Terpikat Sang Playboy - Bab 250 Bisa Keluar Sebentar Tidak !

“Aku tidak pernah berpikir untuk melepaskannya, meskipun dia mengatakan bahwa dia ingin putus, tetapi aku tidak pernah setuju akan itu.” Vincent berkata sambil tersenyum, namun senyuman itu masih saja terlihat sangat terpaksa. Hanya ini yang bisa dia tunjukkan sekarang, dan itu adalah kondisi terbaik.

"Mendengar perkataanmu ini, Bibi merasa lega. Dari sisi ini, aku juga dapat melihat bahwa kamu benar-benar mencintai putriku. Kami pasti akan membujuk Tania" Siska menghela napasnya, demi masa depan putrinya. Kali ini, dia tidak bisa membiarkannya begitu saja.

Setelah masalah ini terjadi, semua orang tidak memiliki nafsu makan lagi.

“Vincent, kamu datang ke ruang belajar bersamaku.” Ayah Tania berdiri,lalu berjalan ke luar, Vincent bangkit dan mengikutinya, keluar dari ruang makan dan naik ke lantai atas.

Johan dan Levita juga tidak makan lagi. Mereka membawa Siska duduk di ruang tamu. Suara helaan napas naik dan turun.

“Levita, kamu naik ke atas dan pergi lihat Tania. Bujuklah dia.” Siska memandang menantu perempuannya, ia berpikir bahwa orang muda akan memiliki bahasa yang sama.

“Yah, aku akan naik dan mencobanya, tetapi setelah Johan memukulnya, mungkin ia bersembunyi di dalam kamar dan menangis, 80% menolak untuk membuka pintu.” Levita melihat ke Johan “Kamu juga, apa perlu begitu keras di depan Vincent? Dia adalah adikmu, dan bencana ini muncul karena cinta. "

"Sudahlah, kalian wanita setiap hari hanya tahu cinta, cinta, waktu menangis kenapa tidak mengatakan cinta? Lagi pula aku memukulnya bukan untuk menunjukkannya pada Vincent, itu karena aku benar-benar marah padanya." Ujar Johan dan ekspresinya sangat jelas.

Siska memegang kepalanya, "Hei, kalian berdua ini jangan membuat telingaku meledak, bisa tidak?"

Levita membuat wajah hantu ke suaminya, lalu ia berlari ke atas.

Glass Garden.

Alex meletakkan koper di kamarnya, dan pergi ke kamar mandi untuk mandi. Ketika ia baru mandi setengah, ia mendengar bel pintu berdering.

Siapa yang begitu baik, datang mencarinya ketika dia baru sampai ke rumah? Nico tahu kata sandi rumahnya, dan setiap kali ia datang ia tidak pernah membunyikan bel pintu. Mungkin itu ibu, atau mungkin ,,,Dia teringat tentang hal ia memanfaatkan kedua pamannya, dan itu pasti mereka yang datang untuk menagih hutang.

Dia mandi dengan buru-buru, berhanduk, lalu memakai pakaian mandi. Ia sambil turun dari tangga sambil berpikir, apa yang harus dia dilakukan nanti agar kemarahan kedua pemimpinan itu bisa mereda.

Ia membuka pintu, Michael dan Jimmy dengan ekspresi yang sangat serius berdiri di luar pintunya.

“Paman, silakan masuk.” Alex menggosok rambutnya dan berkata sambil tersenyum. Sebenarnya Michael hanya 5 tahun lebih tua dari dirinya, dan dia lebih sering menganggapnya sebagai kakaknya, dan Jimmy adalah lelaki tua yang hampir berusia 60 tahun.

Mereka masuk dan duduk di sofa.

"Ayo silahkan duduk" kata Michael dengan hangat, dan amarahnya itu berada di dalam tatapannya yang luar biasa.

Alex pergi dan duduk disitu, ia tahu bahwa mereka datang untuk membasminya, lalu ia mengakui kesalahannya terlebih dahulu "Pak Walikota, Pak kepala Bank , aku sudah salah. Aku tidak seharusnya memakai nama kalian untuk pamer, dan membawakan masalah besar untuk kalian, aku mohon maaf untuk itu. "

"Hei—— otak anak ini berputarnya cukup cepat juga. Aku belum mengatakannya dan dia sudah mengakui kesalahannya terlebih dulu," Jimmy tertawa.

"Kakak ipar, kamu jangan menertawakannya, dia ini terlalu dimanjakan oleh kita, dan itu membuatnya sembarangan sekarang. Kali ini kamu hampir saja kehilangan jabatanmu." Michael tidak termakan oleh trik nya itu, ekspresinya masih tetap serius. .

Alex tersenyum dengan malas-malasan, "Paman ketiga, kamu jangan berpikir bahwa kamu sudah begitu tua. Dari awal aku tahu bahwa kamu ini sangat pintar, dan tidak akan tertipu. Ngomong-ngomong, bagaimana cara kalian mengurus uang itu?"

Jimmy masih agak merasa takut dan berkata, "Waktu itu aku menerima uang itu, tetapi aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Untungnya, paman ketigamu ini hebat, dia menyuruhku untuk mengatakan bahwa uang itu adalah uang sumbangan darimu yang disumbangkan untuk Yayasan Harapan. Lalu ia memintaku untuk segera mengumumkannya, dan mentransfer uang itu tanpa menyentuhnya sedikitpun.Lalu Komite Disiplin datang di sore hari. Ini benar-benar mengagetkan ku. Aku bukan hanya akan diberhentikan, namun masih akan menerima gugatan, dan paman ketiga mu juga akan terlibat. Bocah sialan, lelucon yang kamu buat ini terlalu besar bagi paman. "

"Alex, pejabat tidak lebih baik dari pada berbisnis. Jika kamu secara tidak sengaja dijebak oleh orang, maka kamu akan turun dari jabatanmu, dan itu sama saja dengan dijatuhi hukuman mati. Lain kali jika kamu membuat lelucon seperti itu, aku tidak akan bisa mengampuni mu." Cahaya mata Michael di tembak keluar, kemudian tertutupi juga dengan sangat cepat. .

Alex masih saja tersenyum manis. "Pak Walikota, keponakanmu ini benar-benar tahu akan kesalahannya. Tidak akan ada lain kali lagi, ayo tersenyumlah sedikit." Dari ekspresi Paman ketiga, dia tahu bahwa kali ini dia benar-benar sudah mencabut jenggot harimau .

“Anak satu ini, hebat sekali menghibur orang, kali ini aku tidak akan memperhitungkannya, tapi tidak untuk lain kali.” Jimmy menganggap Alex seperti putranya sendiri, seperti kata pepatah mengikuti istri masuk ke rumahnya maka harus mencintai orang rumahnya juga.

“Kakak ipar, sepertinya kamu benar-benar sudah harus pensiun.” Michael memandang ke Jimmy, amarahnya pun sudah agak mereda, dan ia berkata kepada Alex “Kakek selalu mencarimu beberapa hari terakhir ini, jika kamu punya waktu pergilah untuk menemuinya, usianya sudah tua, jadi tidak bisa dihindari agak seperti anak kecil. "

"oke! Nanti aku akan pergi menemuinya" Alex menganggukkan kepalanya, melihat paman ketiga sudah tidak marah lagi, hatinya lega seketika, tadi dia merasa sangat tegang.

Michael dan Jimmy bangkit dan pergi. Setelah berjalan setengah jalan, Jimmy pergi keluar, Michael berhenti dan mundur, ia menyampingkan badannya "Aku dengar kali ini Vincent dan Tania juga pergi ke Thailand, tujuanmu menunda Vincent, pasti demi Tania bukan? Aku ingat bahwa kamu pernah berjanji pada keluarga mereka untuk tidak menggangunya lagi. "

“Paman ketiga, dunia ini berubah dengan sangat cepat, dan ada beberapa hal tidak seperti yang kamu pikirkan,” Alex berkata dengan makna yang mendalam.

"Ya! Sebelum ada sensasi besar nanti, bisakah kamu beritahukan itu ke aku terlebih dulu, biar nanti aku bisa melakukan persiapan terlebih dahulu, jangan sampai nanti semuanya kacau." Michael menebak bahwa ada sesuatu hal yang terjadi antara dia dan Tania.

"Tidak masalah" Alex berkata dengan sangat santai, dan ketika mereka pergi, wajahnya tenggelam. Tania, apa yang sedang kamu lakukan sekarang?

Ia mengeluarkan ponselnya, dan ingin menelponnya. Jarinya menekan ke tombol panggilan. Teringat akan posisinya yang tidak dapat dipastikan, ia pun menghapus nomor yang telah di ketiknya itu tadi, melemparkan ponselnya ke atas meja.

Setelah 10 menit ,,,

20 menit ,,,

Satu jam ,,,,,

Dia mengangkat ponselnya lagi dan mengetik nomornya, tidak salah, dia memang ingin bertemu dengannya, meskipun dia sudah mendapat ciuman kepastian darinya, namun dia tetap ingin bertemu dengannya malam ini.

Tania duduk di atas tempat tidur, mendengarkan lelucon Levita yang dingin itu. Sejak kakak iparnya datang, ia terus mengatakan lelucon untuk menghiburnya, dia sendiri tertawa dengan sangat bahagia.

Ponsel di sabuk jins itu berdering, lalu ia mengeluarkannya. Ketika ia melihat bahwa itu adalah telepon dari Alex, dengan tidak sadarnya ia menekan ponselnya itu ke dadanya, menolak teleponnya dengan diam-diam, tidak membiarkan Levita melihatnya.

“Kakak ipar, aku ingin minum sedikit air, bisakah kamu pergi ke bawah dan bantu ambilkan aku secangkir air?” Tania dengan pelan meletakkan ponselnya ke tempat tidur.

“Kamu ingin minum? Baiklah, aku akan turun mengambilkannya, kamu tunggu disini” Levita bangkit dan keluar dari kamar.

Telepon di tempat tidur berdering lagi, dan Tania segera mengangkatnya "Halo——"

"Bisakah kamu keluar sebentar? Pergi ke apartemen yang aku kunjungi terakhir kali, aku akan menunggumu di pintu masuk." Alex berusaha membuat nada bicaranya terdengar lebih baik.

Novel Terkait

Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu