Terpikat Sang Playboy - Bab 236 Mulai Berkelahi!

Menghirup udara segar, Tania merasa sedikit pusing, juga tidak tahu harus berkata apa , Alex gila ini, dia ingin melakukan apa seruangan dengan Vincent!!

"Kamu hari ini tidak bertemu dengan dia?" Vincent bertemu dengannya terkejut, seperti tidak tahu apa yang dilakukan Alex, apa dia berpikir bahwa Alex orang yang baik, dia akan melakukan hal yang sama dengannya.

“tentu saja tidak, saya kemarin sudah tahu" Tania tersenyum tidak natural, dia merasa bersalah dan menunduk, dia akan di buat gila karena keadaan ini.

Vincent memegang tangannya, dengan lembut berkata "saya tahu kamu tidak ingin membuat saya khawatir, tidak apa, Alex bukan pertama kalinya melakukan hal seperti ini, saya tidak merasa aneh, tidak perlu mempedulikan dia."

Tania menggantungkan tangannya, merasa tidak bisa terus begini, Tania mulai berkata "Cent, saya ingin memberitahu sesuatu kepadamu, saya dan Alex......"

Vincent memegang kepalanya, menutup mulutnya, dia tidak membiarkan dia untuk berbicara, dia menciumnya, hatinya sakit, Tania, selamanya jangan berkata kamu akan meninggalkan saya.

Tubuh Tania kaku, dia merasakan kesukaran dihatinya, ketakutannya, kesakitan, semua dirasakannya, sendiri menjadi ragu.

Dia melepaskan bibirnya, memeluknya dengan erat "Saya tahu kamu ingin berkata apa, kamu tidak akan terlibat lagi dengannya bukan, saya sudah tahu Tania, tidak akan memaafkan orang yang selalu menyakitimu, kamu wanita pintar, tidak mungkin jatuh ketangan laki-laki yang sama lagi."

"Saya......" Tania tidak dapat berkata-kata, mulai berkata rasional, atas apa yang sudah pernah dia rasakan, tidak sudah tidak bisa berargumen, dibanding dulu lebih percaya diri, itu hanya hal baik yang dia rasakan sendiri.

Jadi dia tidak dapat menolak, tidak dapat berbicara.

"Baiklah, kamu main seharian juga cukup melelahkan, isitirahatlah, saya juga harus kembali ke ruangan saya, jangan khawatir, saya akan menyelesaikan baik-baik dengan Alex." Vincent dengan lembut mengelus pipinya, menciumnya di dahinya, menarik koper, kembali ke ruangan.

Bagus, dia akan "menyelesaikan" baik-baik, baik-baik "menyambut" dia!

Mata Vincent sangat dingin, memegang kartu kamar dengan erat dan masuk ke ruangan.

Dia berhenti di depan ruangan, saat memasukkan kartu, mendorong pintu dan masuk, lampu di dalam menyala, dia menarik kopernya masuk, di dalam ada dua kasur, salah satunya ada pakaian yang terlipat, di dalam kamar mandi ada suara air, di atas meja ada dompet dan handphone.

Vincent meletakkan tas di dalam lemari, dengan lambat berjalan ke sofa duduk, meregangkan kakinya.

Setelah beberapa lama, air di dalam kamar mandi berhenti, Alex telanjang dada, pinggangnya berbalutkan handuk, dengan lega keluar, akhirnya sudah tidak ada aroma durian.

Melihat Vincent, dia tersenyum seperti melihat adik sendiri "Yo, Vincent kita akhirnya datang" dia duduk di depannya, kakinya di atas meja teh, sesesaat mengeringkan rambut, sangat menggoda, senyumnya berbeda.

"Alex, saya ingin berterimakasih karena telah menolong saya di depan para senior, saya sudah menyiapkan amplop merah, saya harap tidak ketahuan pihak komisionaris, kalau tidak, ....... , dikenakan 3 peraturan, bisa kacau" Vincent tersenyum hangat.

Alex sedikit kaku, berbalik dan tersenyum "saya rasa paman saya akan menolak maksud baik anda, dia hanya visionaris bank"

"Iyakah, tapi saya berharap dia jujur, kalau tidak, pamannya Michael juga akan bangkrut bersama, jadi 20 juta dolar" Senyum Vincent penuh arti, dia berani menggunakan, dia juga berani melawan.

"Vincent, kamu jangan menganggap mereka rendah, memainkan mainan seperti ini, mereka sudah jauh lebih lama dari kamu, 20 juta dolar ini kelihatannya tidak akan dapat untung"Alex tidak khawatir dengan pamannya, hanya takut jika kembali, dia akan dimarahi pamannya.

Vincent menegakkan bahunya "Tidak apa, setidaknya saya juga punya rencana untuk memberi kontribusi pada pekerjaan ini, Alex, tidak perlu menyembunyikan kepintaranmu, suatu saat, kamu akan merasakan kegagalan, kemampuanmu hanya merayu wanita."

"Hahaha....." Alex tertawa "Sepertinya kamu sedang iri kepada saya, em, sepertinya saya lebih panjang dari punya kamu."

"Sangat luar biasa, seperti Barbie yang sudah di operasi, aduh, saya tidak sepanjang kamu yang bukan wanita atau pria, lihat mukanya, seperti transgender Thailand, saya lelaki polos, tidak dapat di bandingkan "Vincent menjawab dengan tenang.

Pembicaraan dari politik sampai organ tubuh.

Muka Alex kaku, dia paling tidak suka ada orang yang mengatakan dia seperti wanita, itu titik buntu, benar-benar titik buntu.

"Walaupun begitu, wanita itu suka sama saya, kamu pada akhirnya akan keluar, Vincent, jangan menutupi rasa malu" Alex berbicara sedikit kasar.

Vincent mengepalkan tangan "Dia adalah milik saya, saya tidak akan melepaskan, saya akan menikah dan memiliki anak, bersama sampai tua, Alex, kamu yang harusnya berbicara masuk akal."

"Ahh......., benar-benar tidak tahu malu, menikah dan punya anak? kamu mau bantu saya jaga anak, saya tidak butuh."

"Kamu bicara apa......" Vincent sudah sampai batas akhir, ini juga titik buntu.

"Harus saya jelaskan baru mengerti? Tubuhnya, hanya adalah milik saya, kamu....., tidak akan mendapatkan apapun, beri kamu kehormatan untuk turun, baik-baik mundur" Alex tidak peduli dia dapat menerima atau tidak.

Tatapan mereka saling penuh dendam, penuh kebencian.

2 menit, ruangan penuh suara pukulan, perkelahian antara laki-laki tidak lain dan bukan adalah pedang dan tonjokkan.

Tania di ruangannya sendiri, tidak tenang mondar-mandir, tidak tahu mereka sedang melakukan apa, berharap dengan damai menyelesaikan, tetapi tidak mungkin, hatinya berpikir apakah sudah mulai berkelahi, dia tidak berharap Alex terluka, juga tidak berharap Vincent terluka.

"Pukul..... pukul...... pukul sekarang" Pelayan Ani tergesa-gesa berlari, dan berkata.

"Mereka beneran berkelahi" Tania panik, hatinya kosong, berlari keluar ruangan, tidak bisa, dia harus menghentikan mereka, takut Vincent memukul terlalu keras, memukul Alex di tempat yang sama seperti dulu, nanti bagaimana, pukulan laki-laki tidak dapat di tahan.

Pelayan Ani mengikuti di belakang, menghentikan dia "Bos, kamu tidak dapat pergi."

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu