Terpikat Sang Playboy - Bab 149 Aku Adalah Suaminya!

Tania mengerutkan alisnya, dengan tidak senang berkata "Hanya sedikit uang bir saja, aku tidak kabur kok, dompetku benar-benar hilang " Dia mengahadapi pelayan dan mencoba mengendalikan otaknya yang semakin pusing .

"Baiklah. Jika dompet anda benar-benar hilang, itu pun tidak ada hubungannya dengan bar kami. Anda berencana membayarnya dengan apa? " Nada pelayan masih tidak ramah. Minum bir namun tidak memiliki uang untuk membayarnya, dan masih menginginkan diperlakukannya seperti Tuhan?

"Aku sekarang akan pergi mencarinya, kamu tunggu saja" Tania berdiri dan berencana untuk pergi. Pelayan memanggilnya "Menurutku anda lebih baik menelpon teman, dan memintanya untuk membantumu membayar, itu akan lebih baik" … Tania berpikir sejenak, dompet dapat ditemukan atau tidak itu masih belum diketahui, danlagi sekarang tubuhnya sangat tidak nyaman. Lalu dia menelpon Vincent, memintanya untuk menjemputnya. Setelah telepon tersambung, hanya terdengar suara "Hallo?" lalu telepon selulernya direbut oleh orang .

Di ujung telepon sana, Vincent yang telah bersiap-siap tidur, merasa bahagia karena melihat yang menelpon adalah Tania. Karena Tania tidak biasanya menelepon selarut ini. Namun di ujung telepon sana tiba-tiba tidak bersuara lagi. Setelah beberapa detik terdengar kebisingan, telepon pun di tutup. Ketika ditelepon lagi, teleponnya sudah tidak aktif.

Dia langsung merasakan ada sesuatu yang tidak benar. Menelepon ke keluarga Tania, mengetahui bahwa Tania tidak berada dirumah. Hatinya semakin tidak tenang, dan langsung mengendarai mobil untuk pergi mencarinya.

Di Bar, Tania menyadari telepon seluler nya direbut. Dia membalikkan badannya dan melihat pria yang datang merayunya tadi, api kemarahan begejolak"Kembalikan teleponku".

"Nona, aku akan membantumu membayar uang bir, mari kita ganti tempat untuk minum" Diantaranya ada seorang pria berambut pirang membayar uang kepada pelayan, dan kemudian menarik Tania keluar.

"Lanjutkan kepalamu, lepaskan tanganmu" Tania mencoba memberinya pukulan, tetapi tinjunya terlalu lemah seperti marshmallow. Seluruh tubuhnya tidak bertenaga.

Alex datang ketika melihat kejadian itu. Dia mempercepat langkahnya dan bergegas, lalu memeluknya, kemudian berkata "Dia adalah istriku".

Tania terkejut, dibawah cahaya lampu yang redup, bayangan Alex muncul. Wajahnya memucat, mengira bahwa ia berhalusinasi, menunjuk ke arahnya dan berkata "Kamu…kamu…"

Beberapa pria itu agak curiga, wanita ini jelas-jelas datang minum sendirian, bagaimana bisa tiba-tiba muncul seorang suami. "Kamu adalah suaminya? Aku juga suaminya. Nak, jangan berpikir untuk merapok di tengah jalan"…Alex tertawa, mengangkat dompet ditangannya "Istriku bertengkar denganku, lalu keluar dengan tergesa-gesa. Kalau tidak percaya, akan kuperlihatkan KTP nya ke kalian dan kalian boleh cek sendiri. Ketika saat itu tiba, akan ku tuntut kalian. "

Dia dengan percaya dirinya berkata. Melepaskan Tania dan membuka dompet.

"Saudaraku, Sobat, ini adalah sebuah kesalahpahaman. Aku juga berbaik hati untuk membantunya membayar uang bir. Jikalau kamu adalah suaminya, maka tidak ada hubungannya lagi dengan kami. Sampai jumpa." Beberapa pria itu kemudian pergi.

Pada kesempatan ini, kalau bisa pergi ya pergi, tidak perlu mengambil resiko.

Tania terbengong dan berjalan keluar. Dia berjalan dengan tidak stabil. Dia tidak bisa membedakan apakah sekarang mimpi atau ilusi. Singkatnya, pasti bukan kenyataan. Kalautidak bagaimana mungkin tubuhnya begitu tidak terkendali.

Alex melihatnya keadaannya yang seperti itu, kemudian sibuk mengejarnya.

Diluar Bar, Tania memukul wajahnya dengan terus-menerus. Membanting kepala dan berjalan. Namun tetap saja masih begitu pusing. Lebih mengerikannya, dia merasa sangat panas, benar-benar panas. Seakan-akan seperti dibakar oleh api. Sekarang berharap bahwa Tuhan memberikanya seorang pria tampan untuk memadamkan apinya……

Apakah telah diberi obat oleh orang? Ataukah sungguh diberi obat Aprodisiak?

Ya Tuhan, bisakah Engkau membuatnya sedikit lebih sadar? Setidaknya bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan.

"Kamu sudah mabuk" Alex menariknya. Dia menyadari bahwa kulitnya terasa sangat panas. Dia menatapnya dengan mata melotot. Kedua pipinya memerah , alis matanya halus seperti sutra. Tampaknya seperti telah diberi obat oleh beberapa pria tadi.

Tania membanting tangannya, memaksa dirinya melihat jelas orang yang berada dihadapannya. Matanya seperti ditutupi oleh kain tipis, melewati kain tipis ini dia melihat Alex sekali lagi. Terkejut dan mundur beberapa langkah "Wah, kamu,,, Kamu jangan menggangguku. Mengapa kamu seperti hantu yang terus mengikutiku. Dengan susahnya aku melupakanmu. Mengapa kamu datang lagi untuk mengganggu hidupku".

Alex merasa miris. Ingin mendekatinya, namun hatinya begitu sakit dan dia tidak bisa lagi untuk maju satu langkahpun "Apakah kamu benar-benar tidak berharap untuk bertemu denganku lagi? Apakah kamu benar-benar sudah melupakanku? "

"Benar, itu tidak salah. Aku sudah melupakanmu, dan tidak ingin bertemu lagi denganmu. Sampai matipun aku tidak akan memaafkanmu. Jadi, kamu jangan muncul lagi didepanku. Pergi sana, pergi sejauh mungkin. Karena kamu adalah orang yang paling jahat didunia ini. Pria yang tidak berperasaan dan yang paling kejam." Tania tidak berhenti untuk mundur, sampai tersandar di dinding. Bahkan jika dia hanyalah sekedar ilusi, dia juga tidak mengizinkan dirinya sendiri untuk tergoyahkan. Dia masih bersikeras pada prinsipnya.

"Apakah aku didalam hatimu terkesan seperti itu?" Alex tersenyum dengan pahit. Hatinya sakit sampai terasa lumpuh dan mati rasa. Wanita ini terus membencinya, dan membencinya dengan begitu dalam. Tetapi benci lebih baik dibanding tidak membenci……

Tania menggelengkan kepala "Tidak. Dalam duniaku tidak ada kamu. Dan kamu tidak ada lagi dihatiku. Jangan muncul lagi, kamu jangan muncul lagi dihadapanku".

Dia berkata dengan tidak nyamannya dan menarik-narik bajunya. Baju T-shirtnya ditarik sampai berubah model.

"Kamu telah diberi minum obat. Aku akan membawamu ke tempat lain terlebih dahulu" Alex berkata dengan khawatir. Dia tidak bisa membiarkannya untuk tinggal sendirian disini.

"Aku tidak mau. Kamu jangan memanfaatkan kesempatan. Aku lebih baik bersama dengan orang asing daripada bersamamu. Kamu jangan kesini, dan jangan menyentuhku" Tania masih sedikit sadar. Tetapi perutnya masih saja seperti terbakar oleh api. Dia sangat menginginkanya, benar-benar menginginkannya. Dia menarik-narik bajunya. Bernafas dengan terengah-engah. Tangannya berbolak-balik membelai tubuhnya. Penampilannya sangat menggoda.

Alex berjalan kedepannya. Tidak menghiraukan penolakannya. Memaksanya untuk masuk kedalam mobil. "Aku akan membawamu kerumah sakit. Tidak akan mengambil keuntungan darimu, oke?"

"Jangan. Biarkan aku turun dari mobil." Dia berbisik, pikirannya berayun-ayun. Setiap nafasnya begitu susah, dia sudah tidak sanggup lagi.

Vincent sudah pergi mencari kebeberapa tempat yang dulunya sering dikunjungi oleh Tania. Akhirnya di sebuah pintu Bar melihat mobilnya. Tetapi setelah mencarinya berkeliling, dia tidak menemukan sosok Tania didalam.

Kemudian dia memberi lihat fotonya kepada pelayan. Ada satu pelayan berkata, dia memang pernah datang, namun sudah pergi. Dia mabuk dan pulang bersama dengan suaminya.

Suami …… Vincent tergoncang. Meskipun dia masih tidak tahu siapakah orang itu, tetapi dia tahu Tania pasti sudah bermasalah.

Dia keluar dari Bar, berpikir selanjutnya apa yang harus dia lakukan, dan berpikir kemana dia harus mencarinya sekarang. Dia mengelilingi jalanan, dan sambil menelepon meminta bantuan. Mobil berjalan sepanjang jalan.

Tania bersandar di mobil. Pada awalnya mulutnya terus-menerus berkata tidak mau, dan tidak mau. Tetapi sekarang, dia membuka kedua kakinya dan bersuara tanpa henti.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu