Terpikat Sang Playboy - Bab 246 Kembali

"Mereka sangat cantik!"Tania berkata kenapa wanita Thailand di depannya.

"Benar, tapi mereka juga sangat kasihan, biasanya umur 30 sudah dewasa." teman Thailandnya dengan dia berbicara tentang perubahan seorang waria, mendengar itu Tania ketakutan, tetapi hatinya juga merasa kasihan.

Alex dan Vincent tidak bersuara duduk di baris belakang, pura-pura melihat pertunjukkan, sebenarnya sudah sangat ngantuk.

Setelah pertunjukkan selesai, di dalam lobby, banyak sekali wisatawan yang berfoto dengan mereka.

"Ini juga hal yang harus dilakukan di Thailand, kalian juga harus pergi foto, hanya perlu memberi 200.000 saja" Teman Thailand itu dengan hangat menjelaskan, menarik mereka untuk berfoto bersama.

Vincent sedikit tidak bersedia, Alex juga tidak tertarik, melambaikan tangan menjelaskan tidak ingin berfoto, bukan karena dia merendahkan waria, hanya tidak ingin berfoto saja.

Tania juga tidak memperdulikan mereka, pergi kedepan seorang waria, dengan sopan tersenyum, berdiri di sampingnya dan berfoto, pengalaman seperti ini bukan yang pertama.

Tania foto beberapa kali, dan dia memberikan uang kepadanya, saat ingin pergi, ada pemuda yang mendekat, dia meletakkan tangannya sembarangan, meletakan pada dada, juga di pahanya, menyuruh temannya memfotonya, walaupun foto, sudah terhitung pelecehan, waria cantik itu, sudah nampak tidak tahan, disini adalah lobby.

"Tuan, tolong jangan begitu." semua melihatnya dengan canggung, meminta bantuan sekeliling.

Tetapi keadaan sosial sekarang, tidak ada yang berani macam-macam, apalagi untuk waria, awalnya sudah tidak ada status, tidak akan ada yang ingin membantu.

Tania sangat ingin merekam tetapi tidak bisa, tetapi saat dia berjalan 2 langkah, dia mendengar pemuda itu berkata "Mati kamu waria, saya beri banyak uang juga bisa, kamu itu laki-laki, laki-laki pegang laki-laki apa masalahnya, emang awalnya sudah jadi bahan mainan bukan."

"Kamu..... kamu siapa, kenapa sembarangan, awas saya pukul kamu." Pemuda itu berteriak kepada Tania.

Tania tersenyum, menunjuk dia "Berani pukul saya? baiklah, sini, liat siapa yang berani pukul." Berkelahi, dia tidak pernah kalah.

"Mati kau" Pemuda itu mendorongnya, tetapi Tania memegang tangannya, menggunakan tenaga membaliknya, menyingkirkan dia dari waria, menendangnya.

Pemuda itu mengeluarkan suara meringis kesakitan, para tamu juga berkeliling melihat.

Alex dan Vincent melihat kekacauan dari jauh, beberapa teman Thailand yang menemani Tania memfoto berlari dan memberitahukan hal itu.

"Ah....., selalu suka cari masalah." Alex tidak menyangka memfoto, selalu ikut campur masalah orang.

"Dia selalu begitu, terkadang luapannya tidak dapat di jelaskan" Vincent sedikit kesal dengan Tania, juga dengan polos lucu mengerti dia.

Alex dan Vincent berlari kearah kekacauan, menerobos kerumunan, melihat Tania menggunakan kaki menginjak pemuda, mukanya penuh lebam "Bangun dan minta maaf, saya tidak akan pukul kamu lagi."

Wanita Pembuli!!

Alex dan Vincent keringatan, wanita dengan kekerasan!! tetapi kenapa keadaan seperti ini dia sangat cantik, seperti sinar memancar.

Mereka juga mau sinar seperti itu, menyinari dari dalam.

Pemuda itu di pukul habis, hanya dapat berdiri dan meminta maaf, lalu lari kabur, pengunjung lain memberikan jempol kepadanya, waria itu juga sangat berterima kasih!

Tania dengan rela menerimanya, hatinya membaik.

Dia dengan tersenyum hangat pergi, lalu menabrak seseorang, dia membalikkan kepala, melihat Alex dan Vincent, dan dia benar-benar berdiri di tengah mereka.

Merasa bersalah, dia sibuk kembali.

Tetapi Alex dan Vincent, mereka mengira mereka lebih cepat dari yang lain, memegang pinggangnya yang kecil itu, ingin menariknya ke tubuh mereka, hasilnya mereka bersamaan memegang pinggangnya, berpelukan bertiga.

Tiga orang, sangat radikal.

Tania menangis tanpa air mata, sibuk menghindari mereka, yang membuatnya lebih kesal, orang sekeliling, menatapnya dengan sangat iri.

Di Pattaya menginap semalam, hari kedua mereka semua kembali pulang, di toilet bandara, Vincent menelepon keluarga Tania, memberitahu jam kedatangan, untuk masalah lain dia tidak menjelaskan secara jelas, lebih baik mereka tahu sendiri, dari pada banyak bicara.

Siska mendengar hari ini mereka kembali, sibuk membeli sayur, supaya saat kembali dapat makan di rumah, meminta Johan menjempunya.

Saat menutup telepon, Vincent tersenyum, Alex, siapa yang mati dan hidup masih belum tahu.

Bencana akan segera datang.

Tania saat di bandara, berpikir masalah yang akan dihadapinya saat kembali, sekarang masih di Thailand, tetapi sudah sangat gugup.

Alex memegang tangannya "Jangan takut, apapun yang terjadi, saya akan melindungimu, kamu hanya perlu berdiri di belakang saya saja, tenang sedikit, mereka adalah saudara saya, bukan bom es, mereka bisa memaafkan kita."

"Kamu tidak takut ibumu? dia benci saya, kalau tahu kita ingin bersama, dia bisa marah sampai tidak dapat bernapas, saat itu, apakah kamu akan seperti dulu, mengusir saya" Tania berpikir saat itu dia cerai karena masalah ini, sekarang harus menghadapi hal yang sama, memintanya untuk tenang, bagaimana bisa.

Jika dulu, semua masih dapat diam-diam, tidak diketahui oleh keluarga dan teman, pertikaian dia dengan Vincent, semua masalah akan terlihat di permukaan, dengan cepat keluarga dari kedua belah pihak, teman, relatif, semua orang dapat tahu, akan terjadi adu mulut, dan tidak tahu apakah kedua belah pihak dapat menerima.

Juga masalah Vincent bersedia atau tidak untuk putus, apakah Anlice setuju, apakah Linda akan menyerah?

Tania seketika merasa, dia memilih jalan yang sulit dan akan di marahi oleh semua orang, orang normal pasti tidak akan sembarangan kembali dengan mantan suami.

"Jangan bilang sekarang kamu menyesal" Alex dengan takut bertanya, dengan erat memeluknya "Percaya padaku, masalah ibu saya dapat saya urus, saya ingin kamu, tidak ada yang bisa menghalangi, kali ini, saya tidak akan melepaskanmu."

Hati Tania asam manis, memeluk erat dia, Tuhan, jika saya adalah wanita paling bodoh di dunia ini juga tidak apa, tetapi, bahagia sangat kuat, seperti wanita yang tidak dapat menolak**, datang sangat kuat.

Vincent berdiri di keramaian, dengan berlaga kuat memandang orang disana berpelukkan, matanya penuh dengan amarah, ingin menonjok!

Dari cinta berubah menjadi benci, semua kelembutan dapat berubah menjadi alat yang menakutkan!

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu