Terpikat Sang Playboy - Bab 35 Mengatarkan Bunga Mawar Putih Dengan Tepat Waktu

wanita itu menatap pria itu dengan tulus, berharap agar pria itu mempercayai wanita itu, bagaimanapun juga kedepan apakah pria itu bisa berperilaku sepenuh hati mencintai wanita itu, hanya berharap disaat ini pria itu cukup mempercayai aku.

Alex menatap wanita yang ada dihadapannya, pria itu harus mempercayai matanya sendiri atau mempercayai ucapan dari wanita itu?!

Alex melepaskan tangan Tania “Tania, jika ingin untuk mempercayaimu, sungguh sangat sulit, perilaku yang telah dirimu lakukan, membuatku sulit untuk menyakinkan diriku sendiri, menyakini seorang istri bajingan” akal sehat membeitahu pria itu, perasaan wanita yang paling dalam, pria itu tidak memiliki cukup keberanian agar dirinya begitu naïf,percaya dan kemudian hari akan merasa kecewa, pira itu tidak dapat menahan semua itu.

Tangan Tania terkulai, satu-satunya tali yang dapat di selamatkan, juga sudah putus, seperti di jatuhkan dari ketinggian oleh seseorang, perasaan sedikit demi sedikit terdiam, sampai kesunyian yang tanpa batas dengan secara pasti menenggelamkan wanita itu.

Wanita itu tidak memiliki tenaga untuk marah ataupun berdebat, wanita itu telah berusaha, saya telah membukakan hati agar pria itu melihat, pria itu pun tidak bersedia untuk mempercayainya, aku perlu membicarakan apalagi.

Secara perlahan menghirum udara dalam-dalam, dan kemudian secara perlahan menghembuskan udara, saya mengarahkan kepalanya kearah lain “jika dirimu tidak percaya, ya sudah” air mata dari bola mata kanannya yang tak terlihat oleh pria itu, diam-diam tertetes ke atas bantal, seperti setangkai bunga yang berbunga dengan penuh dengan kesedihan

“hari-hari selanjutnya, dirimu harus sangat berhati-hati, jangan biarkan melihat jejak kakimu atau tidak kalau saja tertangkap, saya akan membuatmu hancur, dan juga dapat membuatmu begitu rendah, jika sekali lagi terkangkap dirimu dengan Vincent melakukan suatu yang bertantangan,kamu siap-siap saja, biarkan keluarga kalian mempersiapkan kuburanmu” Alex berdiri disamping, seperti setan yang sedang mengumumkan.

Hati Tania merinding, memejamkan kedua mata, tidak berbicara.

Sebuah Keretakkan antara mereka, dari satu meter sampai ke tiga meter.

Empat hari berturut-turut, Alex masih tinggal dirumah sakit menemani wanita itu, tidak terlalu banyak, lebih baik tepatnya bisa bilang untuk mengawasinya, karena pria itu dari pagi sampai malam, hanya duduk di atas sofa, dan juga tidak membantu wanita itu mempersiapkan makanan, juga tidak membantu wanita itu saat ingin ketoilet.

Semua masalah, semuanya Tania sendiri yang memikirkan dan mengatasinya.

Dipagi hari dia memakai pakaian sendiri lalu turun kelantai atas untuk membeli sarapan pagi, kemudian menelepon dan memesan makanan siang dan malam.

Ketika saat mendorong rak sampai ke toilet untuk membersihkan wajah ataupun saat membuang air kecil, darah selalu saja tertetes masuk kedalam pipa, merendahkan tangannya, darah pun kembali mengalir kedalam urat nadi, terkadang tanganpun bisa membengkak biru seperti bakpao.

Wanita itu menganggap dirinya seorang diri, semua kesulitan yang telah berada dihadapannya, juga hanya bisa melampauinya.

Tidak ada penjagaan dari pria itu, sama dengan wanita itu akan tetapi membiarkan dirinya begitu menyedihkan, didalam hatinya merasa sangat kesal sampai-sampai terpikirkan untuk meneteskan air mata, tenggorokan nya juga mengetat, dan memaksanya kembali.

Bunga dari Vincent, besok dikirim dengan tepat waktu, kartu ucapan bunga, diatasnya tertuliskan kata-kata yang semakin membuat hati Alex marah seperti ruangan kremasi mayat yang begitu panas, terkadang bertambah dingin seperti salju gletser, orang yang mendekatinya bisa membeku ataupun terbakar.

Dan Tania menjadi sebuah pasangan pelampiasan.

Pukul 10, pengantar bunga itu tepat waktu mengetok pintu pasien, melihat tatapan mata Alex yang dingin, meletakkan bunga lalu segera pergi, sampai-sampai lupa untuk menanda tangani tanda terima.

Tania sedang ingin menggunakan pisau untuk mengupas apel, melihat bunga mawar putih yang bisa merenggut nyawa ini, setelah memaki Vincent sejumlah delapan ratus kali, hatinya terasa begitu gugup, dikarenakan ada seseorang kembali ingin mulai menggila.

Bibir tipis Alex memikam seperti seutas tali, berdiri dari atas sofa, mengeluarkan kartu yang terletak didalam bunga mawar putih itu, dan membacanya “Tania, apakah dirimu masih mengingat, saat tahun lalu kita bersama-sama pergi ke norwegia berwisata, saat itu kamu berdiri diatas gunung salju dan mencium bibirku, diatas wajah penuh dengan tawa ria, itu adalah kenangan yang paling saya sering ingat”.

Tania dengan begitu kesalnya sambil menggenggam erat pisau buah itu, Vincent kau seorang bajingan, pria itu kenapa masih saja tidak mati , kenangan ratusan tahun yang lalu sekarang dipaparkan keluar.

Alex mengangkat kepalanya melihat kearah Tania, kartu yang telah dirobek , bola mata dari phoenix, hampir saja membakar mati wanita itu.

Novel Terkait

Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu