Terpikat Sang Playboy - Bab 419 Kamu Jangan Kesini, Aku Akan Teriak

Vincent yang berada di atas ranjang tertawa dingin sambil memutar bola matanya. Sebenarnya siapa yang lebih memuakkan!!

Tania menyingkir sedikit dari Alex dan dengan sengaja menekuk mukanya sambil berkata, “Jangan bersikap seperti buaya darat kepadaku. Karena supnya sudah dibawa pergi, kamu pergi dan beli satu porsi lagi kesini.”

“Bukankah katanya ia akan menerima pemeriksaan tubuh secara keseluruhan? Lebih baik tidak usah makan dulu. Lagipula di luar sangat dingin. Apakah kamu tega membiarkan aku lari kesana-kemari?” Hati Alex amat sangat tidak ingin memberikan mereka kesempatan untuk berduaan.

“Jadi kamu tidak mau pergi? Baiklah, aku yang pergi.” Tania menyingkirkan Alex, mencoba untuk pergi.

“Iya, aku pergi, aku pergi. Di luar turun salju dan jalanannya licin, kalau kamu sampai tergelincir maka masa depanku benar-benar tidak ada kelanjutannya lagi. Kamu duduk saja dan teruskan makan, tidak perlu pedulikan pria ini.” Alex menekan Tania untuk duduk diatas kursi. Ia melirik sekilas Vincent yang ada diatas kasur, “Sebenarnya dosa apa yang aku buat di kehidupan sebelumnya.”

“Tentu saja bajingan yang berbuat dosa memuakkan.” ujar Vincent diatas kasur dengan nada setengah dingin.

Alex menarik napas dalam dan dengan alisnya mengeluarkan raut senyum yang agak menyeramkan, “Tenang saja, nanti aku pasti akan memasukkan sebungkus racun tikus untuk membunuhmu.”

Tania memijit pelipisnya, ia pasti akan menyantap makanannya. Biarkan saja mereka mengurusnya sendiri, ia tidak peduli lagi!

Pagi hari pukul 10 lewat, segerombol keluarga Tania datang. Vincent juga kebetulan baru saja kembali dari pemeriksaan menyeluruh.

Siska duduk disamping kasur, dan bertanya ini itu dengan sangat detail seolah-olah Vincent adalah putra kandungnya sendiri. Pria ini telah menyelamatkan nyawa putrinya, tapi akhirnya ia tidak bisa menikah dengan putrinya. Kalau Siska memikirkannya, hal ini membuat hatinya menyesal dan sakit, “Vincent, yang penting kamu sudah sadar. Ayah Tania sudah memberitahuku tentang masalah ibumu, selanjutnya aku dan ayah Tania akan menjadi orangtua kandungmu. Kami adalah keluargamu.”

“Bibi, kalau begitu aku akan menerima maksud baikmu.” Vincent juga tidak bersikap formal, ia tertawa kecil sambil menyetujuinya.

“Ini baru benar, tentu saja kamu harus menerimanya. Rintangan besar sudah terlewati, ke depannya pasti ada keberuntungan menanti.” Ayah Tania yang ada disampingnya berkata dengan ramah.

“Vincent, semua atasan dan bawahan perusahaan sudah tahu. Semuanya sangat antusias, sore nanti mereka bilang mau menjengukmu. Saat kamu tidak ada, aku dan ayah menjadi sedikit tidak berdaya. Setiap harinya ayah berharap kamu akan sadar, barulah ia bisa pulang dan menikmati hari tuanya.” ujar Johan yang berdiri dibelakang punggung ayahnya kepada Vincent yang ada diatas kasur.

Vincent tertawa penuh syukur, “Terima kasih paman. Menurutku paman masih penuh semangat dan tidak terlihat tua.”

“Ada beberapa pemikiran yang sudah tidak bisa mengikuti orang muda lagi. Aku sudah tua dan berubah menjadi malas. Dalam mengurus masalah pasti akan sering menguras tenaga. Vincent, kamu diberkahi talenta dalam hal ini. Cepatlah sembuh dan kembali ke kantor.” ujar Ayah Tania sambil menepuk-nepuk tangan Vincent.

“Ya!” Vincent mengangguk.

Levita mengarahkan pandangannya ke sekelilingnya, “Eh? Kenapa gadis bernama Merry Mou itu tidak terlihat lagi?”

“Benar juga, padahal biasanya ia tidak akan beranjak pergi barang seincipun.” Johan juga mengarahkan pandangannya untuk melihat sekitarnya dan benar-benar tidak melihat sosok Merry Mou.

Tania yang ada disisi lain pun berkata, “Ia diusir oleh Vincent. Padahal ia hanya ingin berteman dengan Vincent, tapi ia langsung menolaknya. Ia menyuruh Merry Mou untuk tidak datang lagi, benar-benar menyedihkan. Merry Mou sendiri langsung mengambil barang-barangnya dan pergi.”

Dibawah pandangan keluarga Tania, Levita sudah memberikan penilaian untuk Merry Mou, “Vincent, kamu tidak seharusnya seperti ini. Kamu tidak tahu betapa gadis itu menyukaimu. Aku sudah lama mengenalnya jadi aku yang paling mengerti. Setiap hari ia dengan hati-hati menyeka wajahmu sama hati-hatinya seperti mengelap barang antik. Demi menjagamu, ia sudah membuang berapa banyak pekerjaan sampai-sampai ia tidak punya uang lagi dan diusir oleh pemilik kamar. Makanya ia dengan mudahnya tinggal dirumah sakit. Oh iya, ia juga memotretmu untuk membuat semacam rekaman memori saat koma. Ia begitu menyukaimu, seharusnya kamu tergerak walau sedikit saja, bukan?”

“Mungkin saja—” Vincent berkata secara ambigu.

“Kakak ipar jangan bicara lagi, aku yakin ia punya caranya sendiri.” ujar Tania demi Vincent. Ia tahu pria itu tidak ingin menjelaskan panjang lebar.

Levita tidak berkata apapun lagi, tapi hatinya merasa bahwa hati kecil Vincent belum bisa melepaskan Tania jadi ia akhirnya menolak orang lain. Cinta, benar-benar lebih rumit daripada olimpiade internasional matematika. Bukan seperti kalau lelah bekerja atau tidak suka lagi dengan pekerjaan maka dengan mudahnya bisa berhenti dan mengundurkan diri. Juga bukan walaupun di mulut berkata berpisah namun hatinya juga bisa melepaskan.

Alex mencuci beberapa buah-buahan dan memberikan kepada semuanya untuk dimakan. Yang satu adalah seorang suami sah dan yang satu lagi adalah seseorang yang hanya tinggal sedikit hampir menjadi suami sah. Hubungannya sangat rumit, tapi bisa bersama-sama menjaga kedamaian adalah sebuah keajaiban langit yang merupakan anugerah.

Sore harinya, para pimpinan perusahaan Surya Mas datang menjenguk Vincent. Mereka berada disitu sebentar baru kemudian pergi.

Saat waktu menunjukkan hampir pukul tiga sore, Nico muncul setelah ia selesai melakukan operasi terakhirnya hari ini. Sambil memegang hasil laporan pemeriksaan Vincent, ia menghampiri kamar pasien. Ia benar-benar merasa tertarik untuk mengetahui hal misterius yang menyebabkan kejadian di pagi hari ini.

“Laporannya sudah keluar. Hasil setiap pemeriksaannya masih terhitung stabil, organ internalnya juga tidak masalah. Tapi karena sudah lama tidak digerakkan, jadi ototnya agak sedikit mengerut. Jadi Vincent harus melakukan rehabilitasi. Kalau pemulihannya cepat, dalam waktu setengah sampai satu bulan ia sudah boleh keluar dari rumah sakit.” Selesai Nico bicara, secara diam-diam ia menarik Tania dan berbisik disamping telinganya, “Selain itu istri kakak sepupu, di dalam sup ayam itu bagaimana mungkin bisa ada itu... Alex... Apa yang terjadi? Apakah mereka...” Dengan ekspresi malu yang sulit dijelaskan, Nico menatap Tania.

Alex dan Vincent melihat mereka secara serempak. APA?!

“Tidak mungkin, kamu salah paham. Aku yang secara tidak sengaja mendorong mereka, lalu kedua orang itu berciuman. Semuanya benar-benar kecelakaan, bukannya berbuat homoseksual.” Tania tanpa berpikir banyak dengan panik menjelaskan.

Nico yang tidak bisa membayangkan membelalakkan matanya dan dengan terkejut menyemburkan tawanya, “HAHAHA... APA? Ciuman?! Mereka berdua?!”

“Kamu—” Tania menunjuk Nico, sesaat ia merasa bingung dan baru menyadari bahwa ia termakan pancingan pria itu, “Dasar tengil! Ternyata kamu ingin tahu rahasianya dari mulutku!”

Alex dan Vincent terlihat putus asa dan dengan sebelah tangan menutupi wajah mereka masing-masing. Gadis bodoh ini, ternyata ia benar-benar mengatakan kebenarannya.

“Ini menjelaskan kondisi apa yang terjadi saat itu dan bagaimana hal tragis ini terjadi.” Nico merasa sangat senang seperti memenangkan lotre. Tahu tentang hal yang menggetarkan bumi diantara Alex dan Vincent seperti hal ini bisa memberikan kebahagiaan kepada orang banyak. Nico bisa menertawakannya untuk waktu yang lama.

“Sebenarnya juga bukan apa-apa. Aku hanya sedikit menekan saja, lalu mereka berciuman dan muntah. Kamu jangan menertawakan mereka.” Melihat Nico tertawa sampai air matanya akan keluar, Tania juga akhirnya tidak bisa menahan tawanya. Kalau ia teringat kembali dengan kejadiannya waktu itu, sepertinya memang cukup lucu.

“Aku lihat sepertinya sebuah perasaan muncul setelah kedua orang itu berciuman. Tapi karena tidak ingin diketahui olehmu, makanya mereka berpura-pura.” Nico melihat Alex dengan sungguh-sungguh dan bertanya, “Alex—, bagaimana rasanya berciuman dengan pria? Bentuk bibir Vincent terlihat indah.”

Alex dan Vincent sekarang tidak bisa berkata apa-apa lagi untuk membungkamnya. Alex mendatarkan hatinya, bangkit berdiri, dan berjalan menghampiri Nico, “Perasaan seperti ini sangat sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Harus dirasakan dengan badan sendiri baru bisa mengerti. Aku lihat bentuk bibirmu lebih indah.” Alex mendekati Nico dengan raut seperti iblis. Pria itu berani tertawa?! Tunggu saja, Alex akan membuat dirinya tidak bisa tertawa lagi.

Otak Nico berputar dengan sangat cepat. Ia tahu maksud Alex dan langsung bersembunyi ke arah belakang. Ia menarik kerah bajunya sendiri lalu berkata, “Kamu jangan kesini, aku akan teriak.”

“Teriak saja—” Alex menjilat bibirnya, senyumnya semakin terlihat licik.

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu