Terpikat Sang Playboy - Bab 444 Mengencingi Wajah Ayah

Si bayi kecil itu memalingkankan kepala kecilnya di sisi lain. Kata-kata Ayah, dia tidak tertarik mendengarkannya, akan lebih baik untuk melihat cahaya bulan di luar saja.

Sepuluh ribu gagak terbang ...

Alex frustrasi, Nak, setidaknya kamu harus berkontak mata sedikit dengan ayahmu ini, pada akhirnya, dia tidak mempedulikannya, dan langsung memalingkan kepalanya.

"Hahaha ,,,," Nico tertawa keras "Sepertinya dia tidak berada di pihak ayah, coba kamu cium dia, mungkin bocah itu akan marah, dan menggunakan dua tangannya untuk menggarukmu, aku akhirnya paham, pria kecil ini kelak akan menjadi pria yang cool, dan putri kecil di tanganku ini, akan menjadi wanita cantik yang lembut dan manis. "

"Ia masih sangat kecil, apa kamu mengerti?" Alex memeluk putranya ke samping. Dia benar-benar ingin mencoba menciumnya. Tetapi dia takut dia akan benar-benar menggaruknya, lalu dia akan malu, dia memikirkannya beberapa waktu, dia tidak berani mengambil resiko itu.

Hidung Nico yang sensitif mencium bau tajam "Alex, apakah kamu ada mencium aroma bau, bayi mana yang buang kotoran?"

"Bagaimana aku bisa tahu, kita berdua sangat dekat sekarang, mari kita buka popoknya dan mari kita lihat" Alex meletakkan anak itu di atas meja, Nico juga datang dan meletakkannya, mereka melepaskannya bersama.

"Adik nya yang buang kotoran" Nico menatap permukaan popok bayinya yang sangat bersih dan berkata dengan pasti.

Dan Alex sudah melihat kotoran besar yang berwarna kuning itu, dia jengkel dan mendesah "Nak, nak, mengapa kamu sangat sering buang kotoran seperti ini, bukankah kamu baru saja membuangnya?"

"Jangan mengeluh. Itu adalah anakmu. Kamu harus bertanggung jawab untuk itu. Sangat sulit untuk mejadi seorang ayah. Pergi dan ambilkan popok serta tisu basah untuk membersihkannya." Nico mendesaknya dan menendang betisnya.

"Salah apa aku di kehidupan lalu" Alex kembali ke kamar untuk mengambil popok dan tisu basah, Tania terbangun "Eh, mana bayi kita?"

"Si adik kecil buang kotoran, aku menaruhnya di ruang kerja. Nico sedang menjaganya disana. Tidak apa-apa. Kamu tidur saja. Ketika mereka ingin minum susu aku akan membawanya padamu." Setelah Alex mengambilnya ia langsung berjalan keluar.

Tania memanggilnya "Tunggu sebentar".

Alex berhenti dan melihat kearahnya "Ada apa lagi?"

"Sekarang cuaca semakin panas, kamu pergi ambil air hangat untuk membasuh pantat kecilnya, kalau tidak dia akan merasa tidak nyaman." Tania berpikir dengan sangat baik, tetapi Alex merasa terbebani.

"Di mana aku harus menemukan baskom? Hari ini begini saja. Putraku masih menungguku disana. Nanti aku akan menyuruh pelayan untuk mempersiapkannya. Lain kali aku akan melakukan apa yang kamu minta." Alex berpikir, ia harus membersihkannya dan mencucinya, ia harus melakukan satu hal dua kali, itu akan lebih capek.

Tania mencibir "Kamu hanya bisa malas-malasan."

Alex benar-benar ingin menjawabnya, kalau tidak lain kali kamu coba bawa mereka, tetapi ketika ia berpikir tentang istrinya sedang pasca melahirkan, dan tidak boleh marah, jadi ia hanya bisa tersenyum untuk menggantikan amarahnya "Iya, iya, lain kali aku akan melakukannya, kamu tidur saja" Sebenarnya dia juga ingin tidur.

Ketika kembali ke ruang kerja, dia mengangkat kaki si kecil, mula-mula ia membuang popoknya, lalu menyeka pantat kecilnya dengan tisu basah, dan kemudian memakaikan popok yang bersih "Nak, Ayah melayanimu dengan baik sekarang, ketika aku tua nanti kamu harus berbakti, jika kamu tidak memiliki hati nurani, akan lebih baik aku cekik saja kamu sekarang. "

Ketika dia sedang mengoceh, ** si bayi kecil itu naik, dan dia buang air kecil ke arah Alex. Pada saat itu Alex sedang membungkuk untuk menempelkan popoknya, dia menurunkan wajahnya dengan sangat rendah, air kencing bayi kecil itu tiba-tiba keluar, itu sangat cepat, langsung menuju ke wajah Alex yang sedang marah dan tampan itu.

"Ah——" Alex bergegas mengangkat kepalanya, rambutnya dan wajahnya penuh dengan urin, dia berteriak kepada putranya "Kamu ini si bocah kecil, berani-beraninya kamu pipis di wajah ayahmu, apa kamu tidak ingin hidup lagi, apa kamu ingin makan kepalan ayahmu ini?" Dia mengambil tisu dan menyeka wajahnya.

Bayi kecil itu menghadapi kegilaan ayahnya, dia yang jarang tersenyum, untuk pertama kalinya tersenyum dan tertawa terkikik-kikik.

Nico yang berdiri di samping, awalnya ia terkejut, dan kemudian ia tawa terbahak-bahak "Hahaha ,,,, berbakat, sangat berbakat, sayang, ayahmu sangat cerewet, sekarang saatnya kamu memberinya merasakan rasa kencing anak laki-laki. "

Alex memelototi Nico "Diam, jangan tertawa sampai kamu mati nanti, aku tidak akan menyimpan mayatmu." Dia yang awalnya sudah sangat marah, setelah melihat senyum polos putranya, Hatinya langsung melembut, dan dia menepuk pantat kecilnya "Kamu masih bisa tersenyum".

Bayi dalam gendongan Nico mungkin terinfeksi oleh adiknya, atau mungkin dia menertawakan ayahnya, dia juga tersenyum, wajahnya yang kecil dan lembut itu, bisa langsung menangkap hati orang dewasa.

"Lihat, anak perempuanmu juga menertawakanmu. Ayahmu benar-benar tidak beruntung, hidup adik." Nico mengubah suaranya menjadi lucu, dan terus menertawakan Alex.

Ruang belajar itu penuh dengan sukacita, selain wajah Alex yang bau.

Keesokan harinya, Nico memberi tahu Tania tentang hal yang terjadi pada Alex tadi malam, dia tidak hanya tidak bersimpati padanya, dia malah tertawa untuk waktu yang lama.

"Sungguh! Putraku sangat hebat. Tidak heran aku melihat rambut ayahmu menjadi basah ketika dia masuk ke kamar. Aku pikir, di mana ia membasahi rambut nya itu, tidak disangka itu adalah mahakaryamu."

"Istriku, apakah kamu begitu sangat menyayangi putramu? apakah setelah kamu memiliki seorang putra, kamu tidak peduli lagi dengan suamimu ini, kamu seharusnya memukul pantat kecilnya dengan keras, dan kemudian berkata, Nak, jangan lakukan itu lagi yah. Itu lah yang harus kamu lakukan" kata Alex yang berada di sebelahnya, ia tidak puas.

Tania mendorong kepalanya menjauh "Dasar—— aku tidak akan melakukannya, jika aku memarahinya dan memukulnya, aku akan sangat, sangat enggan."

"Ah—— sekarang kamu memiliki tanda-tanda seorang ibu yang penuh kasih tetapi tidak bisa mendidik anak." Alex bahkan lebih frustrasi, ia berpikir bahwa pada akhirnya putra dan putrinya lah yang menempati posisi pertama di hatinya, dan dia harus semakin mundur.

"Alex, menurutku, kamu tidak seharusnya begitu marah, nutrisi urin anak kecil itu sangat baik." Bagaimana mungkin Nico melewatkan kesempatan untuk bersenang-senang ini.

Alex tidak memarahinya, ia memeluk putranya, dan berkata dengan serius "Nak, kelak ketika kamu mau buang air kecil, beri tahu ayah, ayah akan menadahnya dengan cangkir, lalu memberikannya kepada paman Nico mu ini sebagai nutrisi, Dia bisa memperpanjang hidupnya setelah meminumnya, tidak akan awet muda untuk selamanya. "

"wkwkk ——" Tania tertawa. Dia bukan menertawakan Nico, tetapi ekspresi dan nada suara Alex itu benar-benar sangat lucu.

Nico merasa canggung "Sayang, paman Nico sudah mempertimbangkannya. Ayahmu lebih perlu hidup lebih lama dan awet muda, jadi biarkan saja air keningmu itu untuk menghormati ayahmu."

"Kamu bilang itu bernutrisi jadi itu untukmu saja, dan aku tidak mengatakannya aku menginginkannya." Alex menatapnya dengan tajam "Ku beritahu kamu, walaupun kamu tidak mau, kamu harus tetap menerimanya" Dia berani menertawakannya berkali-kali, jadi dia ingin membalasnya.

"Alex, kamu ini benar-benar pria yang suka membalas dendam. Aku hanya bercanda saja" Nico menepuk pundaknya "Oh yah, mereka belum punya nama, sudah waktunya untuk memberi mereka nama."

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu