Terpikat Sang Playboy - Bab 423 Jangan Peluk Putraku

Alex meletakkan secangkir kopi, dan melihat ponselnya sejenak, dan tertawa “sekali bicara kaisar, sang kaisar langsung datang.”

“Mirna yang telepon, apakah dia sudah lahiran?” Tania duduk dengan gugup di sofa.

“Bukan Mirna tapi Fredy Wen, itu sama saja.” Alex menekan tombol jawab dan meletakkannya di telinganya. “Hallo, Fredy Wen, ada masalah apa?”

Suara lembut dari sisi lain telepon: "Mirna sudah lahiran. Anaknya seorang laki-laki. Dia memesanku untuk memberitahu kalian pertama kali sebelum dia pergi tadi."

“Sudah lahiran ya, wah selamat ya, selamat, akhirnya mempunyai seorang putra, dalam hatimu pasti sangat senang kan, kalian ada di rumah sakit mana? Nanti kami pergi ke sana melihatnya” Alex tersenyum, mengatakannya dengan sopan, baru menanyakan point penting.

"Rumah Sakit Pertama, Kamar 808, lantai 28 gedung bersalin," kata Fredy Wen melalui telepon.

“Ruang pasien ini cukup jelas, baiklah, aku sudah tahu. Kalau begitu sampai sini dulu ya, jaga Mirna dengan baik.” Alex memutuskan teleponnya, lalu melihat Tania “sudah lahiran, seorang putra, suara Fredy Wen terdengar lebih akrab di banding biasanya, Aku bilang kamu memiliki telepati dengannya, dia bukan anak perempuan yang dilahirkan oleh ayahmu di luar sana kan?”

Tania meliriknya dengan tatapan yang sangat membosankan dan berdiri, "Aku hanya tahu bahwa hari ini adalah tanggal seharusnya ia lahiran. Aku ganti pakaian dulu. Aku tidak sabar untuk melihat bayinya."

“Seharusnya kamu menanti kelahiran bayi kita, baru benar.” Alex mengoreksinya di belakang.

Setelah mereka berganti pakaian, ia langsung berangkat dengan mobil, di luar sana salju masih turun, tidak ada rencana untuk berhenti turun. Alex menurunkan kecepatan ke yang paling lambat, berkendaraan dengan hati-hati dan sampai di lantai bawah rumah sakit bersalin. Dia dengan hati-hati memapah Tanai lagi. Sampai di dalam baru berasa lega.

Kamar no 28 adalah kamar VIP, memiliki ruang istirahat tersendiri, ruang tamu, toilet, seperti berada dalam rumah, lantainya sangat sepi, cocok untuk wanita hamil yang lelah setelah melahirkan.

Tania mengetuk pintu, dan membuka pintu masuk bersama dengan Alex. Fredy Wen mendengar ada yang mengetuk pintu, pas dia sedang berjalan keluar.

“Kalian sudah sampai ya, silahkan masuk ke dalam.” Fredy Wen menjabat tangannya dengan damai.

Tania berpikir dengan aneh, Fredy Wen ini lumayan berubah menjadi lebih ramah, ternyata anak memang adalah kelembutan yang terbaik. “Mirna mana? Apakah beristirahat di dalam?“

”Iya, setelah selesai proses lahiran, ia sangat lelah dan sedang tidur sekarang.” Fredy Wen membawa mereka masuk ke dalam.

Di dalamnya ada seorang bibi gemuk yang mengenakan jaket fuchsia. Ketika melihat mereka masuk, ia berdiri dan berkata, "Fredy Wen, semua adalah temanmu ya, biarkan aku yang membuat teh."

“Bu, tidak apa-apa. Anda duduk saja, biar aku saja.” Fredy Wen berkata dengan samar, ini sudah merupakan ekspresi yang paling bagus dilihat.

Ibu Fredy Wen rasanya bukan seperti ini, dia itu nyonya yang elegan dan cantik. Dalam otak Tania terus berputar, terakhir baru berpikir bahwa ini adalah ibunya Mirna.

Tania dan Alex duduk di sisi kursi dan menyapa ibu Mirna, "Halo Bibi!"

“Hallo semuanya, kalian semua adalah teman Fredy ya, teman-temannya semua adalah orang kaya, membuat kalian melihat dia memiliki seorang ibu mertua seperti ini, sedikit membuat orang tertawa ya.” Ibu Mirna berkata dengan tidak enak hati.

Tania tersenyum, "Sebenarnya, aku adalah teman Mirna. Bibi, Anda terlihat baik. Bagaimana Anda bisa membuat orang tertawa?"

“Tidak disangka Mirna anakku memiliki teman seperti Nona” Ibu Mirna sedikit kaget, melihat Tania sedang mengandung, langsung bertanya “Kamu sudah berapa bulan?”

"6 bulan" Tania menyentuh perutnya dan berkata dengan jujur.

"Wow, perutnya 6 bulan sudah begitu besar, aku kira sebentar lagi akan lahiran.”

Alex menjawab "Bibi, istriku mengandung anak kembar pertama jadi dia memiliki perut yang lebih besar daripada wanita hamil lainnya.”

“Wah bagus ya, ada sepasang perempuan dan laki-laki baru paling bagus. Putranya ternama dan putrinya penuh berkah.

Kalian sepasang suami istri yang cantik dan tampan, pasti nanti anaknya lahir begitu cantik dan tampan.” Ibunya Mirna mengagumi sambil berkata. Ia melihat Alex, “anak muda, kamu bukan orang China ya, tapi bahasa mandarin kamu begitu bagus.”

“Bibi, aku ini orang China, hanya saja ada keturunan darah Prancis. Ibu aku orang Prancis.” Kata Alex sambil tersenyum.

“Oh begitu, pantesan, pantesan, darah campuran ini memang indah. Anak-anak kalian juga termasuk 50% campuran, di tambah kamu yang begitu menawan, anak-anak ini pasti akan sangat lucu.” Ibunya Mirna mengulang kata.

"Aku juga berpikir begitu, bibi," Alex mengakui tanpa kerendahan hati.

Fredy Wen menuangkan air dan meletakkannya di tangan Alex dan Tania.

”Fredy, bayinya mana? Kita mau melihat sebentar bayinya.” Tania melihat sekeliling tidak melihat ada bayi.

“Masih belum menggendongnya ke sini” Fredy Wen berkata dan duduk di samping.

Fredy Wen, bagaimana perasaan menjadi seorang ayah? Tolong gambarkan kepada aku, biar aku ada persiapan dalam diri juga.” Alex bertanya sambil tersenyum kepadanya.

Fredy Wen berpikir dan menyimpulkan "kegembiraan dan kebahagiaan” dalam dua kata.

"Yah! Sangat cerdas," Alex berpikir sendiri, benar-benar lelaki yang menyukai kata-kata singkat tapi bermakna.

Pintu terbuka, perawat masuk dengan menggendong bayi di lengannya, mebawa bayi ke atas ranjang, berjalan ke tempat tidur Mirna dan melihatnya "Masih tidur ya, nanti tunggu dia bangun, sudah boleh menyusui anaknya.”

“Baiklah!” Jawab Fredy Wen,ia berpikir dalam hati bahwa apakah air susu ini langsung ada? tetapi dia malu untuk bertanya.

Setelah perawat pergi, Tania tidak sabar untuk pergi ke ranjang melihat bayi itu. Bayi di ranjang sangat putih dan lembut, bibirnya merah, matanya tampak seperti Fredy Wen, bibirnya juga mirip, rambutnya hitam, sangat gelap dan padat, dan kepalan tangan terkepal sangat erat, " sebelum Mirna melahirkan dia telah makan begitu banyak makanan, sepertinya ini bermanfaat. Lihat betapa lucunya bayi itu."

“Bayinya terlahir dengan berat badan 4,65kg.” Ibunya Mirna berkata dengan bangga.

Alex juga bangun dari tempat dan memandangnya, “Benaran seorang bayi gendut yang lucu, aku lihat di luar ada bayi yang kurus, warna kulitnya kuning, tampak agak tua, pada saat keluar tidak begitu indah, tapi punya kalian sangat lucu.”

Fredy Wen mendekat untuk melihat putranya, Tania mendapati senyum lembut di wajahnya, gunung es akhirnya meleleh, lembut bagaikan air dan…. dan…. dengan dia yang menjadi lembut membuat orang terpesona, pantas mendapat panggilan abang tampan Fredy Wen.

“Si kecil buah hati, bolehkah bibi menggendongmu sebentar?” Tania mengulurkan tangan ke tempat tidur si kecil yang lucu.

"Jangan sentuh dia" Fredy Wen, mencegahnya dengan suara dingin dan menatap Tania, "Kamu belum bisa menggendong anak kan, aku tidak percaya kamu, jadi jangan menyentuhnya."

“Kenapa aku tidak bisa menggendongnya? Aku seorang wanita, tentu saja lebih berpengalaman daripada kamu seorang pria, selain itu, kenapa kamu bisa menolak permintaan aku untuk menggendong bayi ini, aku mau menggendongnya.

“Jangan bertindak tidak masuk akal, kamu juga sebentar lagi akan menjadi seorang ibu, harus mengerti.” Fredy Wen menatapnya dengan pandangan menghina.

Tania emosi sampai mau muntah darah, “Oh--, kamu –” Dia mau menarik kembali perkataannya tadi, lembut bagai air, tampan sampai mau meledak, mungkin itu karena matanya kabur, otaknya terbentur!

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu