Terpikat Sang Playboy - Bab 56 Kebakaran Di Perkarangan Rumah

"Oh，akan ada orang yang segera datang, bantu aku menyampaikan permintaan maafku kepada Direktur Zen." Alex berkata dengan sopan, tutup telepon, dan segera memutar panggilan telepon." Melinda, kamu pergi ke pesta ulang tahun Direktur Zen dan tolong antarkan hadiah untuknya. "

Melinda yang berada di ujung telepon pun bertanya, "Bukannya Nona Tania sudah pergi, mengapa aku masih harus pergi?"

"Aku menyuruhmu pergi ya pergi, mengapa kamu begitu banyak omong kosong" Alex tidak punya mood untuk menjawabnya, langsung memutus telepon dan buru-buru berdiri "Martin, aku punya urusan penting sekarang, kita cari hari lain untuk bertemu kembali."

Martin memandangnya dengan rasa ingin tahu mengapa Alex terlihat begitu marah, Martin pun tidak bisa menahan rasa ingin tahu. Dia tersenyum dan berkata, "Tidak akan ada kebakaran di perkarangan rumahmu."

Alex pun menatapnya. Dia berkata dengan napas terengah, "Ku hilangkan kepalamu, pekaranganku sangat kuat, terbuat dari emas, terlindung dari api." setelah selesai berbicara, dia pun pergi meninggalkan Martin.

“Wow, sepertinya sudah benar-benar terbakar.” Martin berkata pelan, dengan tatapan simpati untuk mengantar teman baiknya pergi.

Alex sudah duduk di dalam mobil, dia mengemudikan mobilnya sambil menelepon ke rumah. Dia menghubungi super yang mengantar Tania pergi, diketahui bahwa dia sekarang di Jinxiang Club, angin berhembus semakin kencang, kecepatan mobil yang dikemudinya juga 220 km/jam di jalan raya.

Tania dipaksa untuk masuk ke dalam ruangan, menghempasnya ke atas ranjang, Vincent pun mendekatinya, memegangi kedua tangan Tania dan menciumi bibirnya.

Tania pun menghindar paksa, ciuman itu jatuh di bibirnya, dia mendorong kepala Vincent, Tania pun marah, "Pergi, jangan sentuh aku—"

Vincent menyelipkan wajahnya ke lehernya dan mengambil napas dalam-dalam. Dia berkata dengan dingin, "Ada aroma yang ditinggalkan oleh pria lain di tubuhmu. Apakah kamu suka disentuh olehnya?"

“Dia adalah suamiku, tentu saja aku akan melakukannya bersamanya, dan kamu siapa, biarkan aku pergi, aku akan melawanmu.” Tania berusaha untuk melepaskan tangannya, dia pun berkata sambil marah.

"Bagaimana kamu memberikan dirimu kepada orang lain, bagaimana kamu bisa, bagaimana kamu bisa -" Hati Vincent pun seperti jatuh kelaut, mengetahui bahwa tubuhnya dinikmati oleh pria lain, hatinya begitu sakit mendengarnya. Begitu menyakitkan, dia tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri yang runtuh, dia pun mengepalkan pergelangan tangannya dengan kemarahan, tubuh dan hati Vincent seharusnya bukan milik orang lain.

"Tanganku sakit, tanganku bisa patah karenamu, Vincent, biarkan aku pergi"

Tania melihat mata Vincent tampak merah dan terlihat ekspresinya yang merasa tersakiti, benar-benar menakutkan. Pria ini selalu hangat, tapi sekarang dia seperti binatang buas yang terluka. Tania takut Vincent akan menyakitinya dan menjadi lemah jika ingin menghiburnya, dia gila jika ingin ingin menghibur musuh.

“Tania, kamu tidak bisa jatuh cinta pada orang lain, kamu tahu itu?” Vincent menatapnya, Tania dibentak oleh pria yang tidak biasa itu, melihat Vincent yang perlahan-lahan menundukkan kepalanya dan dengan lembut menjatuhkan bibirnya di bibir Tania..

Bibirnya begitu dingin, tidak ada suhu hanya selamanya, seperti batu dingin yang berusia seribu tahun, berputar lembut di hatinya.

Tania seperti tersesat dan tampak tak tenang, saya tidak tahu apakah itu keluar dari simpati, atau di lubuk hatinya masih ada sedikit kasih sayang padanya. Singkatnya, dia tidak mendorongnya untuk menjauh.

Napasnya berat, tangannya menutupi kulitnya, dan gaunnya jatuh.

"Peng" suara tersebut datang dari lantai bawah, Tania mendorong pria itu darinyanya, firasat buruk muncul di benaknya.

Namun Vincent menekan tubuhnya, tatapannya gelap dan merobek gaunnya.

"Hei--" Tania menatapnya tajam dan berupaya melepaskan diri.