Terpikat Sang Playboy - Bab 223 Terjepit Ditengah!

Vincent mundur beberapa langkah kebelakang dengan kakinya yang gemetar, langkah kakinya sangat kaku, Tania benar-benar bersama dengan Alex, apakah selama ini Tania juga menjalin hubungan secara diam-diam dengan Alex?

Kemarin dan kemarin lusa Vincent sedang dinas diluar kota, jam 12 malam kemarin Siska meneleponnnya mengatakan bahwa sampai sekarang Tania belum pulang, mereka semua tahu bahwa selama beberapa hari ini Vincent sedang berada diluar kota, jadi mereka mengkhawatirkan Tania yang tidak kunjung pulang walau hari sudah larut.

Vincent segera kembali dari luar kota, dia menelepon Tania, tetelponnya tersambung, namun tidak ada orang yang mengangkat telepon.

Vincent mengemudikan mobil mengelilingi daerah sekitar rumah Tania, secara tidak sengaja dia melihat mobil Alex, seketika itu juga setengah hati Vincent mendingin, apakah seorang Alex akan memberhentikan mobilnya dipinggir jalan tanpa alasan yang jelas? Mungkinkah? Ditambah mobil ini berhenti di jalan yang pasti akan Tania lewati setiap hari, mereka menghilang pada saat yang bersamaan.

Hatinya sangat sakit, namun dalam hati dia masih berharap bahwa apa yang dia pikirkan itu salah, mungkin Tania pergi dengan Alex karena dipaksa, bukan karena keinginan Tania sendiri... Vincent menunggu disana sejak subuh hingga sekarang, ia menunggu kemunculan mereka, sekarang Vincent sudah melihatnya, Vincent melihat mereka bermesraan, melihat Tania yang tersenyum bahagia membuat hati Vincent sangat sakit, merasa putus asa dan benci....

Tania, kenapa kamu melakukan hal ini kepadaku, walaupun kamu sudah tidak bisa mencintaiku lagi, tapi apakah kamu sudah tidak bisa menunggu lagi?

Tania merasa seperti ada orang yang sedang melihatnya, ketika menolehkan kepalanya kesamping, tidak terlihat ada satu orangpun, apakah ini hanya persaannya saja, tapi tadi dia jelas-jelas merasa bahwa disana ada orang.

Tanpa banyak berpikir, Tania mengemudikan mobilnya dan pergi, sekarang dia ingin pulang dan ganti baju dulu.

Dengan begitu Tania pun pergi, setelah tiba dirumah, Tania duduk disofa, Siska dan Levita segera menghampirinya.

"Tania, kemarin malam kamu pergi kemana? Apakah Vincent yang menemukanmu?" Tanya Siska.

"Ah?" Tania membelalakkan matanya, setelah berpikir, Tania menjawab "Oh, begini, kemarin aku dan para karyawan toko pergi karaoke bersama, akhirnya kamu bermain sampai lupa waktu, jadi aku menginap di rumah Amel".

Siska tidak merasa curiga "Ternyata begitu ya, mama pikir Vincent sudah menemukanmu, lalu kamu tidur dirumahnya" Kata Siska sambil tersenyum.

"Vincent..., Apakah dia pergi mencariku?" Tidak tahu kenapa Tania merasa panik.

"Benar, kemarin aku sangat khawatir karena kamu tidak kunjung pulang, aku berpikir mungkin kamu menghampiri Vincent yang sedang dinas diluar kota, jadi aku menelepon Vincent, katanya dia akan segera pulang untuk mencarimu, kemudian dia tidak menelepon lagi, aku pikir mungkin dia sudah menemukanmu" Kata Siska sambil menggenggam dan menepuk tangan Tania "Bisa dikatakan bahwa Vincent sangat setia, sekarang ada banyak godaan didunia ini, dan ada berapa pria yang bisa tetap setia dan tidak sembarangan diluar sana? Kamu sudah pernah jatuh dan terluka, jadi kali ini kamu harus benar-benar menghargainya, jangan melepaskannya".

"Aku sudah tahu kok ma" Jawab Tania sambil tersenyum, dia merasa bersalah "Aku naik keatas untuk mandi dan ganti pakaian dulu".

"Baik! cepat naik sana".

Tania berjalan cepat menuju kamarnya untuk bersembunyi, Tania menghela nafas panjang, apa yang harus dia lakukan, kedua orang tuanya sangat menyukai Vincent, dia tidak sanggup mengatakan hal yang dapat mengecewakan mereka, jika aku memberitahu mereka tentang hubunganku dengan Alex, mungkin mamalah orang pertama yang akan merasa sangat marah.

menjelaskan kepada Alex bukanlah hal yang mudah, menjelaskan kepada keluarga Tania juga bukan hal yang mudah.

Ada banyak tantangan yang harus mereka hadapi.

Berjalan sampai kamar mandi, Tania melepaskan bajunya, melihat tubuhnya yang dipenuhi dengan cupang, membuat Tania teringat kembali akan memori kemarin malam, dia menepuk wajahnya yang memerah, lalu mandi, setelah mandi, Tania memilih pakaian, lalu setelah berdandan, Tania pun keluar.

Walaupun sangat bimbang, tapi Tania tidak tahu harus bagaimana lagi, namun suasana hatinya sungguh sangat baik.

Ketika tiba di toko, selama seharian penuh, Tania melihat ponselnya terus, para karyawan tokonya merasa heran melihat Tania hari ini.

Sejak sore sampai malam hari, terutama ketika langit sudah gelap, perhatian Tania hanya pada ponselnya, disatu sisi dia ingin Alex meneleponnya, tapi disisi lain dia juga merasa takut dan tidak berani meneleponnya.

Pukul setengah delapan, Vincent membuka pintu dan berjalan masuk, dia melihat Tania yang duduk disamping kasir sambil memperhatikan ponselnya, hatinya terasa seperti ditusuk "Siapa yang akan menelepon sehingga membuatmu sangat menantikannya!!"

Ketika mendengar suara Vincent, Tania segera mengangkat kepalanya, lalu meletakkan ponselnya diatas meja "Tidak ada kok, tadi aku sedang bermain permainan, aku dengar dari ibu kemarin malam kamu sudah pulang ya?"

"Iya, dia meneleponku karena mengkhawatirkan kamu yang tidak kunjung pulang, Aku berpikir mungkin kamu sedang bermain dengan para karyawan toko, jadi aku langsung pulang ketika tidak menemukanmu, kenapa, kamu menyalahkanku karena tidak menemukanmu?" Vincent duduk disamping Tania, tatapannya yang sangat tajam itu membuat orang tidak bisa membaca apa yang dia pikirkan.

"Bagaimana mungkin..." Kata Tania sambil tersenyum.

Tania dan Vincent duduk disana tanpa mengatakan apa-apa.

Tiba-tiba ponsel dimeja berdering, seketika itu juga hati Tania mencelos, ya Tuhan semoga bukan Alex yang menelepon.

"Angkatlah" Kata Vincent tanpa melihat ID penelepon.

"Oh..." Jawab Tania, lalu mengambil ponselnya, melihat ID penelepon membuat Tania syok, sebelum terlihat oleh Vincent, Tania segera mengangkatnya "Halo..."

"Aku menunggumu di persimpangan jalan, kamu keluar...."

"Baiklah, aku sudah tahu, barang itu belum tiba, nanti aku akan menelepon perusahaannya lagi, Benar, baiklah kalau begitu, bye" Tania bertanya dan menjawab sendiri, lalu menutup telepon "Telepon dari desainer Perancis, sebelumnya aku pernah memesan beberapa model baru, katanya barangnya sudah dikirim kepadaku"

Vincent menganggukkan kepala "Begitu ya, sudah hampir waktunya makan malan, ayo kita makan malam bersama, sekalian temani aku membeli beberapa pakaian".

"Baiklah, ayo pergi" Tania mengambil tasnya, ketika menyimpan ponselnya kedalam tas, Tania diam-diam mematikan ponselnya, dia sangat membenci rasa bersalah dan hubungan diam-diam seperti ini.

Alex menjauhkan ponselnya dari telinga, dari cara Tania menjawab telepon, Alex dapat menebak bahwa ada orang yang duduk disamping Tania, dan Tania tidak ingin orang itu tahu bahwa Tania sedang meneleponnya, orang bodoh sekalipun dapat mengetahui bahwa orang itu adalah Vincent.

Alex tersenyum mencemooh, lalu memukul meja dengan emosi. Dasar Vincent sialan, kenapa kamu tidak menghilang saja dari muka bumi ini?!

Setelah makan malam bersama, Tania menemani Vincent untuk membeli beberapa jas, lalu Vincent mengatakan bahwa dia ingin nonton film, maka mereka pun nonton di bioskop, ketika pulang, hari sudah larut.

Vincent mengantar Tania pulang ke rumah, dalam mobil, Vincent ingin mencium Tania, tapi Tania menghindarinya, ciumannya pun hanya jatuh di pipinya.

Vincent merasa hatinya sangat sakit, dia menghirup nafas untuk menahan emosi, lalu menahan kepala Tania, sekali lagi mencium Tania, tapi Vincent hanya menempelkan bibirnya pada bibir Tania "Selamat malam, besok pagi aku akan menjemputmu untuk melihat matahari terbit".

Siapapun tahu bahwa jika ingin melihat matahari terbit, maka harus tiba di tempat tujuan sebelum matahari terbit, dengan kata lain, Tania tidak memiliki kesempatan untuk pergi ke tempat lain lagi.

"Selamat malam!" Tania membuka pintu mobil lalu turun dari mobil, berjalan menuju villanya.

Dibawah pohon besar disamping taman kaca, Tania melihat ada bayangan orang yang sedang berdiri, Tania sengaja memelankan langkah kakinya, lalu berjalan mendekat, apa yang dilihatnya itu benar, Alex yang sedang memejamkan matanya sambil berdiri menyandar di pohon. Alex sedang emosi.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu