tidak boleh. Kamu masih seorang wanita hamil. Tunggu nanti setelah selesai lahiran baru kita bahas. Beberapa hari ini kamu harus kembali beristirahat dengan tenang, kenapa harus takut Fredy Wen, kalau dia marah maka kamu juga harus lebih marah, mencari pelakor, dia masih peduli dengannya.” Tania berkata dengan tidak tahan.

Mirna mengangguk “ Ya, benar. Dia masih peduli dengannya, akulah yang harus lebih marah daripada dia. Aku kembali beristirahat dulu, menenangkan suasana hati ini.” Kata Mirna sambil berjalan dengan perut besar.

Tania tersenyum ketika melihat dia berjalan menuruni gunung. Alex berada di belakang mendengarkan pembicaraannya dengan Mirna tentang dirinya dalam waktu yang lama, wajah Alex jadi hitam.

“Guru besarku—” Alex dari belakang,sambil memanggil dengan nada yang panjang.

Tubuh Tania jadi tegang, reaksinya sangat cepat, celaka, jangan-jangan sudah didengar semua olehnya, dia segera membalikkan badan sambil tersenyum, dan Alex berdiri di sana, tersenyum sangat cerah membahayakan “Aih.. Suamiku, kamu juga sudah keluar ya, ini aku baru mau pergi mencarimu.”

“Kelihatannya sangat menyenangakan berbicara dengan Mirna, memujiku begitu baik, sana sini di sambut, menebarkan pesona, tidak tahu bertobat, licik, keterlaluan, tidak ada satupun yang tidak berhasil aku pikat, tidak di sangka, aku begitu banyak kelebihan, aku sendiri tidak mengetahuinya. Istri aku tahu betul tentang aku. " Alex tertawa semakin suram, dasar gadis yang cari mati, berani seperti itu mengevaluasi dia di belakang.

"Uh ,,, ini, ini, sebenarnya, aku mengatakan itu untuk menghibur Mirna." Tania mengambil tangannya dan menjabatnya seperti seorang gadis kecil sambil merayu "Jangan marah, jangan marahlah, suami—"

“Gadis, belakangan ini aku terbiasa denganmu, terlalu memanjakanmu ya? Kasih hati minta jantung ya? Mulai hari ini, kamu akan fokus menjadi gadis kecil yang baik bagiku, kamu penyihir, aku atasanmu, beraninya kamu mengevaluasi suamimu, aku akan menyiksamu di ranjang, paham kan maksud aku.” Alex mencubit dagunya, memberikan sedikit senggolan keras di bibir merahnya.

Tania mengangguk berpura-pura takut. "Aku tahu, suamiku, aku tidak akan berani lagi." Dia bersandar di lengannya, berpura-pura menjadi seekor burung.

“Seperti ini masih lumayan” Alex penuh percaya diri, harus seperti itu, dia itu seorang pria sejati, tidak bisa ditekan oleh wanita.

“Aduhai..Tuhanku—tidak tahan lagi, kalian sedang akting drama apalagi.” Nico melewati mereka dengan santai, menyeringai dan menyelidiki.

“Bisakah kamu memberi tahu aku dulu sebelum kamu tiba?” Alex menendang Nico dengan kakinya yang panjang. Dia sudah tahu bahwa ia akan melakukan hal ini, dengan cepat ia mengumpat.

Setelah lewat tiga hari, tepat hari Minggu, tidak peduli apakah itu di staf senior perusahaan, atau putra orang kaya, semua punya waktu. Liona mengadakan pesta untuk memberikan VIP kembali dengan tema acara Natal.

Dari sehari sebelumnya, sudah mengangkut pohon Natal dan beberapa lampu hias ke Taman Kaca, dekorasi kecil yang digunakan untuk Natal menjadikan Taman Kaca seperti dunia dongeng.

Malam pun tiba. Dari gerbang kaki gunung menuju lampu hias di puncak gunung, menyilaukan, bunga dan bola di mana-mana, dan rusa menarik Santa Claus. Suasananya ramai dan hangat, tidak seheboh acara pesta. Suasananya santai.

Alex dan Nico pergi duluan menemani Liona, bagaimana kalau Fredy Wen sampai duluan, lebih baik menahannya dulu, Tania bertugas membawa Mirna datang, Michael mau pergi ke tempat jauh, jadi tidak ikut hadir. Masih mau beralasan tidak enak badan, perlu seorang dokter khusus yang menangani dan memanggil Kak Grace untuk datang menemaninya.

Tania memilihkan gaun merah muda dan ungu untuk Mirna dan membungkusnya dengan selendang bulu hitam hangat, dan memberinya riasan yang cocok dengan temperamen yang indah. "Oke, ayo kita berangkat, bertemu dengan orang rumahmu yang satu itu.”

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu