Terpikat Sang Playboy - Bab 49 Kamu Mau Aku Bagaimana, Aku Akan Mengikuti Skenarionya

Alex duduk disana seperti raja, melihat adegan yang persis seperti apa yang ia inginkan, Tania disana berlutut mengakui kesalahanannya, dalam hatinya terasa sakit, bukankah ia ingin memaksa Tania untuk terlihat lemah? Ini lah yang ia inginkan, tapi setelah melihatnya, hatinya malah menjadi lebih gelisah.

“keluar dan lanjutkan pekerjaanmu” Alex berkata datar dan menutup telepon.

Tania bangkit dari lantai lalu berdiri, dia berjalan menuju pintu sambil menggigit bibirnya, kakinya sakit seakan ada pisau yang menusuk-nusuk tulangnya, setiap langkahnya menyusup juga sakit di hati, keringat dingin terus mengucur, tapi Tania tidak ingin mengatakannya, juga tak ingin meminta Alex untuk menyelamatkannya, martabatnya telah jatuh, dia sudah tumbuh dewasa dan baru pertama kalinya merasa rendah diri.

Pintu ruangan itu terbuka, orang-orang di luar ruangan saling berbisik seketika menutup mulut dan duduk ke tempat mereka masing-masing.

Tania dengan malas melihat mereka, berusaha sekuat tenaga untuk menopang tubuhnya, dengan tenang duduk di kursinya sendiri, tubuh dan pikirannya tenggelam ke dasar laut terdalam, tidak ingin melakukan apa pun.

Melinda yang duduk di bertetanggaan dengannya, tersenyum riang, Tania aku akan melihat berapa lama lagi kamu akan bertahan, Bagaimana suasana di sore hari bisa menjadi begitu baik?

Waktu pulang kerja tiba, semua orang membereskan barang-barang mereka dan saling berkata sampai jumpa, mereka berkata sampai jumpa dengan sopan pada Tania, sangat menyebalkan, mereka berusaha untuk melakukannya karena mengingat Tania tetaplah istri direktur.

Tania menerima sikap pertemanan mereka yang palsu, dengan sopan mengucapkan selamat tinggal juga.

pada akhirnya, di luar hanya tinggal dia seorang.

dia mengambil tas dari loker, dia menghentak-hentakkan kaki, “huhh..” sakit, sial, kakinya membengkak seperti kue mantou, dia tidak bisa berjalan, dia melihat ke kantor, dia sangat tidak ingin meminta bantuan pada Alex.

Kamu pasti bisa, tania, jalan pelan-pelan, berjuang sampai ke pintu!

dia menggigit bibir, mengumpulkan tenaga untuk bersiap berdiri, ketika mendengar suara pintu terbuka, dengan cepat ia duduk kembali, berpura-pura menunduk melihat-lihat file.

Alex meliriknya dengan cepat, ia berdiri di depan meja kerja Tania “Aku tidak mau diceramahi kakek, berdiri, anggap seperti sandiwara, kita harus berjalan bersama.”

“kamu turun lah duluan menyiapkan mobil, aku akan segera turun,” Tania terlihat acuh tak acuh, Tania tidak melihat wajahnya.

Alex menyipitkan matanya, sebenarnya tidak ingin mengikuti niat Tania. Lalu berpikir, juga tergantung pada hal yang menyulitkan Tania “cepat sedikit, jika lama aku tidak akan menunggumu.”

melihat Alex masuk ke elevator, Tania membereskan berkas lalu berdiri, mengambil tasnya, dan melepas sepatu hak tingginya, bertelanjang kaki dan berhati-hati berjalan, dia masuk ke elevator yang lain.

saat hampir sampai di lantai satu, Tania memakai kembali sepatunya, menahan sakit dan berusaha berjalan normal sampai ke depan pintu. Punggungnya basah karena keringat dingin.

Di luar pintu besar, Alex sudah duduk di dalam mobil, Tania dengan sangat natural membuka sisi lain pintu mobil lalu duduk di dalamnya, kekuatan pada kaki itu sangat ringan, sakitnya mereda, dia menghela napas.

di perjalanan, Tania menatap keluar jendela, melamun menatap pemandangan di luar, kepalanya terus menoleh ke samping.

saat sampai di taman kaca, Tania dengan cepat turun dari mobil, berjalan masuk ke dalam lalu duduk di atas sofa.

“kamu ngapain terburu-buru masuk ke dalam” Alex mengikutinya masuk, dia menaruh kunci mobil di atas meja teh, menyadari gelagatnya yang aneh.

pandangannya mengarah dari atas sampai bawah badan Tania, telapak kaki Tania yang membengkak, membuat Alex terkejut, “kapan kakimu menjadi seperti ini?” kakinya menjadi bengkak, bagaimana Tania turun tadi?! Wanita yang keras kepala.

“tadi kamu mendorongku sampai jatuh” Tania menjawab dengan datar, sejak setelah kejadian berlutut tadi, Dia tidak memiliki godaan untuk mengejek atau menyalahkan.

Alex terdiam untuk beberapa saat, lalu berkata “panggil pembantu untuk mengurusmu, nanti malam aku ada janji, hari ini mungkin aku tidak pulang.”

“oke!” jawab Tania, tidak ada rasa keberatan sedikitpun.

ketidak kkhawatirannya membuat Alex marah “aku hari ini tidak pulang, aku akan tidur dengan wanita lain juga tidak masalah kan?”

“permisi, kamu ingin aku peduli atau tidak peduli, aku akan mengikuti skenario yang kamu buat untuk sandiwara ini” Tania mendongak menatapnya, Tania muak dengan perannya yang tidak pasti, dengan karakter yang berubah-ubah.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu