Terpikat Sang Playboy - Bab 136 Mengubur Rasa Sakit !

Mereka masuk kedalam dan berjalan ke area perceraian kemudian duduk.

"Apakah surat nikah dan surat perceraian sudah dibawa? " staf yang duduk disana bertanya dengan wajah tanpa ekspresi, seolah-olah sedang meminta tisu kepada mereka.

Benar juga! sudah sering melihat, mana mungkin merasa aneh lagi! Mereka bukan satu-satunya orang yang bercerai.

Disebelah mereka, ada sepasang anak muda yang sedang manis-manisnya membuat surat perceraian, Tania teringat senyumannya waktu itu , ketika memiliki keyakinan yang penuh akan kehidupan perkawinan mereka. Waktu itu juga tidak bisa dibilang dia mencintainya, tetapi anehnya dai merasakan kebahagiaan.

Dan sekarang, dia hanya merasakan angin dingin sejuk sampai ke dalam tulang.

"Bawa kok" Alex mengeluarkan surat nikah dan surat perceraian dari sakunya,dan kemudian menyerahkannya kepada staf.

Setelah menerimanya, staf melihat-lihat sebentar surat perjanjian dan mendorongnya kehadapan mereka "Tidak ada masalah, tanda tangan dulu dan kemudian kalian sudah menjadi orang bebas, cepet kok"

Tania menariknya terlebih dahulu, mengambil pena dari samping dan tanpa berpikir panjang, dia langsung menandatanganinya. Dia takut, jika dia berhenti untuk sejenak saja dan berpikir, hatinya akan lumpuh.

Dia menghela nafas dan mendorong surat perjanjian kedepan Alex "Silahkan tanda tangan".

Alex menatapnya dengan putus asa. Apakah dia benar-benar tidak bisa menunggu lagi? Bahkan keraguan untuk sejenakpun tidak ada. Dia tertawa, tertawa dengan pahit. Mengambil pena khusus dari sakunya, menundukkan kepala dan menandatanganinya.

Font tulisan ini seperti karakter mereka. Dia yang sederhana dan kuat, dan dia yang anggun serta leluasa.

Sepuluh menit kemudian, staf menyerahkan dua buku hijau kepada mereka "Sudah selesai! Selamat ya , makan-makan setelah perceraian akhir-akhir ini kayaknya sedang populer, kalian boleh cari tempat yang bagus dan pergi merayakannya ".

Tania dan Alex tertawa, candaan ini sangat bagus. Bagaimana mungkin mereka tidak tertawa. Tetapi dalam hati malah seperti meminum seteguk teh yang pahit.

Sambil memegang buku hijau, mereka berjalan keluar dari Biro Sipil. Mulai dari saat ini, mereka dapat dianggap sebagai orang asing, tidak ada hubungan lagi sama sekali.

Salju melayang-layang dilangit, ramalan cuaca kemarin mengatakan bahwa ada salju besar hari ini.

"Mau pergi makan tidak?" Tanya Alex dengan sedikit ragu-ragu. Ekspresi wajah yang tersirat tidak tahu apakah itu senyuman, atau kesedihan.

Tania menoleh dan memandangnya, tertawa dengan sangat tidak wajar " Gaklah, aku takut tersedak dan mati nanti, Tuan He, semoga anda sukses !" Dia membalikkan kepala, hanya menatap kedepan dan berjalan di salju. Berjalan dengan perlahan di mengiringi jalan.

Bercerai, akhirnya dia sudah bercerai. Sekarang hati ini bebas dan rilex, bagaikan salju yang terbang memenuhi langit, ringan tanpa berat sedikitpun.

Mungkin sudah kosong, tidak ada lagi. Kalutidak bagaimana mungkin angin dingin bisa menembus dengan begitu saja.

Alex berdiri disana, mengawasinya yang pelan-pelan menghilang, menghilang dari penglihatannya, menghilang dari kehidupannya.

Jika dia menyesal , dia tidak akan bisa menahan dirinya untuk mengejarnya kembali. Pikirannya masih masuk akal. Dia tahu bahwa sekarang bukan saatnya untuk menyesal. Pembunuh tidak memiliki hak untuk meminta pengampunan. Hanya saja dada ini sangat sakit, seperti serangan jantung yang tiba-tiba kambuh dan mencekik.

Tania, Apakah kamu benar-benar pergi begitu saja, sungguh tidak membalikkan kepala untuk melihatnya? Apakah kamu tidak ada sedikitpun rasa penyesalan?

Gambar itu perlahan-lahan terbingkai, diantara langit dan bumi, hanya ada nada sedih yang memanjang. Akhirnya jarak mereka sudah mencapai jarak yang tidak bisa melihat satu sama lain. Alex menjulurkan tangan dan menjangkau titik hitam itu, seolah-olah ia menerima dukungan ganda. Namun itu terlalu berat dan akhirnya langsung menekan ke sarafnya.

Dia menarik kembali tangannya, dan jatuh dalam kehampaan.

Tania berkeliaran dijalanan, salju turun semakin besar, dihari perceraiannya, dia tidak ingin di ganggu oleh siapapun.

Kesedihan, keputusasaan, kebencian, cinta, hari ini dia ingin mencari tempat untuk menguburkan semuanya.

Disisi jalan, mobil hitam melaju seperti siput, melewati pohon WuTong yang kurus, melewati toko kue, melewati pintu restoran, mulai dari jam 10 sampai dengan jam 12.

Sampai dia tidak dapat bergerak lagi dan berhenti. Salju sudah menumpuk, Vincent pun datang dengan membawa payung, berjalan ke sisinya dan mengangkatnya.

Tania tidak melihatnya, dan terus berjalan kedepan, dia pun mengikutinya dari samping, mengikutinya untuk waktu yang lama. Dia tidak mengganggap akan keberadaannya, dia juga menganggap dirinya tidak ada, tidak berbicara sepatah katapun.

Dia berbelok ke jalan kecil, tempat itu lebih tenang. Selain salju , rumah tua, jembatan tua, dan sungai dengan ganggang yang mengambang, tidak ada bayangan orang satupun disitu.

Dia mengikutinya berjalan ke jembatan tua. Dia berdiri disana untuk waktu yang cukup lama. Dia sangat takut dia tiba-tiba meloncat. Dia sangat tegang, lalu menggunakan tangan untuk berjaga dipagar.

Tania tiba-tiba tertawa "Kamu kira aku akan meloncat? Aku tidak akan mati semudah itu. Kematian tidak akan menyelesaikan hal apapun didunia ini."

"Kamu masih bisa bicara, itu artinya kamu masih bisa bertahan" Dia tidak santai sedikitpun. Sekuat apapun dia, dia tetaplah seorang wanita. Dan dia tahu bahwa sebenarnya dia tidak sekuat yang terlihat.

Tania memeluk kedua lengannya, dan berdiri diam untuk waktu yang lama. Waktu seakan-akan berhenti. Rerumput, pepohonan serta semua pemadangan seakan-akan mengeras pada waktu itu, termasuk dia.

Dia menutup matanya, cintanya, kebenciannya semua dikubur dalam kehampaan.

Ketika dia membuka matanya, dia menoleh dan tersenyum padanya "Aku sudah lapar, Ayo temani aku makan".

"Baiklah! Kamu ingin makan apa?" Vincent menahan keterkejutannya didalam hatinya dan bertanya dengan tenang.

"Aku mau makan semangkuk ramen panas yang bisa menghilangkan rasa dingin ".

Jawaban dari Tania membua Vincent terkejut, dia tahu bahwa dia tidak suka makan mie. Tetapi dia masih saja tersenyum dan menyetujuinya.

Dia mengikuti keinginannya. Mereka pergi ke restoran ramen yang ramai, padat ,sesak dan agak sedikit jelek. Nona kaya seperti dia seharusnya tidak pernah datang ketempat seperti ini, tiga tahun dia berhubungan dengannya, rata-rata keluar masuk dari restoran ternama. Ini adalah pertama kalinya dia datang ketempat seperti ini.

Tania menyelip masuk kedalam dan meniru orang lain berteriak dengan keras memanggil bos "Beri aku dua mangkuk ramen" .

"Oke, segera" Jawab bos dengan senyuman.

Tania dan Vincent dikelilingi oleh meja-meja kecil, orang-orang disekitar mereka saling bersandaran. Tempatnya benar-benar sangat kecil, namun bisnisnya sangat bagus.

Tania melihat sekeliling, dia merasakan dirinya kembali ke dunia, kembali ke tempat dimana orang hidup, tertawa dengan keras, makan dengan lahap, tidak ada uang namun sangat bahagia.

Tamu-tamu lain dengan tatapan heran memandangi mereka berdua yang berpakaian bagus, penampilan mereka tidak sesuai dengan tempat itu.

"Bagaimana kamu tahu tempat ini?" Vincent bertanya dengan heran.

Tanian tersenyum "Kamu pikir kamu mengetahui segala hal tentangku? Aku juga memiliki tempat rahasia dong".

"Sebenarnya, aku tidak pernah benar-benar mengendalikanmu, karena kamu melampaui apa yang aku pikirkan. Kedepannya, aku juga tidak akan mencoba mengendalikanmu lagi. Kamu bebas seutuhnya, dan kamu jangan mau terikat oleh siapa pun." Vincent tersenyum, dia mengerti bahwa banyak hal tidak dapat direbut, misalnya hati.

Mie diantarkan, sebesar mangkuk biasa. Di musim dingin yang bersalju ini, dengan antusiasnya dia menghisap sesuap mie, panasnya membuatnya menjatuhkan airmata.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu