Terpikat Sang Playboy - Bab 229 Berbaring Seperti Sebuah Mayat!

Alex akhirnya mengerti bahwa saat wanita sedang cemburu, jangan pernah sekali-sekali berdalih maupun bicara alasan yang masuk akal dengannya. Ia hanya melihat hasilnya. Meraba ya meraba, ia tidak akan peduli apakah kamu melakukannya secara sengaja atau tidak.

Di kamar mandi atas, Alex mengucurkan keringat dingin sambil memandang tangan Tania yang menggenggam sebuah sabut kawat yang entah darimana ia dapatkan, “Tenang sedikit, dengarkan aku. Besok aku masih akan menggunakan kedua tanganku ini untuk menandatangani kontrak bernilai milyaran. Bisakah kamu tidak terlalu sadis?”

“Ulurkan tanganmu.” ujar Tania seperti tanpa toleransi.

“Kamu benar-benar mau menggunakan sabut kawat seperti ini untuk menggosok tanganku? Boleh ganti tidak? Kalau sikat gigi saja bagaimana?” Alex berusaha keras meringankan hukuman untuk dirinya sendiri.

Tania memutar bola matanya “Boleh juga! Kalau begitu pakai sikat gigi saja.” Ia menyingkirkan sabut kawat yang ternyata dengan sengaja dicarinya di dapur sampai lari-lari, kemudian mengangkat sikat gigi yang ada disampingnya, “Ulurkan tanganmu.”

Dengan sedikit ragu-ragu Alex mengulurkan pergelangan tangannya kepada Tania. Habis sudah. Selang sejenak, terdengar suara teriakan.

“Kamu pelan sedikit, pelan sedikit, sakit—, sakit—, kulitku rasanya akan mengelupas!”

Tania menganggap tangan Alex sama seperti kulit sapi. Ia menggosok tangan Alex dengan sekuat tenaga menggunakan sikat gigi, membuat kedua tangannya yang mulus berubah menjadi kaki babi kecap, “Aku membiarkanmu sembarangan meraba wanita lain, jadi ini adalah hukumannya. Ini adalah bayarannya.”

Tangan Alex terasa sakit dan panas meradang, “Sudahlah, aku jamin ke depannya kalau berhadapan dengan situasi serupa aku akan menggantinya dengan kaki, walaupun disaat aku berdiri ada gravitasi yang menahan langkahku. Aku juga akan mencari cara supaya aku bisa terbang. Pokoknya aku tidak akan menggunakan tangan.”

Tania tidak bisa menahan tawanya lagi setelah mendengar candaan pria itu, kemudian meletakkan sikat giginya, “Baiklah. Melihat kesadaranmu yang begitu tinggi, aku akan mengampunimu.”

“Sayang, kamu sangat berbesar hati, memahami mana yang masuk akal dan mengerti prinsip dasarnya.” Alex mengeluarkan semua bualan yang bisa ia katakan. Saat Tania terbuai, Alex merebut benda pembunuh itu dari tangan Tania dan merangkulnya kembali ke kamar, “Kita dengar musik dulu supaya rileks sedikit, kemudian baru pergi mandi ya.” Alex mengecup pipi dan bibir Tania, membuat suasana perlahan kembali menghangat.

Tania bergeming, kembali teringat dengan perkataan Stella tadi sore. Apakah ia bisa memuaskan pria? Dalam jejak ingatan Tania, sepertinya ia selalu hanya berbaring dan menjadi pihak penerima setiap kali mereka melakukannya. Semua gerakan fisik yang membutuhkan tenaga dikerjakan oleh Alex. Apakah pria benar-benar menyukai wanita yang lebih terbuka? Menyukai yang lebih agresif dan insiatif daripada mereka?

Melihat Tania yang tidak memberikan respon apapun, hati Alex menjadi berat. Alisnya bertaut dan ia bertanya, “Sedang memikirkan apa? Kenapa sampai begitu seriusnya?”

“Ah—, bukan apa-apa, bukan apa-apa. Aku mandi dulu.” Tania bangkit berdiri dan masuk ke kamar mandi. Setelah selesai membersihkan diri, ia bertelanjang diri dan berdiri di depan cermin. Dadanya memang tidak sebesar Stella, pantatnya juga tidak sebanding dengan Stella. Tapi tubuhnya termasuk proporsional, langsing semampai. Setidaknya kulitnya lebih lembut dan terawat daripada wanita itu.

Menyadari dirinya yang secara tidak sadar membandingkan tubuhnya dengan Stella, Tania pun merasa kesal setengah mati. Alex juga bukannya melihat nilai fisik seperti ini untuk menentukan dengan siapa ia akan bersama. Dari awal Alex sudah memilih dirinya, lalu apa yang ia takutkan?

Sebenarnya Tania bukannya takut, mungkin saja ini hanya sebuah komparasi antar wanita. Sama seperti saat mengenakan baju dengan model yang sama, pasti akan saling membandingkan antara wanita. Hanya saja Tania tidak terpikir bahwa sekarang ini masalah menaklukkan pria di ranjang saja harus dibandingkan!

Benar-benar rumit! Tania mencengkram rambutnya sendiri dan membalut tubuhnya dengan handuk. Ia berjalan keluar kamar mandi, dengan sengaja menampilkan raut yang menggoda. Tania bersender di pintu dan menekuk elok pinggangnya “Alex—”

Alex yang sedang menggunakan komputer langsung menengadah begitu dipanggil dengan suara manja dan menggoda yang membuat bulu kuduknya merinding. Ia melihat Tania keluar dengan raut yang tidak biasanya, rautnya terlihat seksi dan membara. Tapi Alex berpura-pura tidak mengerti dan mengejek, “Apakah kamu sedang encok?”

En... Encok?!!!

Tania merasa kepalanya seperti dihantam. Ia mengira dirinya sudah cukup seksi menggoda, tapi di mata pria itu ia malah terlihat encok?! Astaga! Ini benar-benar pukulan untuknya!

Dengan canggung Tania meluruskan postur tubuhnya dan dengan suara normalnya berkata, “Tidak! Hanya... Hanya... Asal bergerak saja.” Tania berjalan sampai ke pinggir meja, tangannya dengan mulus mengangkat gelasnya dan meminum isinya. Aih, ini bukan air, ini anggur!! Kebetulan sekali suasana hatinya sedang kesal, jadi Tania kembali menenggak anggurnya seteguk lagi.

Alex tidak bisa menebak apa yang sedang Tania pikirkan di dalam hati. Sambil tertawa, pria itu menutup komputernya lalu pergi mandi!

Tania melihat Alex yang beranjak pergi kemudian menatap komputernya. Setelah berpikir-pikir, ia kembali mengisi segelas anggur dan meletakkannya di samping meja komputer. Ia membuka komputer Alex dan diam-diam mencari website yang menggugah gairah, biasanya ia tidak akan pernah melihat hal semacam ini.

Tapi, Tania tidak akan mengerti kalau ia tidak melihat hal seperti ini. Tania terkejut begitu melihatnya, mulutnya yang awalnya terbuka lebar berubah menjadi bulat seperti telur. Di website itu tertulis secara detail penjelasan bagaimana cara wanita untuk membuat pria melayang sampai ke langit ketujuh!

Apakah benar-benar harus melakukan seperti ini? Tidak, tidak bisa, ia tidak bisa melakukannya. Tapi kalau dicoba juga tidak masalah, bukan? Aduh tidak mungkin. Walaupun ia mati, ia juga tidak bisa melakukannya!! Aduh, Tania, idiotkah kamu? Orang lain saja bisa melakukannya, kenapa ia tidak bisa!

Saat ia sedang dalam pergumulan, pintu kamar mandi terbuka. Tania dengan panik segera menutup halaman website. Ia menengadah dan melihat postur Alex yang kekar, pandangannya kemudian beralih menatap pinggang kecil pria itu. Apa yang tersembunyi di dalam balutan handuk putih membuat imajinasi Tania bermain dan membuat pipinya merona merah.

Tania segera mengalihkan pandangannya dan dengan gugup berkata, “Aku awalnya datang untuk melihat film, tapi setelah kucari-cari tidak ada yang bagus.” Tania bangkit berdiri, mengambil gelas berisi anggur dan menegaknya dalam sekali teguk. Tapi ia pun tersedak karena meminumnya terlalu cepat.

“Kamu tidak apa-apa, bukan?!!” Alex segera datang menghampiri dan meletakkan gelasnya, “Nona, ini anggur. Bukan air”.

“Aku... Tentu saja aku tahu. Kamu pikir aku idiot?” ujar Tania tidak yakin.

“Tapi kelakuanmu benar-benar mirip dengan seorang idiot. Kamu tahu tidak, hari ini kamu aneh sekali. Stella pasti memberitahumu sesuatu yang tidak-tidak.” Firasat Alex mengatakan bahwa keanehan Tania disebabkan oleh Stella.

“Ini adalah hubungan antar wanita, kamu tidak perlu tahu.” Tania dengan agresif mencium bibir pria itu dan mendorongnya sampai ke atas kasur. Dua gelas anggur yang ia tegak sudah tercerna, membuat ia merasa sedikit panas dan linglung.

Alex berjalan menghampiri dan melihat handuk yang menyelimuti tubuh Tania sudah hampir melorot sampai ke bagian dada. Sepasang kaki Tania yang indah terjulur keluar, secara diam-diam seperti mengundang perhatian. Wajahnya merah merona, matanya secara halus menggoda. Melihat postur Tania yang setengah terbuka, cantik, dan mulus ini membuat Alex terangsang dalam sekejap, darahnya mengalir cepat ke seluruh tubuhnya.

“Kamu benar-benar cantik—” Alex merebahkan tubuhnya dan mencium bibir Tania. Ia menggunakan lidahnya untuk menerobos gigi Tania. Dalam napas yang silih berganti, Alex menanggalkan handuk yang membalut tubuh Tania dan telapak tangannya yang besar tertelungkup menutupi dada wanita itu.

Kalau seperti biasanya, langkah selanjutnya seharusnya Tania hanya perlu berbaring dan Alex akan menuntunnya memasuki surga. Disaat seperti itu, otaknya akan menjadi tumpul dan terbuai. Ia tidak akan terpikir untuk melakukan gerakan apapun. Bagaimana Alex menyuruhnya, seperti itulah pulalah yang akan ia lakukan.

Tania memaksa membuka lebar matanya dan tiba-tiba kesadarannya muncul. Biasanya selalu Alex yang memuaskannya, ia tidak berkontribusi apapun. Kalau selamanya seperti itu, bukankah Alex bisa bosan juga!

“Aku bilang—” Alex menengadah, “Kamu bisa tidak konsen sedikit?”

Baru saja kata terakhir diucapkan, Tania tiba-tiba membalikkan tubuhnya dan menindih pria itu, “Alex—, hari ini kamu berbaring dan biar aku saja yang menuntunmu.”

Sejenak Alex tidak terlalu mengerti, “Maksudmu... Hari ini kamu mau di atas? Boleh saja.” Ia menarik tubuh Tania mendekat dan menciumnya.

Tania mengibaskan tangan pria itu, kemudian duduk, “Aduh, bukan seperti itu juga maksudku. Pokoknya malam ini kamu tidak usah melakukan apapun, juga jangan bergerak. Kamu cukup berbaring saja seperti seorang mayat.”

Wajah Alex menggelap. Seperti mayat!!

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu