Terpikat Sang Playboy - Bab 244 Dua Laki-Laki Terkasih, Jika Begini Boleh Tidak!

"Ah——” Vincent tersenyum sinis "Kamu mengikutiku sepanjang jalan."

Alex langsung tertawa saat mendengarnya, "Vincent, kamu terlalu sombong, kamu pikir di dunia ini hanya kamu satu-satunya yang mengerti Tania? Kamu bilang aku mengikuti sepanjang jalan, aku juga bisa mengatakan hal yang sama, jangan lupa, mobil ku berhenti di depan mu.

Perasaan seperti ini, membuat mereka merasa mual.

Lebih baik dilupakan, "Kalau begitu mulai sekarang, masing-masing mencari dengan cara sendiri, kalau kamu mengikuti jalanku, ya silahkan." Alex dengan tenang mengatakan bahwa dia tidak memiliki waktu untuk berargumen dengannya

"Aku ingin pergi kemana, itu terserah diriku, lebih baik kamu tidak usah mengikutiku, kalau tidak, aku tidak akan segan-segan." Alex tidak merasa takut dengan provokasinya, keduanya sama-sama garang.

Mereka saling menatap, dan memandang sekeliling.

Saat ini sudah malam, sudah waktunya makan malam, tempat ini terkenal akan makanan laut dan waria, mereka tidak berjanjian tetapi sama-sama berpikir, makan makanan laut atau melihat pertunjukkan waria yang terkenal?!

Harusnya memilih mengenyangkan perut, mereka melihat ke sekeliling, restaurant sangat banyak, sekejap tidak mungkin makan semua, kalau begitu lihat di bagian barat.

Alex dan Vincent bersamaan pergi ke arah yang sama, merasakan keberadaan mereka dan berjalan masing-masing, mereka berhenti secara bersamaan.

"Siapa yang tidak mau mengikutiku, baiklah." Alex memulai terlebih dahulu, tinggal menunggu mereka membalas.

"Bercanda, saya duluan bergerak ke arah ini, saya tidak mengikutimu, ini arah yang saya tentukan, kamu pergi kesana saja" Vincent menunjuk ke arah barat, dengan sombong dan memerintah berkata.

Alex dari kecil ke besar, semua menghormatinya, dari dahulu tidak ada yang berani macam-macam dengannya "Kamu yang tentukan? saya masih bisa berkata jalan ini saya yang beli, gila, saya tidak perlu instruksi darimu, kalau kamu tidak puas, kamu bisa berputar."

Vincent mencemoohnya, pergi kedepan, Alex juga tidak memperdulikannya, hanya memperdulikan jalannya.

Di dalam restaurant, Tania di tanya sebenarnya tidak ada cara lain, hanya dapat menceritakan baik-baik, tetapi dia mengarang, seperti kotoran anjing, sama sekali bukan ceritanya, karena dia tidak tahu cerita cinta pertamanya lebih baik, atau manis pahit pernikahan yang membuatnya sakit, sekarang pikirannya hanya ingin lepas dari mereka, jadi tidak ingin berbicara.

"Saat itu, saya menolaknya 18 kali, terakhir dia sangat memohon, memohon dengan sangat, saat itu yang mengejar saya sangat banyak, termasuk dia....." Tania berbicara sembarangan, membuat laki-laki bayangan, berkata bahwa dia romantis dan jujur, laki-laki yang dapat di tamparnya berkali-kali.

"Waaa, pacarmu sangat baik, dia ganteng tidak?" Wanita Thailand itu penasaran dan bertanya.

"Pastinya tidak dapat di bandingkan, dia gendut dan pendek, mukanya seperti semangka, matanya kecil seperti kacang hijau, tetapi bibirnya besar dan tebal, yang membuat orang tidak tahan adalah hidungnya, kalian pernah lihat hidung dan mata sama rata tidak." Tania melanjutkan.

"Hahahha....." Orang lain mendengar tertawa, tidak mengerti dia sangat cantik, tetapi mencari pacar yang seperti itu, pantas saja liburan sendiri.

Beberapa laki-laki yang bersandar di wanita tertawa, matanya bersinar, melihat ke belakang Tania.

"Hei, apakah saya dapat bertanya, pacar kamu yang gendut dan pendek itu siapa namanya?"

"Dia bernama....." Tania hampir mengeluarkan kata Al. baru sadar sangat mengenal suara itu.

Dia membalikan badan, melihat orang yang berdiri di belakangnya, pria yang tersenyum padanya, dia malah tertawa kaku "Kamu......, bukannya saya bilang jangan mencariku?"

"Tidak mencarimu, saya bagaimana tahu kamu punya pacar yang seperti itu" Alex memegang pundaknya, saat masuk langsung mendengar mereka membicarakan itu.

"Itu, saya hanya berbicara saja...." Tania dengan malu menegakkan pundaknya.

"Tan, laki-laki ini pacarmu?" Wanita Thailand itu melihatnya dengan bersinar.

Alex tersenyum manis dan duduk "Benar, saya adalah pacarnya" orang arogan selamanya tidak mungkin berbicara seperti itu, dia adalah pacarnya, dia berkata dengan sangat lurus.

Beberapa orang Thailand terkejut, sangat terlihat "pacar" dan "laki" bukan orang yang sama, tetapi perbedannya sangat jauh.

"Alex, tutup mulutmu, dia sejak kapan jadi pacarmu, jangan menganggap saya sudah mati" Vincent dengan kesal masuk kedalam, dia dengan rajin bertanya satu-satu, tetapi Alex asal mencari, orang ini pergi kemana, tetapi dia yang menemukannya duluan.

Dia berdiri di samping Tania, dengan gelisah berkata "Saya cari kamu seharian, sangat khawatir."

"Lepaskan tanganmu, jangan sampai saya hitung tiga kali, kalau tidak saya yang melepaskannya dengan paksa." Alex dengan kesal mengancam.

"Coba kalau bisa" Vincent memegang Tania lebih erat.

Tania sangat ingin menggali lobang dan mengubur diri, dia berdiri dan berkata "Saya ingin ke toilet, mereka adalah punya saya..... saya......" Dia mencari kata tetapi tidak dapat menemukannya, mantan atau tunangan?!

"Tunangan."

"Suami."

Vincent dan Alex membantunya menjawab, orang Thailand mendengarnya sangat kaget.

"Suami? Alex kamu tidak malu, bercerai masih menganggap suami?" Vincent sangat marah.

"Tunangan yang sudah putus, apakah juga disebut tunangan? siapa yang sebenarnya malu, kamu pikirkan baik-baik, itu masalah logic." Alex masih mengungkit masalah itu, tidak tahan lagi.

Tania tidak ingin mengubur diri, ingin menutup mulut mereka dengan solatip, kapanpun mereka seperti orang gila yang marah-marah tidak berhenti.

Di dalam hati dia menarik nafas, dia sudah sangat malu, juga sudah tidak dapat berbicara "Saya ingin pergi ke toilet!" Dia sengaja melewati Alex, Vincent menariknya "Lewat sini saja."

Semakin banyak bukan semakin dikit masalah, Tania mengubah arah, Alex dengan tenaga menariknya "Tania kalau kamu berani lewat dari sana lihat saja."

Tania menarik nafas dalam, dan semakin dalam, dia takut kehilangan kesabaran, dua laki-laki ini akan dia lempar ke laut dan di makan hiu.

Seluruh orang melihatnya, dia membuat gerakan yang membuat orang terkejut, melepaskan tangan mereka, lalu melangkah besar, menginjak meja makan, lalu dari atas meloncat kebawah.

"Dua laki-laki yang terkasih, jika begini boleh tidak?" Dia membalikkan kepala, menggunakan senyum yang hampir gila berbicara.

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu