Terpikat Sang Playboy - Bab 26 Perbedaan Burung Phoenix Dan Ayam!

“Saya adalah kekasih Alex, orang yang di cintainya adalah diriku, kalau tidak mana mungkin kemarin dia meninggalkanmu lalu mencariku.” Wanita itu di desak oleh perkataan Tania, dan sekarang berbalik mengigit dia.

Tania tertawa terbahak-bahak, “Kamu bilang kekasihnya? Tuhan, kamu jangan bercanda, orang sepertimu, bagaimana bisa Alex menyukaimu. Suami saya memilih kekasih juga akan memilih wanita yang berkelas, dan dia tidak akan memilih wanita rendahan sepertimu.”

Matanya yang indah itu melihat sekelilingnya, dia tersenyum menghadap ke arah Alex. “Sayang, jangan bilang kalau dia itu memang benar kekasihmu, kalau tidak aku akan malu.”

Alex hanya tertawa kecil, jika dia biang iya, artinya dia mengakui bahwa selera dia adalah wanita rendahan. Tetapi jika dia bilang tidak, sama saja dengan mengakui segala yang dia perbuat.

Untungnya Tania berani untuk mensekak dia.

“Baik, ayo cepat katakan bahwa aku adalah kekasihmu, ayo cepat katakan!” Wanita itu tidak hentinya menarik tangan Alex, dia merasa ini sungguh tidak adil.

“Nona, apakah kamu tahu perbedaan Phoenix dan Ayam?” Tania dengan percaya diri mencabut sehelai rambut di dekat dahinya, dan dengan tatapan yang tajam memandangi rambut di depan dahinya, “Karena, Phoenix tahu betapa bangganya untuk mengangkat kepalanya. Dan ayam hanya bisa menundukan kepalanya, bahkan kotoran mereka sendiri akan mereka makan, sungguh hina, mengerti tidak.”

Wanita itu marah sampai mengila, dia tidak menemukan kata-kata untuk membalasnya.

“Kak, kamu memang keren banget!” Nico memberi jempol kepada Tania, serangannya kali ini sungguh hebat, terlalu keren.

Tania tertawa dengan suara yang besar, “Nico, saya hanya mengatakan yang sebenarnya saja, jangan terlalu memujiku.”

“Nyonya rumah keluarga kami selain cantik juga sangat pintar, memenuhi syarat, memenuhi syarat!” Nico dengan nekat memujinya. Alex menatapnya dengan tatapan pembunuh. mengunakan serbet untuk mengelap mulutnya, dan berdiri, “Kak Alex,Jangan tinggalkan burung Phoenix lalu memilih ayam hutan, saya juga akan merasa malu.”

Selesai bicara dia bergegas pergi tidak lupa melemparkan ciuman perpisahan kepada Tania, “kak Tania selamat malam!”

“Oke! Sampai jumpa!” Tania melambaikan tangannya, dan kembali melihat wajah Alex, “Sayang, jika kamu masih ingin bermain dengan ayam hutan, silakan. Saya mau pergi melihat kebun bunga.”

Dia berdiri dan dengan tenang pergi meninggalkannya. Alex di belakangnya mengatakannya dengan sikap yang biasa saja: “Phoenix tidak lebih baik dari Ayam hutan, bahkan lebih menyedikan.”

Tania tertawa menghadap ke udara, mengambil nafas yang dalam, lalu mengangkat kepalanya lebih tinggi lagi, berjalan dengan mantap, dia tidak boleh sedih, tidak boleh marah, jika tidak dia akan kalah.

Alex melihatnya dari awal sampai akhir tidak terlihat marah, pria itu merasa sangat depresi, ini memperkuat bukti bahwa menikah dengannya hanya untuk membantunya terlepas dari masalahnya, hanya itu saja.

Di dalam dadanya terkubur nyala api yang semakin lama semakin membesar. Perasaan di acuhkan oleh orang lain, sungguh mengerikan.

“Tolong panggilkan supir untuk mengantar Nona ini pergi” dia mengatakannya dengan suara yang datar, dan dengan langkah yang besar meninggalkan wanita yang di sampingnya.

Dia berjalan ke tempat yang tidak ada orangnya, Tania perlahan melepaskan semua saraf yang tertarik kencang, perasaan yang menyakitkan itu sedikit demi sedikit masuk ke dalam paru-parunya, dia merasa ini sangat menyedihkan, sangat menyedikan.

Baru saja menikah, dan dia harus menerima penghinaan yang seperti itu. Ketika dia melihat pria itu mengandeng wanita lain pergi, hatinya serasa jatuh ke dasar lembah, dinginnya menusuk ke dalam tulang, perasaan seperti itu, lebih menyakitkan dari pada melihat hubungan gelap Vincent dan Jane.

Dan dia harus tegar dan tetap tersenyum dalam menjaga martabatnya.

Dia duduk di bawah pohon merasa sangat lelah, melihat di antara rerumputan itu ditumbuhi bunga yang berwarna kuning. Dia melihat kebawah seketika penglihatannya rabun, secepatnya dia menutup matanya lalu melihat ke atas, dia tidak membiarkan air matanya menetes.

Setelah lewat beberapa saat, cahaya di depan mata saya terhalang oleh sekelompok bayangan yang besar.

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu