Terpikat Sang Playboy - Bab 209 Empat Orang Yang Berciuman !

Pria tua di dapur itu menjulurkan kepalanya dan memberi isyarat pada cucunya agar jangan sembarangan bicara. Mereka makan didapur dan membuat lelucon, tidak disangka anak itu pergi keluar dan memberitahu mereka.

Vincent tersenyum, ia menyentuh kepala kecilnya dan bertanya "Maksudmu, menyuruh paman bibi kakek nenek semuanya untuk pergi membantu kalian memetik buah? "

"Siapa yang kamu bilang nenek" Ujar Liona yang tidak puas dengan perkataan Vincent, dia paling tidak suka orang mengatainya tua.

"Kalau begitu panggil kamu kakak gimana?"Vincent tersenyum tipis dan menyinggungnya.

"Kamu——" Liona marah. Namun jika anak kecil itu memanggilnya kakak maka ia akan merasa lebih malu lagi. "Hari ini sangat panas, setelah makan mari kita pulang. Yang punya waktu boleh menghabiskannya disini, aku masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di Department store."

Anak kecil itu mengangkat kepalanya dan berkata "Nenek, tadi paman Alex dan bibi Tania sudah membantu kami memetik buah untuk di kirimkan kekota besok. Jadi ini ada hubungannya dengan kalian, kalian telah makan dan minum dirumah kami, mestinya harus membantu kami. Orang dewasa seperti kalian kok tidak mempunyai sopan santun sedikitpun sih. "

Orang-orang yang duduk merasa malu oleh perkataan anak itu. Perkataan anak-anak tidak perlu dihiraukan, karena mereka tidak mengatakannya dengan serius.

"Kamu ini, jangan sembarangan bicara, mereka adalah tamu" Edwin memarahinya, Ellen keluar dan membawanya masuk ke dalam.

“Jangan pedulikan kata-kata anak-anak, silahkan makan, ketika kalian mau pulang nanti, aku akan membungkuskan beberapa melon untuk kalian coba.” Edwin meminta maaf untuk putranya.

Setelah mendengar perkataan anak itu, Michael tidak memberikan ekspresi apa-apa, namun jika berpura-pura bodoh, itu akan sangat memalukan. Dia melihat ke orang sekitar, lalu berkata "Gimana kalau nanti kita bantu Edwin untuk memetik buah terlebih dahulu baru pulang?"……"Aku tidak mau, diluar sangat panas, apakah kamu ingin kulitku terbakar? " Liona melototinya, dia orang pertama yang merasa keberatan.

"Michael, pekerjaan rendahan begitu aku tidak akan melakukannya, kamu jangan menghitungku ke dalam."Anlice duduk disana, bahkan sumpit pun dia tidak sentuh, karena dia merasa itu kotor.

Alex mengambil napas yang dalam, dalam hatinya, ibunya memang seorang yang sangat sombong.

"Aku bersedia. Sebelum pulang dari sini, ada baiknya bisa melakukan sesuatu yang berarti. Kak Edwin, buahnya aku mau yang banyakan ya" ujar Tania sambil tersenyum.

"Tidak masalah! Kamu mau seberapa banyak, ambil saja." Awalnya Edwin agak tidak nyaman karena perkataan bibi dan ibunya Alex, Tetapi setelah mendengarkan perkataan Tania, suasana hatinya kembali membaik.

"Setiap hari bekerja di ruangan ber-AC, kadang-kadang melakukan hal seperti ini juga bakalan ada manfaatnya, aku juga ikut." Vincent yang di samping berkata dengan bahagia.

"Aku dan ayahku juga ikut. Biasanya tidak memiliki kesempatan untuk datang ke tempat yang begitu indah. Sudah waktunya untuk mendekatkan diri dengan alam. Ketika keringat membasahi seluruh tubuh, itu juga semacam kenikmatan hidup." Nico juga mengatakan bahwa ia dan ayahnya akan bergabung dengan mereka.

Tania tersenyum padanya, anak ini selalu membuat orang menyukainya.

Edwin dengan senangnya menepuk pundak Alex "Teman, kamu tidak bisa melarikan diri——"

“Bagaimana mungkin, apakah kamu mengira aku adalah orang yang tidak memiliki kesetiaan? Aku pasti akan membantumu menyelesaikan tugas.” Dia berkata sambil tersenyum, meskipun dia baru mengenalnya, tetapi perlakuan Edwin yang jujur dan tulus ​​membuatnya merasa layak berteman dengan orang seperti ini .

"Jika Alex pergi, maka aku juga akan ikut" Linda tersenyum dengan lembut.

"Hei, kamu ini keberuntungannya lumayan…" Edwin baru saja mau mengatakan bahwa Alex sangat beruntung memiliki seorang pacar yang lemah lembut, namun ketika ia melihat Tania, dia menarik kembali kata-katanya. Dia berbalik ke Tania "Aku tidak bermaksud seperti itu, kamu jangan menaruhnya kedalam hati."

Tania tersenyum "Aku tidak akan menaruhnya kedalam hati, karena aku juga beruntung."

Edwin memandang ke Vincent, tersenyum dengan kaku "Ya ya ya , Tania juga beruntung, kalian semua memiliki keberuntungan!"

Pandangan Tania melewatinya, lalu jatuh ke Alex, hatinya seakan tertusuk oleh jarum. Dia mengakui bahwa ketika ia melihat Linda, dia merasa sangat tidak senang, melihatnya bersandar di samping badan Alex, banyak kenangan buruk akan muncul dibenaknya, dia didalam hatinya, selamanya orang ketiga.

Sudahlah, jangan dipikirkan lagii, leluasa sedikit.

Setelah makan siang, Anlice dan Liona kembali ke mobil, mereka tidak ingin berpartisipasi dalam kegiatan itu.

Matahari di langit sama seperti bola api, Edwin memberikan topi jerami kepada mereka, Tania memakainya dengan santai. Linda mengenakan rok putih. Hatinya sangat enggan, tetapi jika Tania pergi membantu, maka dia pun tidak mau kalah darinya.

Lima orang pria dan dua orang wanita dibawah terik panas matahari pergi ke tempat tadi, satu hektar buah, jika ada banyak orang yang membantu, maka panen sebentar saja akan terselesaikan.

Tentu saja, sekarang Alex tidak bisa berada dalam kelompok yang sama dengan Tania, dan sekarang ada yang menemani mereka masing-masing.

Ditempat mereka berciuman tadi, sekarang dia berdiri disana dengan orang lain. Hanya saja Apakah flu nya telah sembuh? Bisakah dia mencium aroma buah?

Tania termenung, tidak tahu apakah karena terjemur oleh matahari dan ia menjadi bodoh ataukah hal lain yang menyebabkannya, dia memetik buah itu lalu meletakkannya kembali ke tanah.

"Tania——" Vincent memanggilnya.

"Ya——"Tania tersadar, ia mengangkat kepalanya dan melihat kearah nya, tidak ada sedikitpun persiapan, bibirnya yang panas langsung menutupi bibirnya, mungkin itu karena cuacanya yang panas.

Membuat bibirnya yang selalu dingin dan sekarang menjadi panas.

Tania terkaku oleh ciumannya, ia hanya merasa capek. Lidahnya berada dalam mulutnya, ia membuatnya sangat pasif, hatinya sangat panik, ia ingin melepaskan diri darinya.

Alex yang berdiri tidak jauh dari sana, melihat kejadian itu. Ia sakit hati, ingin bergegas dan segera memisahkan mereka. Ia telah mengatakan bahwa dia ingin melepaskannya, tetapi pada saat itu dia masih tidak bisa duduk diam saja.

"Lex——,jangan lihat lagi"Linda menarik-narik tangannya, jika kamu pergi kesana, maka itu menunjukan kamu masih peduli padanya.

"Lepaskan aku" Alex menghempaskan tangannya, bersiap untuk pergi.

Linda melihat Vincent telah melepaskan Tania, ia berpikir bahwa ini adalah saat yang tepat, Dia dengan berani bergegas dan memeluknya, mengangkat jari-jari kakinya dan menekankan bibir merahnya ke dia.

Tania baru saja rilex, ia tidak menyangka ketika membalikkan badan ia melihat kejadian itu, hatinya terasa sakit, dia buru-buru membalikkan badannya, tidak ingin melihatnya.

Alex marah dan menarik Linda, dan dia tidak melihat itu. Dalam benaknya hanya ada bayangan dia mencium Linda, dadanya terasa sangat sesak.

Oleh karena itu, keputusannya untuk tidak bersamanya lagi adalah sesuatu yang benar. Karena pengalaman yang dia tinggalkan , rasa sakit selalu lebih banyak daripada kebahagiaan, dan datangnya lebih ganas.

Nico menggulung lengan bajunya, bernapas dengan berat dan menghadap ke langit. Semua proses dilihatnya dengan jelas, dan sekarang hati mereka pasti terluka lagi.

Di ladang buah, mereka seperti tersebar, dan kesedihan itu, beriringan dengan musim panas, menyebar dengan begitu saja ,,,,

Hanya dalam waktu satu setengah jam, semua buah di ladang telah selesai di petik, dan sudah waktunya mereka untuk pulang.

Edwin memberikan mereka beberapa buah dan anggur beras, Tania dan Vincent meninggalkan nomor telepon untuknya.

"Kak Edwin, lain kali kalau kamu ke kota jangan lupa untuk menelponku."

"Iya! Jika kalian ada waktu, datanglah kemari."

Tania tersenyum tipis "Sepertinya kami tidak akan pernah datang bersama lagi" ujarnya, dalam matanya tersirat rasa sakit yang tersamarkan.

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu