Terpikat Sang Playboy - Bab 137 Hari Raya Imlek !

Dingin dan panas telah bersatu di dalam hatinya dan menjadi jenis rasa yang berbeda. Hari ini dia telah bercerai, tidak akan ada pertengkaran lagi. Damai seperti bisnis yang telah selesai , dan kedua belah pihak mendapatkan keuntungannya masing-masing.

Apakah sengaja untuk mengabaikannya, memudarkannya? Dengan begitu hati baru tidak akan begitu sakit. Pada kenyataannya, rasa sakitnya sekarang, juga bukan apa-apa lagi. Orang-orang yang terbiasa dengan dingin, bagaimana mungkin takut akan badai salju? Bahkan jika hujan es sekalipun, juga tidak akan terlukai.

“Mie ini rasanya lumayan, nanti kamu boleh sering makan kesini.” Vincent dengan sangat lahap memakan mie ramennya, dan mengelurkan suara hisapan mie.

Tidak tahu siapa yang mengatakannya, makan mie memang seharusnya mengeluarkan suara, dengan begitu rasanya bakalan lebih enak.

Tania menatapnya, sudut mulutnya tertarik. Lalu dia menundukkan kepala dan berkonsentrasi untuk makan dan melupakan semuanya, menyatu dengan keramaian.

Diperjalanan pulang, Tania tertidur, tertidur dengan sangat nyenyak. Setelah melewati kesulitan, dia akhirnya bisa beristirahat. Segala kelelahan dia hanya ingin tertidur nyenyak.

Mobil Vincent berhenti di depan pintu rumah Tania. Sekarang baru jam 2 siang, dia melihat Tania tertidur dengan lelap, tidak tega untuk membangunkannya. Dari jam 2 siang sampai langit mulai gelap. Salju tidak pernah berhenti, pintu mobil pun telah ditutupi dengan lapisan salju yang tebal, mengurung mereka di ruang kecil.

Sebelumnya dia selalu berpikir tentang bagaimana caranya untuk merebutnya kembali. Hatinya selalu seperti direndam dalam mata air es, semakin membenci dan semakin menyakitkan. Sekarang tinggal diketenangan seperti ini, hatinya juga benar-benar tenang. Dia berharap untuk membiarkan ketenangan seperti itu bertahan lebih lama.

Dia memiringkan kepala, menatap ke wajahnya. Dia mengangkat tangannya dan membelainya, dia tidak ingin mengganggunya. Dia merasa sangat bahagia, sangat puas. Kedepannya, apakah dia masih mempunyai kesempatan untuk masuk ke dalam kehidupannya?

Johan pulang, dia melihat mobil Vincent berhenti di depan gerbang dan didalamnya masih bercahaya. Dia menekan beberapa kali klakson, dan akhirnya membangunkan Tania.

"Sudah sampai? Mengapa kamu tidak membangunkanku? Ayo turun " Tania terbangun, kepalanya sangat sakit.

Vincent mengerutkan keningnya, dasar si Johan "Aku melihatmu tidur dengan nyenyak, lalu membiarkanmu untuk tidur lebih lama. Diluar masih turun salju, aku akan mengambil payung, kamu duduk dulu di dalam mobil" setelah berkata, diapun turun dari mobil, membuka payung dan datang ke pintu mobilnya "Ayo turun".

"Terima kasih!" Tania keluar dari mobil dan masuk ke rumah bersama Vincent. Langit gelap dengan cepat. Hari ini berlalu dengan sangat cepat. Hati merasa agak sedikit sedih.

Johan memandangi dua orang yang masuk bersama. Dia terkekeh melihat penampilan adik perempuannya yang cantik. Kedepannya mana mungkin dia tidak dapat mencari pria yang lebih baik, jangankan orang lain, ada yang seperti Vincent aja sudah cukup.

Tania tidak ingin makan malam, dia langsung naik ke lantai atas untuk beristirahat. Siska meminta Vincent untuk makan malam dirumahnya, sekalian menanyainya tentang kondisi mental Tania untuk saat ini. Mendengar kata-katanya sepertinya itu jauh lebih baik dari yang dibayangkan. Hati Keluarga Tania yang tidak tenang, akhirnya bisa tenang juga sekarang.

Mereka juga berharap Tania dapat secepatnya keluar dari bayang-bayang perceraian.

Setibanya dia dikamar, dia tidak membuka lampu dan juga tidak membuka pakaian. Jatuh di atas tempat tidur, berbaring didalam kegelapan.

Mulai dari sekarang, nama Alex akan dihapus dari hatinya. Dikehidupan ini, sampai dia tua nanti, dia tidak akan bertemu dengannya lagi. Teringat akan hal ini, hatinya yang baru saja stabil kemudian merasakan sakit lagi. Terasa semakin sakit dan sakit. Air mata pun mengalir tanpa henti.

Malam berikutnya, dia telah sadar dan tenang. Namun terkadang rasa sakit itu masih muncul dan tenggelam.

Sebulan kemudian.

Besok malam adalah Malam Tahun Baru. Tahun Baru akan segera datang, seluruh kota mulai ramai. Memasang kembang api, menyambut tamu, mengunjungi keluarga dan kerabat dekat, ini adalah saatnya untuk bersibuk.

"Tania, kamu lihat mantel merah ini, bagus tidak? Di Tahun Baru kita seharusnya memakai pakaian yang meriah" Siska mengambil pakaian yang baru saja dibelinya dan memperlihatkannya kepada Tania yang sedang membaca majalah di sofa.

Tania mengalihkan pandangannya dari majalah, lalu melihat baju yang di pegang kakak iparnya"iya, lumayan bagus kok! tekstur dan modelnya bagus."

"Kamu suka tidak?" Tanya Levita.

"Suka!" Tania berkata dengan santai. Sebenarnya dia sudah tidak terlalu tertarik pada pakaian, atau mungkin tidak berminat pada hal apapun.

"Baiklah. Jika kamu menyukainya, akan kuberikan padamu. Aku membelinya sesuai dengan ukuran badanmu. Besok Adalah hari pertama Hari Raya, Vincent telah membooking kamar di hotel, dia bakalan merayakan hari raya bersama dengan kita. Kamu belum pernah keluar rumah selama lebih dari satu bulan. Besok mereka yang tidak suka denganmu pasti akan mengambil kesempatan untuk melihatmu tidak bahagia. Jadi, besok kamu harus fresh" Ujar Levita, dan mengeluarkan sepatu baru"Lihat, ini adalah sepatu boot model terbaru".

Tania tersenyum"Kakak ipar, kamu terlalu banyak berpikir. Kamu kira orang-orang akan menggosipkanmu? Tapi terima kasih atas perhatianmu padaku, aku akan selalu mengingatnya dalam hati".

"Kita adalah keluarga, tidak perlu berkata begitu" Levita berkata sambil tersenyum. Sambil memegang kotak sepatu dan duduk"Tapi Tania, bukan aku banyak mulut, kamu lihat Vincent, dia selalu datang kesini walaupun ada hujan maupun badai. Bilangnya sih bosan dan datang kesini untuk duduk-duduk. Tapi siapa coba yang tidak tahu, dia datang hanya untuk melihatmu. Kamu beritahu aku, Apakah kamu tidak memiliki perasaan padanya?"

Taniaberkata"Aku juga tidak tahu. Sementara aku tidak ingin membahas masalah perasaan, itu terlalu melelahkan." Sekarang jika beri dia mimpi yang indah, hutan yang hijau, diapun tidak memiliki keinginna untuk masuk.

Levita menghela nafas"huh! Baiklah. Aku akan membawa barang-barang ini ke lantai atas, kamu lanjutkan membaca majalah".

"Baiklah! " Tania tersenyum dan menundukan kepala melanjutkan membaca majalah. Sepertinya Kakaknya yang menyuruh kakak ipar untuk menanyakan itu padanya.

Yang lain juga tahu, bahwa kakaknya tidak memiliki kemampuan apa-apa. Bisa menjadi manajer umum di tempat Vincent, itu juga sudah sangat tidak mudah. Dulu di perusahaan Tan dia mengandalkan wajah ayah, dan sekarang di perusahaan Jiang dia tentu saja mengandalkan wajah Vincent. Jika dia benar-benar bersama dengan Vincent, maka status mamajernya juga akan semakin kuat.

Kehidupan nyata membutuhkan ide-ide realistis. Dia tidak menyalahkan mereka. JIka mereka bisa hidup dengan baik, maka ayah dan ibu juga bisa menikmati masa tua mereka.

Kehidupan bermasyarakat tentu saja memiliki aturannya sendiri. Bisa bermain dengan baik, itu juga suatu keterampilan.

Keesokan harinya, Malam besar.

Perusahaan besar di kota, rata-rata sudah libur. Selain beberapa industri jasa. Ditahun-tahun sebelumnya, mereka biasanya makan di rumah saja. Namun hari ini Vincent mengundangnya, diapun tidak nyaman untuk menolaknya.

Tania pada awalnya mengenakan set jaket abu-abu, namun dia berpikir lagi, dan kemudian mengenakan mantel merah, serta secara khusus berdandan dengan cantik. Dia berpikir jika nanti bertemu dengan orang yang di kenal , Mereka tidak akan mengganggapnya tidak fresh.

Pada jam 5 sore, Keluarga Tania dari orang tua sampai ke anak muda, semuanya pergi ke Regent Hotel. Vincent memesan tempat duduk di lantai restoran paling atas. Dengar-dengar hari ini disana ada pesta kembang api. Jadi banyak orang-orang ternama memesan tempat duduk disana.

Novel Terkait

My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu