Terpikat Sang Playboy - Bab 42 Menyiram Sesuatu Penting Dalam Hidup

Alex yang sedang melihat dokumen tersebut mendengar suara aneh dan mengangkat kepala ternyata dia ada di depan mata, dengan sekejap Alex melihat secangkir kopi ingin disiramkan ke arahnya, dengan cepat ia pun menghindar, kopi itu pun tumpah di tempat yang tidak seharusnya.

“Aww!” Alex menjerit, kopi tersebut mengenai celana bagian selangkangannya, ia pun merasa panas dan kesakitan, dia pun mengangkat dokumen dan menyelamatkannya segera, “Tania, kamu ingin membahayakan suamimu menjadikan ku orang yang dikebiri?”

“Aku tidak sengaja melakukannya,” Tania pun mengambil gelas tersebut dan melihat simbol hati di tengah, dia benar-benar ingin tertawa tetapi juga merasa bersalah.

Dia sebenarnya hanya ingin menyiramkan kopi tersebut di paha kakinya, ingin membuatnya sedikit menderita, siapa yang menyuruhnya sembarang bergerak, kali ini, tidak bisa benar-benar menjadikannya seorang kakek Alex, mungkin benar-benar tidak berguna, keturunan terakhir keluarga Alex bukan sekarang, dia juga tidak ingin menjadi janda.

Masalah ini, sudah hampir semakin besar.

Alex pun berdiri dan menguncang-guncangkan kakinya, air kopi turun mengalir ke bawah di celana yang dikenakannya, membuatnya kesakitan.

“Atau sekarang kita segera ke rumah sakit, biar dokter yang memeriksamu” katanya dengan hati-hati.

“Kamu pikir aku bisa pergi keluar dengan keadaanku sekarang?”Alex benar-benar ingin memukulnya saat itu, dia pun mencari cara, Alex pun mengangkat kerah bajunya dan membawanya ke ruang istirahat, “siapa yang membuat masalah, dia yang bertanggung jawab.”

“Apa maksudmu?” Tania memiliki firasat buruk.

Alex mengunci pintu ruang istirahat tersebut, kemudian menghidupkan lampu, “Mandikan aku, lalu coba sebentar, bagian yang terluka masih bisa berfungsi atau tidak”. Dia memelototinya dengan sinis.

“Sakit jiwa, aku tidak akan menemani kegilaanmu lagi” Tania melambaikan tangannya, berbalik badan dan ingin keluar, lengannya kemudian ditarik oleh Alex dan memasukkannya ke kamar mandi, “kalau tidak, kamu ingin semua orang tau bahwa kamu menyakiti suamimu sendiri di hari pertama bekerja, melakukan sesuatu yang keji, apakah kamu tahu aku bisa saja mencelakaimu.”

Tania pun terdiam, ia berpikir, meskipun mereka suami istri tetap saja tak ada yang merasa dirugikan dan diuntungkan, percobaan tetap percobaan, siapa takut siapa.

Tiga puluh menit kemudian.

“Halo..., percobaanmu sudah selesaikan, kenyataan membuktikan, kamu yang menyiramiku kopi tetapi kamu yang terluka” Tania pun mencubit pinggang Alex.

“Tidak bisa, aku takut ada efeknya, setidaknya aku harus mencobanya beberapa kali baru bisa” Alex menciuminya dan menutup mulutnya yang selalu berceloteh.