Terpikat Sang Playboy - Bab 286 Hasilnya Tidak Dapat Diprediksi

"Tania, kalau kamu takut jangan kemari, juga jangan mudah untuk berkata mencintai Alex" Linda takut dia tidak berani, lalu memprovokasinya.

Vincent melihat Tania tidak peduli akan keadaannya dan tetap berjalan, hatinya khawatir, juga tidak tahan lagi untuk menahannya "Kalau kamu mau nyawa ganti nyawa, aku memutuskan untuk tidak membiarkan kamu pergi, aku sudah berjanji dengan ibumu, jam 12 pulang ke rumah, aku harus menjaga keamananmu." selesai berbicara, dia melihat Linda "Kalau mau bunuh Alex terserah kamu, tetapi aku tidak akan membiarkan kamu melukai dia."

Alex baru pertama kali merasa berterima kasih sekali kepada Vincent, harus menarik dia, jangan membiarkan dia kesini, dia juga takut mati, tetapi dia lebih takut Tania mati di depan matanya.

"Kamu tenang......, aku percaya dia hanya ingin bertanya sesuatu saja, aku akan berhati-hati." Tania dengan sekuat tenaga memegang tangan Vincent, lalu melihat Nico dan Martin, tatapannya tajam, sangat dalam, semoga mereka mengerti maksudnya.

Jika Linda melepaskan pisau dari leher Alex, mereka tidak perlu khawatir akan dia, dua atau tiga dapat di tundukkan, jadi resiko ini, dia dapat menahannya!

Ini adalah satu-satunya cara melepaskan Alex.

Lantai bawah terdengar mobil polisi, tempat yang sangat gelap dan tidak ditinggali seperti ini, semua sangat terkejut.

Linda juga terkejut, mengetahui bahwa dalam situasi genting, kepalanya kehilangan akal sehat "Tania, cepat, kalau tidak saya tusuk" Dia memegang pisau lebih dalam ke arah Alex.

Alex kesakitan sampai mengerutkan kening, sampai sekarang dia melihat ketidaktahuan, dimulut berkata cinta dia, sekarang dengan yakin ingin membunuhnya.

Tania ditahan oleh tangan Vincent, menahan rasa sakit di pundaknya, berjalan ke arah Linda, beberapa laki-laki saling bertatap-tatapan, siap untuk pergi, matanya melihat Linda, sekali melihat pisau lepas dari leher Alex, mereka segera bergerak, menaklukkan dia.

Polisi dengan cepat mengelilingi lantai atas.

Tania sudah berdiri di depan Linda "Aku sudah datang, kalau ada apa silahkan bicara, bisa lepaskan pisau" jika pundak dia tidak terluka, dia tidak perlu khawatir, tetapi sekarang, hatinya sudah merasa, kecepatan atau kekuatan, semua lemah, darah mengalir.

Tapi untuk Alex, apapun dia lakukan walaupun tentang nyawa.

Alex menatap ragu Tania, hatinya sakit juga bahagia, karena orang ini sangat mencintai dia, kenapa dulu dia merasa dia tidak cukup mencintainya, dia juga termasuk orang yang sangat bodoh di dunia.

Linda tidak bicara apapun, tiba-tiba, dengan dingin, dia melepaskan ujung pisau dari leher Alex, gerakan secepat kilat langsung menusuk Tania.

3 laki-laki yang masih disana langsung lari dengan cepat.

Semua kejadian seperti kilat, dengan cepat terjadi.

Orang yang paling dekat dengan Tania adalah Vincent dan dia langsung menyelamatkannya, Nico dan Martin menahan Linda, waktu berlalu dengan cepat.

Saat kacau, Linda terjatuh di atas lantai.

Tania hanya dapat merasakan pisau melewati dirinya, dia memegang pria itu lalu menariknya ke arah lain, dia dapat mendengar jelas suara pisau yang merobek dagingnya, tetapi dia tidak merasa sakit...

Darah segar dengan banyak mengalir di lehernya, dia bersandar di dada lebar dan dipegang erat-erat dadanya.

Tania merasakan hatinya ada yang tidak beres, dia dengan bersusah payah mengangkat palanya, dia melihat muka pucat Vincent, dilanjutkan, di merasakan makin lama makin berat, dia tidak dapat menanggung rasa berat yang dia sedang tanggung.

Dia terlalu berat, dia tidak dapat menahannya, dua orang bersama-sama merosot ke lantai, setelah tahu apa yang terjadi, pandangannya buram, dengan cepat air mata mengalir "Vincent, kamu jangan mati, Vincent....."

Pisau di punggung Vincent, menembus sampai ke dada.

Dia ternyata orang yang sangat teliti, saat menyerang masuk, hatinya sangat tahu jelas, dia tidak dapat menghindar, pikirannya sangat mudah, tidak ingin membuatnya dalam masalah.

Nico dan Martin semua melongo, dunia ini, hal yang tidak mungkin terjadi dalam hitungan detik.

Alex terlepas dari pisau, berusaha berdiri, dia tidak dapat menghentikan pisau yang diarahkan wanita itu, tetapi dia tidak mengira, pisau itu pada akhirnya mengenai Vincent, ini yang bukan dia harapkan.

Di luar polisi mengelilingi, Nico sangat bingung, mereka datang sangat terlambat.

"Angkat tangan....."

"Kepala polisi, disini ada orang yang bersalah, kamu bisa percaya, wanita yang sangat lemah, melukai 3 laki-laki" Nico menunjuk Linda, dengan tidak merasa kasihan melaporkan kejadian ini kepada polisi.

Seorang wanita dan laki-laki yang menggunakan pakaian keamanan membawa Linda, dia tidak berani menatap Alex, hanya berani menatap kasihan kepada orang yang memperhatikannya Martin, berharap dia dapat kasihan padanya.

Martin menarik nafas dalam, dengan putus asa tidak menatapnya, pergi membantu Alex.

"Jalan....." Polisi dengan dingin membawa Linda keluar, pada akhirnya dia merasakan balas dendam.

Nico dengan cepat memanggil mobil ambulan, memberi Vincent pertolongan pertama.

Tania tidak kuat melihat pisau yang masih menancap pada tubuh Vincent, pasti sangat sakit, dia sangat ingin menarik pisau itu keluar.

"Pisau tidak boleh di tarik" Nico menahan gerakan Tania, Vincent sudah sangat tidak sadar "Aku tidak dapat memastikan apakah pisau sudah menusuk ke jantungnya, tetapi menurut pengalama aku, Tania, kamu harus bersiap."

Tania pingsan, tidak sadarkan diri.

Mobil ambulan segera datang, Tania dibantu mereka pergi.

Di rumah sakit, Vincent masuk ke Unit Gawat Darurat, Nico sama sekali tidak berani mengganggu, menyerahkan segalanya pada operasi, berharap pada Tuhan, dia dapat membebaskan orang sekarat ini!

Alex dan Tania ada di ruang berbeda, Alex menelan ludah, punggung Tania terkena pisau, luka dalam, diberi beberapa jahitan, dia sama sekali tidak bersuara, dengan bodoh duduk disana.

"Jangan begini, sama sekali bukan salahmu, kamu juga tidak ingin itu terjadi." Alex memegang lembut bahunya, dia tahu hatinya sangat sedih sekarang.

Mata Tania menggenang banyak air mata "Masalah ini sama sekali tidak ada hubungannya dengannya, tetapi aku memanggilnya, sekarang yang harusnya berbaring di ruang operasi adalah aku, kenapa karena aku dia harus merasa kesakitan, pada akhirnya masih harus berurusan dengan nyawa."

"Jika kamu berpikir begini, yang terluka harusnya aku, yang harusnya ketusuk juga harusnya aku" Alex merasa sakit karena dia menyalahkan semua masalah ini atas dirinya sendiri.

Tania sambil menangis memeluk pinggangnya "Tidak, bukan, aku tidak mau kamu mati, aku juga tidak mau kamu mati, aku tidak tahu harus berbuat apa."

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu