Terpikat Sang Playboy - Bab 427 Perasaan Yang Sangat Sakit

"Tidak terlalu baik. Mungkin pembuluh darah otaknya telah pecah. Untuk mengetahuinya lebih jelas ia harus dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa." perasaan Nico juga sangat sakit. Ia tumbuh di samping kakek, ketika ia masih kecil, ia memandang bagian belakang kakek, ia selalu merasa bahwa dia sangat agung dan perkasa. Dalam hatinya, kakek adalah orang yang kuat. Dia bahkan merasa kakek tidak akan menjadi tua dan meninggal. Sekarang dia tiba-tiba takut bahwa saat itu akhirnya sudah akan tiba.

Anlice menutupi wajahnya, matanya basah, hubungannya dan ayah mertuanya selalu tidak baik, ketika mereka bertengkar ia selalu mengatakan kata-kata kutukan, tetapi ketika ia berpikir sekarang dan untuk kedepannya ia tidak akan melihatnya lagi, ia merasa sangat tidak rela.

Ketika Liona mendengarkan apa yang dikatakan putranya, ia langsung melemah, jika bukan Jimmy memegangnya, dia pasti sudah jatuh ke lantai sejak tadi "Ayah, kamu tidak boleh meninggalkan kami..." Dia menangis dengan sangat sedih, air mata nya terus mengalir, ia berharap ia bisa hidup selama beberapa puluh tahun lagi, dan berharap dia akan memiliki lebih banyak waktu untuk menemaninya.

"Kakak kedua, jangan menangis lagi, segera antarkan dia ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, Ayah akan baik-baik saja." Michael lebih stabil dibandingkan dengan yang lainnya. Bukannya dia tidak sedih, tetapi dia tidak bisa membuat semua orang putus asa. Harus ada seseorang yang bisa menangani hal ini dengan tenang, dan orang itu adalah dia.

"Paman ketiga benar, jangan terlalu pesimis. Ambulans sudah dijalan, tetapi tidak tahu berapa lama baru akan sampai. Kalau tidak kita sendiri saja yang mengantarkannya ke rumah sakit, ada Nico dan Kak Grace disini, itu lebih berguna dibandingkan para perawat." Alex berdiri, tidak salah, sekarang bukan saatnya untuk berduka, ada secercah harapan, dan tidak boleh menyerah begitu saja.

Nico berdiri, dia memiliki keyakinan, tetapi dia tidak ingin membuat semua orang terlalu bersedih "Antarkan ke rumah sakit." Dia tidak memberi tahu mereka. Menurut situasi saat ini, situasi terbaik mungkin ia akan lumpuh dan hanya bisa berbaring di tempat tidur, itu akan lebih menyakitkan dibandingkan dengan kematian, hatinya sakit seperti ditusuk jarum.

Beberapa pria dewasa bekerja bersama dan dengan hati-hati mengangkat kakek masuk ke dalam mobil. Grace juga datang dengan membawa kotak obat dan bergegas ikut ke rumah sakit. Di jalan, dia dan Nico berusaha melakukan segala tindakan pertolongan yang bisa mereka lakukan.

Tania masih di dalam mobil dan sangat cemas. Dia ingin menelepon untuk menanyakan situasinya, tetapi ia juga berpikir mungkin Alex sedang sibuk mengurus Kakek. Dia akan terganggu karena panggilan teleponnya, jadi dia akhirnya menahannya dan tidak menelponnya.

Ketika sedang cemas, Alex berinisiatif menelepon Tania, dan ia bergegas mengangkat teleponnya "Hallo——Bagaimana keadaannya sekarang?"

"Tidak begitu baik. Kami membawa Kakek ke rumah sakit sekarang. Kami sedang dijalan, Bisakah kamu datang sendiri ke rumah sakit?" Suara Alex terdengar sangat sedih.

"Ya, tentu saja bisa. Jangan khawatirkan aku, kamu fokus saja pada masalah di sana, suamiku, kamu jangan terlalu sedih." Tania tahu ia sedang menahan kesedihannya.

"Baiklah, kamu berhati-hatilah dijalan, aku akan menutup teleponnya."

"Iya!"

Tania meletakkan ponselnya. Kakek yang ramah dan sangat peduli padanya, tidak peduli apapun yang terjadi, ia pasti selalu berdiri di sisinya dan membelanya, apakah ia benar-benar akan tiada? Tidak, ini terlalu kejam, ketika ia memikirkan itu, tenggorokannya menjadi terasa pahit, dia sangat menantikan untuk melihat cicitnya lahir di masa hidupnya, dan dia benar-benar ingin mewujudkan keinginannya itu.

Ia mengambil napas dalam-dalam dan menahan air matanya, dia menyalakan mobil dan dengan hati-hati memutar balik arah mobilnya. Hidup sangat tidak kekal. Dia juga harus melindungi kedua bayinya dan bertanggung jawab atas mereka.

Tiba-tiba, dia merasa bahwa Alex begitu berhati-hati bukan karena ia penakut, tetapi ia ingin melindungi kedua bayinya, dan bertanggung jawab kepada mereka.

Tania tiba di rumah sakit lebih awal dari mereka dan ia menunggu mereka di lobi. Setelah itu, mobil keluarga Alex tiba satu per satu.

Nico di jalan telah menelpon kerumah sakit agar perawat menunggu mereka di pintu. Selain itu, di perjalan, setelah dia dan Grace melakukan pemeriksaan yang lebih rinci, mereka menyadari bahwa pembuluh darah kakek mungkin tidak pecah, tetapi mungkin ia terjatuh dan bagian belakang kepalanya terbentur lalu menyebabkan pendarahan otak. Kesimpulan ini juga dikonfirmasi oleh pelayan dirumah. Dia menelepon ke rumah dan bertanya apa yang terjadi pada saat itu. Dapat dipastikan ia terjatuh ke tanah setelah tergelincir. Karena itu bukan di bidang keahliannya, jadi dia tidak dapat membantu. Jadi ia menelpon para pakar otak di rumah sakit besar.

Segera setelah tiba di rumah sakit, para perawat mengangkat kakek ke atas ranjang darurat. Setelah pemeriksaan sederhana oleh para pakar otak di rumah sakit, perawat segera mendorongnya untuk melakukan pemeriksaan, kemudian mereka langsung mengantarkannya ke ruang operasi. Di sana semuanya telah disiapkan, setelah hasil CT didapatkan, Nico melihatnya dan pergI ke ruang operasi untuk membantu mereka. Para ahli dari rumah sakit lain juga berdatangan untuk melakukan operasi bersamaan.

Keluarga Alex semuanya duduk dengan khidmat di luar ruang operasi, mata Liona bengkak karena menangis, Anlice dan Tania juga menangis .

Para pria lebih tangguh, jadi walaupun Alex dan Michael juga merasa sangat sedih, tetapi mereka tidak akan menangis seperti wanita, ia menghibur kakak ipar nya, dan istrinya, memberikan mereka sandaran.

Jadi pria akan lebih lelah daripada wanita. Ketika mereka ingin menangis, mereka tidak bisa menangis, dan mereka tidak boleh lemah atau tidak kompeten. Mereka harus menghadapi berbagai situasi dengan tenang, dan wanita hanya perlu melampiaskan kesedihan mereka.

Di luar langit sudah gelap, jam makan malam pun sudah lewat. Semua orang tidak merasa lapar. Mereka duduk dengan sangat sedih, lampu di ruang operasi masih menyala.

Michael bangkit dan berkata di telinga Alex, ia bangkit dan berjalan pergi, Grace menatapnya, ia dengan ragu-ragu bangkit dan mengikutinya "Kemana kamu akan pergi?"

"Membeli makan malam!" Michael menjawabnya dengan lemas.

Grace menariknya "kamu duduk saja, biarkan aku saja yang pergi membelinya".

Michael melotot dan menatapnya tanpa mengatakan apa-apa, dan Grace merasa tidak enak "Kamu ,,, kamu jangan salah paham, aku hanya berpikir mungkin dokter akan mencarimu dan mengatakan sesuatu padamu, jangan cerewet, duduklah sana."

Dia bahkan lebih canggung setelah mengatakannya, dia tidak mengatakan sepatah kata pun, tetapi dia mengatakannya cerewet, wajahnya agak memerah, dan dia bergegas pergi.

Michael memandangnya, ia tersenyum sedikit dan berjalan kembali untuk duduk.

Tidak ada yang punya mood untuk mengolok-oloknya, pikiran semua orang berada di dalam ruang operasi.

Setelah beberapa saat, Grace kembali dengan membawa dua kantong makanan, dan dia membagikan makanan itu kepada mereka, lalu duduk.

Alex membuka kotak makan, berkata dengan lembut di telinganya Tania "Istriku, apakah kamu lapar? Apakah kamu ingin makan sedikit?"

"Tidak nafsu makan" Tania menggelengkan kepalanya.

Alex meletakkan nasinya ke samping dan menelan makanannya dengan terpaksa, malah tidak memakannya akan lebih.

Di sisi lain, Liona membanting makanan ke tanah dan marah kepada Jimmy "Aku sudah mengatakannya aku tidak ingin makan, dia bukan ayahmu, jadi kamu tidak sedih bukan? Dasar pria tidak berhati nurani, makan, makan, kamu hanya tahu makan, makan saja kamu."

"Oke, oke, tidak makan, tidak makan, istriku, kamu jangan marah." Jimmy tahu dia pemarah, dia seperti ini karena dia terlalu sedih, dia bisa memahaminya.

"Kakak kedua, kamu jangan selalu melampiaskan kemarahanmu pada kakak ipar, dia tidak salah." Michael tidak suka melihat kakak iparnya yang jujur ​​diperlakukan sebagai tong udara pelampiasan amarah dan tidak mengatakan apa-apa.

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu