Terpikat Sang Playboy - Bab 59 Istri

Sebenarnya juga sudah benar-benar berusaha sebagai imbalannya, masih mendapatkan hasil yang malah lebih buruk.

Alex mengira wanita itu akan menanggapi dirinya, tak disangka wanita itu masih saja begitu tenangnya, awalnya didalam hati pun telah berbara-bara, kali ini membara dengan besarnya “baik! Karena dirimu telah berdiam begitu lamanya, saya pun tidak akan segan-segan lagi”.

“saya tidak sedang berdiam, dirimu yang malahan sedang berbicara sendiri” Tania menaikkan suaranya, lalu berdiri, menghembuskan nafas, lalu mengarah naik kelantai atas.

Pada malam itu, Alex tidak ingin pergi kelantai atas untuk tidur, wanita itu juga tidak mendengar suara mobil sport keluar, keretakan antara mereka berdua, sudah semakin membesar, dari sepanjang 5 meter bertambah menjadi 10 meter, semakin jauh semakin tidak dapat menyentuh hati satu sama lain.

Tania juga tidak bisa tidur, pada keesokan harinya dengan bangun dengan mata panda, Alex tanpa menunggu wanita itu lalu pergi meninggalkannya, wanita itu menyuruh supir untuk mengantarkannya ke kantor.

Hari ini Suasana dilantai paling atas kelihatan cukup buruk , dikantor presiden sewaktu- waktu akan ada terdengar suara teriakan, manajer pun keluar dari dalam, dengan wajah yang kotor.

Kenapa hari ini presiden seperti telah memakan bahan peledak saja, pagi-pagi saya memberikan pria itu tidak merespon sapaan saya, pria itu sedikitpun tidak memperdulikanku, wajahnya begitu datar tanpa ekspresi.”

Dirimu lihat seketaris Tania itu, terlihat begitu pucat dan lesu , delapan puluh persen pasti beribut lagi, sehingga ini adalah akibat dari terlalu cepat menikah, dan dipastikan juga akan cepat berpisah”

Didalam ruangan, kedua asisten sekretaris sedang mengobrol, kebetulan Tania juga sedang membawakan segelas cangkir dan masuk, terdengar obrolan dari mereka.

Melihat Tania masuk mendekat,di atas wajah mereka terlihat sedikit canggung, tidak tahu apakah obrolan mereka terdengar olehnya, menyunyah lidah bagian belakang , pasti ada suatu hal yang tidak beres.

Tania meletakkan gelasnya diatas meja, “sepertinya ekspresi wajah presiden kelihatan datar tanpa ekspresi, raut wajah saya hari ini juga terlihat tidak baik, namun masalah cepat menikah dan cepat berpisah, kalian tidak mengetahui asal usulnya lalu sembarangan berbicara, saya akan mengingat semua ini”.

“maaf, maaf, ini dikarenakan mulut kami sulit dijaga, Tania dirimu jangan menyimpannya kedalam hati”.

“betul, lain kali kami tidak akan berani sembarangan berbicara lagi”.

Dengan terburu-burunya Kedua asisten sekretaris meminta maaf.

“jika sekali lagi terdengar oleh ku, silakan bereskan barang-barang kalian dan pergi” Tania dengan tidak segan-segan nya berkata, wanita itu sangat membenci orang kecil seperti membicarakannya dibelakang.

“oke, kami pergi kerja dulu” mereka mengambil cangkir dan dengan terburu-buru pergi.

Tania menghembuskan nafas, dan berjalan sambil menuangkan secakir teh dan duduk, melanjutkan pekerjaannya.

Ada terdengar suara tuk tuk tuk yang mendengung, seorang yang berpakaian putih, datang mendekat seorang wanita dengan gaya potongan rambut yang bagus , langsung berjalan mengarah keruangan presiden.

“nyonya, silakan tunggu sebentar, ingin mencari siapa?” Tania dengan suara yang berat dan bertanya.

Wanita itu membalikan tubuhnya “adalah Alex yang melepon saya untuk datang kemari, pria itu berkata boleh langsung masuk, tidak perlu melapor lagi, wanita itu mengetahui bahwa Tania adalah istrinya Alex, bagaimana buat, ketika pria bersedia bersimpati dengan dirimu baru dilbilang pria itu berguna, istri, hanya sebagai wanita pelacur gratisan saja.