Terpikat Sang Playboy - Bab 233 Ayo Secara Diam-diam Pergi Bersama!

Alex menghembuskan satu hembusan nafas, dan berkata“Jika kamu mau berkata begitu, saya hanya bisa memberitahumu, sekarang bukan masalah dia mengerti atau tidak mengerti, saya berkata begini hanya memberikannya muka, membuat kamu memiliki waktu, dan membuat dia tidak terlalu sulit menerima hal tersebut lalu dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Faktanya, semua orang sudah mengetahui masalah ini dengan baik, bukankah dia terburu-buru datang kemari karena sudah menemukan sesuatu, bagaimanapun kamu menutupi semua itu sia-sia. Lebih baik kamu mencari waktu yang tepat, untuk menjelaskan semuanya. Keadaan sekarang ini, hanya kamu yang dapat membersikan situasinya.”

“Saya mengerti bagaimanapun saya bertindak dapat menyakitkannya, saya hanya berfikir jangan terlalu menjatuhkan martabatnya.”Tania mengerti semua perkataan itu, hanya saja tidak mudah untuk di terapkan, sangat tidak mudah.

Seperti kita sedang bermain bungee jumping, semua itu hanyalah masalah melompat turun ke bawah, tetapi jika kamu benar-benar berdiri di tepi tebing, apakah mungkin dapat begitu mudah melompat.

“Rileks, kapal sudah sampai jembatan kepalanya otomatis lurus sendiri, jangan berpikir dia ada atau tidak kamu tetap bisa hidup, ayo bahagia sedikit, ayo turun dari mobil”Alex menarik dia turun dari mobil, setelah wanita itu turun dari mobil.

Pemandu Wisata memegang bendera, sedang menghitung jumlah orang di sana, Ani melambaikan tangan ke mereka menyuruh mereka bergegas datang kemari.

Sinar matari yang cerah dan hiruk-piruk suasana di sekitarnya membuat perasaan Tania tidak begitu tertekan, malahan tertarik oleh bangunan yang megah.

“Wow, Bos, kamu lihat bangunan yang sangat cantik”Ani menunjuk ke bangunan di depannya, dan berteriak dengan penuh semangat

Alex di sampingnya berkata“Grand Place merupakan satu dari banyak istana di kerajaan Thailand, total memiliki 22 bangunan, ada 4 bangunan utama dengan karakteristik tersendiri dari timur ke barat kata berbaris, satu atap genteng berwarna hijau, lis atas dilapisi dengan kepala phonix, genting ubin yang di lapisi kaca warna unguh,merupakan sejarah Grand Place yang paling sempurna dan tersimpan sampai sekarang, ukuran yang paling besar, dan paling mewakili etnis di masa lalu, tetapi sekarang hanya di gunakan untukk upacara penobatan, perayaan, dan sebagainya. Sampai mereka masuk ke dalam, bangunan yang sangat jaya dipenuhi dengan gambar lukisan, ukiran dan pakaian yang indah, yang membuat orang membuka lebar mata mereka.”

Ani menatap Alex dengan kagum, berseru “Kak Alex, kamu tahu banyak ya, terdengar sangat berpendidikan tinggi, apakah kamu pernah datang kemari? Bagaimana kamu bisa begitu mengenal Thailand.”

“Saya pernah datang satu atau dua kali kemari. Saya dahulu pernah membaca informasi tentang di sini, jadi saya mengingat apa yang tertulis di atas sana” Alex hanya melihat-lihat saja.

Tania tersenyum, dia berkata“Ingatan kamu masih sangat baik, mampu mengingat semua itu.”

Alex menaruh kedua tangan di dadanya, tersenyum dengan perasaan puas “Mau masuk ke dalam sebuah market, tentu saja harus mengenal warisan budaya di sini, mengenal diri sendiri dan mengenal musuh, begitu baru tidak menjadi bahan lelucon, baiklah ayo kita masuk ke dalam.”

Dalam satu barisan ada 30 orang, mengikuti pemandu wisata menelusuri semua tempat, dekorasi di dalam benar-benar indah dan mempesona, rumit dan dihiasi dengan ukiran emas.

Alex berjalan ke sebelah Tania, saat semua orang tidak memperhatikan mereka, secara diam-diam dia menarik wanita itu keluar dari grup wisata, menjauh dari istana ke tempat lain.

“Hei - kamu mau membawa saya pergi kemana, ketika mereka akan berkumpul, mereka tidak akan menemukan mereka, mereka akan cemas.”Tania menarik tangannya, tidak berjalan lagi.

Alex membalikan badan, lalu memegang wajahnya dengan kedua tangan lalu dengan kuat mencium di bibir merahnya,“Karena saya mau melakukan ini sesuka hatiku.”

“Dasar orang gila!”Tania tersenyum memarahi dia“Apa yang harus kita lakukan jika orang lain mencari kita.”

“Tidak masalah, biarkan Pemandu Wisata khawatir, sekarang kita akan bersantai dan berjalan-jalan, dan melihat-lihat”Alex memegang tangannya dan berjalan melalui jalan yang sempit itu.

“Apakah seperti itu tidak terlalu baik, nanti kita sendiri tidak menemukan jalan kembali.”mulut Tania berkata, sambil mengikuti langkah kakinya, berada di kota yang asing ini, jalan yang asing, terlihat satu demi satu wajah asing yang melintas dari pandanganku.

Dan mereka saling bertautan, karena pria itu, mengeluarkannya dari ketakutan terhadap keterasingan, dan perasaannnya berubah menjadi tanpa rasa takut.

Matahari terasa sangat hangat, tatapan mata melihat keseluruh penjuruh arah, semua itu terasa begitu indah.

Alex mendengar perkataan wanita itu, senyum di wajahnya hilang lalu memutar kepalanya,“Kita bukanlah anak kecil lagi, kita tahu dimana lokasi hotel, kamu masih takut tersesat. Kamu cukup mengikuti saya, sebelum langit gelap kita akan kembali.”

Tania tidak menentangnya lagi, lalu menambah kecepatan langkah kakinya, dia tidak bertanya dia akan pergi kemana, dia hanya akan diam mengikuti langkah kaki pria itu, melewati satu demi satu jalan, perasaan hatinya semakin bebas leluasa.

“Di sana ada pasar terapung, mau tidak kita membeli barang di sana, sudahkah kamu mencoba berbelanja di atas air.” Alex menarik dia menuju ke sungai tersebut.

“Apakah Seperti di Venesia?”Tania ingat waktu dulu pergi ke Venesia, saya juga mendayung di atas kapal bergerak maju dan mundur, dan perasaan itu terasa luar biasa.

“Tidak persis sama, setidaknya disini tidak seperti Venesia yang memiliki banyak cabang sungai, tetapi saya juga tidak kehilangan perasaan datang ke tempat baru”Alex terus berkata tidak terasa mereka sudah tiba di pinggir sungai.

Tania melihat pemandangan pasar terapung ini, perahu-perahu berwarna warni merapat di pinggir dermaga, ada yang menjual buah, ada yang menjual bunga, ada yang menjual sayuran, ada yang menjual alat kebutuhan sehari-hari, semua lengkap. Dan beberapa jenis barang, jika mau kesana kita harus menghentikan kapal kita di dekat kapalnya, disana ramai dan penuh warna.

“Sepertinya di sana sangat menyenangkan, ayo kita pergi kesana.” Tania sangat gembira sampai meloncat-loncat dan menarik tangan Alex meloncat ke atas perahu kayu.

Pendayung di depan perlahan lahan meluncurkan perahunya ke arah tengah sungai, Tania menurunkan tangannya merasakan kesegaran air sungai, di depan matanya terlihat perahu yang berwarna-warni, penjual di atas perahu memanggil dan jari mereka mengisyaratkan untuk datang ke tempat mereka.

Alex memegang pinggangnya“Apa yang ingin kamu beli?”

“Tampaknya tidak ada yang bisa di beli.”Tania melihat barang di atas perahu yang berada di sekitar mereka, mengelengkan kepala dan berkata.

“Kita sudah datang kemari, setidaknya beli sesuatu, buah-buahan dan sejenisnya, sepertinya terlihat sanga segar, nanti kamu bisa membawanya ke pinggir sungai lalu itu menjadi makan siang kita” Alex secara tidak sadar telah mengatakan itu, tidak menyangka dia hanya sembarangan mengucapkan satu kalimat itu, dan nantinya itu sungguh memberikan dirinya sendiri masalah.

“Baiklah, coba kulihat apa yang harus di beli?” Tania melihat ke depan dan kebelakang, tiba-tiba matanya seperti menyala, menunjuk perahu yang berada di depan “Ayo kita pergi membeli durian untuk di makan, saya suka makan durian.”

Durian!!!

Ekspresi wajah Alex terbujur kaku, di depan matanya terlihat seperti dunia yang penuh dengan kegelapan, pria itu paling takut dengan buah yang namanya durian, setiap kali dia mencium bau dari buah tersebut, mungkin dia tidak akan bisa makan dalam beberapa hari, jangankan bilang mau memasukannnya ke dalam mulut, bahkan jika mau memukulnya sampai mati pun dia tidak akan pernah melakukan hal itu.

Pria itu mengeluarkan keringat, membuat senyum palsu dan berkata “Durian terlalu berat,lebih baik kita membeli yang lain saja.”

Tania tidak tahu kalau dia memiliki perasaan takut terhadap durian, dengan sangat senang berkata,“tidak masalah, kita bisa menyuruh penjual untuk melepaskan cangkangnya, saya paling suka makan durian, rasanya yang manis, memikirkannya saja membuat orang ngiler.”

“Manis?!!”setetes keringat meluncur turun dari dahi Alex, dia tidak mengerti bau buah yang begitu busuk, bagaimana bisa wangi, apakah mungkin struktur sistem penciuman mereka berbeda?

“Ia betul, kamu belum pernah memakannya?” Tania tidak merasa ada yang aneh, lalu menyuruh pendayung kapal mendekati kapal yang menjual durian tersebut.

Bau durian yang menghantam kewajahnya, membuat wajah tampan alex berubah menjadi pucat pasih, durian yang berada di atas kapal di dalam matanya terlihat seperti kotoran, dia mengunakan tangan menutup hidungnya, dan membuatnya mual sedikit lagi membuat dia muntah.

Dan Tania malahan menunggingkan pantatnya, dengan perasaan sukacita memilih durian!

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu