Terpikat Sang Playboy - Bab 319 Orang Ini Seperti Hantu Tengah Malam Di Taman Kaca!

“Baik buruknya tergantung pilihanmu. Apakah mau mendekam dipenjara atau mau mengambil uang lebih banyak, pilihannya ada di tanganmu. Mau masuk surga atau masuk neraka, kamu harus pikirkan baik-baik.” Alex menggunakan nada yang lembut untuk mengancamnya dan merayu pelayan pria itu.

Pelayan pria itu setengah membuka mata dan menautkan alisnya. Ia telah menerima uang tutup mulut dari wanita cantik itu dan nilai uang itu juga tidak kecil. Tapi kalau sebaliknya ia menerima uang dari mereka, apakah ini baik? Kalau sampai saatnya nanti wanita cantik itu kembali mencarinya dan membuat perhitungan dengannya bagaimana? Wanita cantik itu sepertinya tidak mudah dihadapi, namun kedua orang ini juga sama tidak mudahnya.

Tania dapat melihat sepertinya pelayan pria itu masih ragu. Dengan sengaja ia memutar kepalanya dan dengan tidak sabar berkata dengan dingin kepada Alex, “Aku kan sudah bilang dari awal tidak perlu memberinya uang. Orang seperti ini seharusnya dibiarkan saja mendekam 10 atau 20 tahun di penjara. Kamu lihat, sepertinya ia sudah menentukan pilihannya. Sudahlah kita tidak usah memaksanya lagi. Ayo pergi. Pengacara masih menunggu kita untuk membicarakan hal detailnya.”

Alex mendengus, dengan ekspresi simpati berkata “Aih, karena ternyata ia begitu bebal, aku juga tidak ada cara lain. Awalnya demi nama keluarga Alex aku ingin membuat masalah besar ini menjadi masalah kecil saja. Tapi ternyata ia malah mau membuat masalah kecil menjadi besar. Kalau ia mau membuat keluarga Alex dipermalukan, maka nasibnya juga akan sama mengenaskannya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ayo pergi, aku juga jadi hemat uang.”

Keringat dingin mulai mengalir dari ubun-ubun kepala sampai alis pelayan pria itu. Matanya melirik ke kanan dan kiri dengan cepat karena ia mulai ketakutan. Ia mulai berada di ujung ambang kewarasannya.

“Sayang, kamu bilang mendekam 20 tahun dipenjara. Begitu ia keluar, apakah masih bisa menjadi pelayan pria?” Tania berujar dengan nada kejam.

Alex tertawa menghina, “Sepertinya hanya bisa menjadi rongsokan.”

“Wah—, mengenaskan sekali. Sampai nanti saatnya tiba pasti harga barang-barang sudah naik, kurs mata uang juga mengalami devaluasi. Apakah uang yang ia miliki sekarang dengan mengorbankan nyawanya masih cukup untuk uang makan selama sebulan? Ia juga termasuk orang yang setia, kalau tidak bagaimana bisa merelakan uang 10 kali lipat lebih banyak dan lebih memilih mendekam di penjara? Seharusnya kita memberinya tepuk tangan.”

Setelah Tania dan Alex selesai bicara, mereka bangkit berdiri dan beranjak keluar. Mereka menarik pintu untuk beranjak pergi, tidak ada sedikitpun hasrat untuk berhenti.

Sebulir keringat yang besar menetes turun dari kepala pelayan pria itu, “Kalian berdua tunggu sebentar. Aku mendengarkan kalian, aku tidak ingin mendekam di penjara. Kalian jangan pergi, duduklah dulu dan kita bicarakan baik-baik.”

Dalam wajah Tania dan Alex tersirat sedikit senyum, hati mereka berdua tahu bahwa pelayan pria itu pasti akan menahan mereka.

Mereka membalikkan tubuh mereka dan kembali duduk. Keadaannya sekarang tidak sama lagi dengan barusan. Tadi merekalah yang memohon padanya, sekarang berbalik menjadi ia yang memohon kepada mereka.

“Aku mohon kalian jangan memperbesar masalah ini. Aku ini hanya orang biasa yang menemani wanita untuk mencari kebahagiaan saja. Waktu itu aku tidak tahu sama sekali tempat apa yang aku datangi. Kalau aku tahu tempat itu adalah taman kaca yang terkenal, walaupun aku dipinjami keberanian 100 kali lipat pun, aku pasti tidak akan berani. Wanita cantik itu membungkusku untuk malam hari itu. Di perjalanan ia mengatakan kepadaku sebenarnya yang akan aku layani adalah orang lain. Aku bisa melihat sifat wanita cantik itu dengan hasrat yang kuat, sesampainya di sana aku hanya menggodanya sedikit tapi ia sudah tidak bisa menerimanya. Setelah aku membereskannya, aku lalu masuk ke gudang anggur.” Pelayan pria itu menatap Tania dan dengan tidak enak hati berkata, “Pada akhirnya aku tidak menyentuhmu, tapi kamu malah seperti orang kesetanan memukulku seperti sak tinju. Aku sangat tidak berdaya, bumi dan langit pun tidak bisa membantuku.” Kalau ia kembali mengingat pengalaman mengerikan malam hari itu, matanya pun mulai berkaca-kaca. Pelayan pria itu tidak berani mengingatnya kembali.

Dengan penjelasan detailnya seperti itu, Tania perlahan-lahan mengingat kembali, “Aku ingat waktu itu kamu sangat bau saat mendekatiku. Aku jadi tidak tahan untuk tidak memukulmu.”

“Pfft—” Alex tidak bisa menahan diri untuk tidak menyemburkan tawanya. Ternyata bau juga bisa menjadi alasan untuk memukul orang.

Wajah pelayan pria itu tersipu malu.

“Kembali ke topik, apakah barusan wanita itu mencarimu untuk menutup mulutmu dengan uang? Berapa banyak ia memberimu?” Alex mengatur raut wajahnya untuk kembali kelam dan serius.

Pelayan pria itu berpikir-pikir dan berkata, “Wanita itu awalnya bertanya segala macam pertanyaan kepadaku, lalu akhirnya ia memberiku 400 juta. Ia mengatakan tidak peduli siapapun yang bertanya, aku harus mengatakan wanita hari itu adalah Nona Tania”.

“400 juta?” Tania tertawa mengejek, “Angka ini pasti hanya kamu buat-buat. Berapa jumlah yang sebenarnya?” Tania mulai mengepalkan tangannya seperti mau meninju orang. Dalam sekali lihat, Tania langsung bisa mengetahui pikiran pelayan pria itu. Ia pasti sengaja memasang harga tinggi dan memanfaatkan hal ini untuk memeras orang.

“Se, seratus empat puluh juta.” Pelayan pria itu berujar dengan tergagap, dengan gelisah mengambil selembar tisu dari atas meja dan mengelap peluhnya.

“Nah, angka ini masih masuk akal. Sekarang kami akan memberimu sebuah kesempatan. Lusa malam, ikutlah dengan kami pergi sebentar ke taman kaca. Perkataan yang kamu katakan hari ini harus kamu katakan sama persis sekali lagi di sana. Uangnya, kami tidak akan menipumu. Tapi kalau lusa kamu berani menipu kami dan tidak hadir, kamu sudah menentukan kematianmu sendiri. Sebelum kamu mendekam di penjara, aku akan mematahkan tulang-tulangmu lebih dulu. Dengar tidak?!” Tania berkata dengan kejam.

Pelayan pria itu dengan sigap dan patuh mengangguk-anggukan kepalanya, “Mengerti, aku mengerti. Tapi wanita itu juga sangat menyeramkan, kalau tidak aku juga tidak mau uang kalian. Setelah ini, kumohon jangan cari aku lagi.”

“Sudah terlambat kamu berkata seperti ini, karena kamu sekarang sudah masuk ke dalam lingkaran masalah. Kamu tenang saja, dua hari ini kamu bersembunyi saja. Walaupun kami tidak dapat menjamin keselamatanmu nantinya. Tapi kalau sampai pada waktunya kamu tidak datang, kami bisa menjamin ketidakselamatanmu. Pergilah, beberapa hari ini tidak usah pergi bekerja. Oh iya, berikan nomor ponselmu kepadaku.” Tania berujar dingin.

Bayangannya saja tidak tertinggal. Begitu pelayan pria itu meninggalkan nomor teleponnya, ia dengan ngeri lagsung kabur dari situ!

Alex dan Tania pulang kerumah. Setelah makan, mereka merasa sangat lelah sampai hampir lumpuh. Pagi hari sibuk di toko, sore hari sibuk mengintai Stella, setelah itu masih mengitari kedai pelayan pria itu lama sekali.

Setelah selesai mandi, mereka langsung tertidur.

Tapi tidak dengan Stella yang tidak bisa terlelap. Walaupun ia telah membereskan pelayan pria itu dan telah mengontrolnya, tapi kalau sampai semuanya hancur didepan mata, bukankah itu hanya akan membuatnya semakin dicurigai? Ia mondar-mandir beberapa kali di dalam kamar, dan tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ada sebuah cara. Sebenarnya tidak ada yang mempunyai bukti yang bisa membuktikan wanita hari itu adalah dirinya, tapi sekarang ia hanya perlu meletakkan bukti bahwa Tanialah pelakunya di dalam mobil, lalu semua akan beres.

Paling baik adalah anting-anting atau jam tangan. Tapi barang-barang seperti ini pasti baru bisa Stella dapatkan setelah menyelinap ke dalam vila.

Stella tidak memiliki pilihan lain selain hanya bisa mengambil resiko! Tapi tidak bisa sekarang. Lebih baik memanfaatkan waktu di pagi hari untuk pergi menyelinap. Yang tertinggal sekarang hanya menghapus sidik jari pada kemudi mobil. Sebenarnya ia tidak pernah menyentuh kemudi mobil dari mobil yang ia kendarai dalam beberapa hari ini saat ia datang ke rumah kaca. Sekarang detail-detail kecil petunjuk bisa menjadi kesalahpahaman, juga bisa membuatnya kehilangan segalanya.

Stella mengenakan jasnya, menemukan sepasang sarung tangan dan sebuah sapu tangan, lalu dengan hati beranjak diam-diam keluar kamar. Ia tidak tahu, di sisi pintu kamar lainnya, Anlice yang haus tengah malam sedang mengambil air dan membuka sedikit daun pintu kamarnya. Kebetulan ia melihat gerakan wanita yang bersikap persis seperti maling itu, semua gelagatnya terpaku dalam matanya.

Stella dengan gelisah berjalan menuju garasi di pinggir vila, ia menyadari mobilnya tidak ada di sana. Apakah mungkin mobilnya diparkir di dalam garasi utama? Stella menelan perasaan kecewanya dan berjalan menuruni gunung.

Nico yang baru kembali pada pergantian malam itu pergi ke dapur untuk mencari makanan, dan saat itulah ia melihat ada sebuah bayangan berwarna merah yang dengan cepat melesat menuju garasi utama dari dalam hutan. Dengan curiga ia memutar arah langkahnya dan mengikuti bayangan itu. Siapa hantu yang tengah malam begini ke rumah kaca? Nico dengan sangat penasaran menginvestigasi.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu