Terpikat Sang Playboy - Bab 245 Kebahagiaan Dan Kejutan

Kedua orang dengan kepintaran yang hebat ini, bisa berubah kekanak-kanakan dan lucu, dia sudah yakin, bahkan jika hatinya kecewa dengan satu sama lain, dia setidaknya harus melihat situasinya seperti apa.

Begitu banyak orang, begitu banyak pasang mata, mereka seperti orang yang berpura-pura menjadi monyet.

Alex dan Vincent sepertinya sudah menyadari kesalahan mereka, Alex menutupi wajahnya dengan tangannya, menunduk dan batuk secara tidak natural, Vincent juga membasuh bibirnya dan membuang muka.

"Aku ke toilet sebentar, aku harap ketika aku kembali, kalian sudah kembali seperti biasa dan temani beberapa orang teman ku dari Thailand, oke?" Tania dengan tegas memerintahkan mereka.

Selesai berbicara, membalikan tubuh dan kabur untuk sementara.

Pasangan dari Thailand ini tersenyum ke arah Alex dan Vincent.

Ekspresi Alex berubah, dengan senyum cerah di wajahnya "Halo, nama saya Alex. Silahkan pesan lagi hidangan lautnya, saya akan mentraktir." sambil berbicara, ia mengangkat tangan ke arah pelayan "Tolong ambilkan dua gelas untuk saya."

Vincent juga tersenyum manis ke arah mereka "Halo!" dia tidak memberitahu nama nya kepada mereka, dan dia juga tidak merasa itu harus dilakukan. Dia tidak akan melakukan lebih dari itu.

Orang-orang Thailand ini mengambil inisiatif dan mengajak mereka berbicara tentang bagaimana mereka bisa bertemu Tania di pantai, ketika gelas sampai, meja pun dibersihkan, datang juga beberapa macam hidangan laut, ditemani dengan segelas bir, sangat menyenangkan.

Tania sampai di toilet, melihat dirinya sendiri di cermin, wajahnya merah bagaikan pantat monyet, dia menertawai diri sendiri dan berkata "Dimana topeng monyet nya? Barang-barangnya sudah siap semua." Dua orang pria sialan itu membuatnya kehilangan muka.

Dia tidak berpikir bahwa mereka akan datang mencarinya, bahkan menemukannya di negara sebesar Thailand.

Dia membuka keran air dan membasuh wajahnya dengan air, agar warna merah di wajahnya bisa menghilang.

Ia mengangkat wajahnya yang basah, bernapas dengan berat, dan berkeliaran di toilet selama lebih dari 10 menit, berpikir apakah dia harus mengambil kesempatan ini, dan mengapa, jika dia kabur dari mereka, itu akan membuat situasi semakin rumit, ia sebenarnya tidak ingin kabur, hanya ingin sendiri, tapi mereka bahkan tidak memberinya kesempatan untuk bebas.

Jika dia ingin meluruskan sesuatu, dia harus berbicara dengan tegas, dan melakukannya dengan tegas, Vincent oh Vincent, apakah kamu ingin aku hidup dalam penyesalan seperti ini?

Tetesan air di wajahnya sudah mengering saat dia tertegun. Dia kembali menatap kaca dan meluruskan rambutnya, Dia menyegarkan diri. Ia pun keluar dari toilet dan kembali ke restoran.

Ia mengintip dan melihat Alex sedang minum-minum bersama mereka, dengan orang tua, anak muda, pria atau wanita, dia selalu tersenyum, tetapi apa yang didalam pikiran nya, itu adalah hal lain.

Melihat Vincent, jelas dia sangat terlihat tertutup dan sopan, walaupun dia tidak menolak berbicara dengan orang, tetapi baginya ada waktunya tersenyum dan ada waktunya bicara, hal ini menyebabkan orang lain merasa ada jarak, seperti tembok kaca yang tidak terlihat.

Akhirnya semua terasa normal.

Dia menarik nafas lega, berjalan ke sana, tidak ingin duduk diantara mereka seperti burger, dia memindahkan kursi ke pinggir, duduk, melanjutkan makan hidangan laut dan minum bir.

Setelah dia duduk, mulut Alex tidak berhenti bicara, tetapi matanya terus menerus menatap ke arahnya, Vincent juga menatapnya seperti terpaku kepadanya.

"Tania, kamu sangat beruntung, mereka berdua sangat ganteng loh." Wanita Thailand muda itu berbisik kepadanya.

Beruntung?!

Tania tersenyum kaku, apakah ini termasuk beruntung?! Dalam hatinya muncul tanda tanya dan tanda seru yang tidak terhitung.

Ketika membunuh perasaan cinta orang lain hanya untuk perasaan cinta sendiri, apakah perasaan ini dapat di peroleh secara natural? Tubuh dan jiwa yang sudah terikat dengan rasa bersalah, walaupun seribu kali mengucapkan "Aku minta maaf", itu pun tidak bisa menghilangkan rasa sakit dalam hati. Sampai hati Vincent benar-benar pulih, Ia baru bisa merasa lega.

"Kamu juga beruntung kok." Tania meneguk segelas bir, dengan suara kecil berbisik kepadanya.

Gadis Thailand ini tersenyum manis. dan dia berbisik "Kita menikah di semester kedua tahun lalu, saat itu aku berharap mengandung seorang bayi kecil yang lucu untuknya."

"Benarkah, selamat, ini adalah ide yang sangat baik. " Tania memberkati dia.

Di sisi lain, ia menggambarkan ide ini dalam pikiran nya, ia menikah dengan kekasihnya, melahirkan seorang anak, di rumah yang tidak mewah tapi hangat, halaman penuh dengan lima warna dari bunga matahari, melahirkan anak, melihatnya tumbuh dewasa, kebahagiaan yang seperti ini adalah kebahagiaan yang sebenernya bukan?

"Sedang memikirkan apa?" Alex membenturkan gelasnya dengan gelas Tania.

Suaranya memasuki hati Tania, membuatnya bergetar tidak karuan, dengan ide dari hatinya, ia secara perlahan menjadi aktor utama. wajahnya memerah dan dia hanya menjawab "Tidak memikirkan apa-apa, hanya minum bir dan makan hidangan laut."

"Ya, aku sangat beruntung bisa menjadi karakter utama dalam fantasimu." Melihat senyum bodohnya tadi, Alex pasti bisa menerka-nerka apa yang sedang dipikirkannya.

Wajah Tania memerah dan matanya memutih , "Kamu diam."

Sikap genit mereka berdua seperti api di depan mata Vincent, hatinya berdenyut dan ia meremas gelas itu lalu menaruhnya kembali.

Orang lain di meja itu tersontak, Tania juga, dan rasa bahagia dalam hatinya tiba-tiba berhenti, dia melihat ke arah Vincent dan hatinya yang tersakiti, seperti menonton film bencana, dia merasa sedih dan meneteskan air mata dalam hati, ia bukan orang dengan hati batu, sebaliknya, ia sangat lembut hatinya, dia tidak bisa berhenti merasa kasihan kepada orang lain.

Tekanan nya sangat berat sampai Tania harus menurunkan kepala untuk menghindari tatapan mata Vincent, makanan di mulutnya berubah seperti moodnya.

Alex juga diam, karena dia tahu saat ia bicara pasti hal yang tidak enak didengar.

Teman Thailand di depan mereka juga sangat sensitif terhadap perubahan atmosfirnya, sehingga salah satu dari mereka akhirnya bicara "Nanti ayo kita nonton pertunjukan waria, ketika datang ke Thailand, itu adalah sebuah keharusan."

"Baiklah, aku dengar pertunjukan nya sangat bagus." Tania mengiyakan, menonton pertunjukan lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa.

Setelah makan malam, teman Thailand membawa mereka menonton pertunjukkan waria, dalam perjalanan kesana, ia hanya berbicara dengan mereka, memperlakukan Alex dan Vincent seperti angin, hanya kesalahan berbicara dengan mereka berdua. Lebih baik diam.

Dalam teater besar, dengan lampu-lampu yang indah dan meriah, para waria sedang menari di atas panggung, semuanya terlihat sangat cantik, dengan tubuh yang indah, kulit yang mulus dan halus, dada montok dan menjulang, bisa dilihat seperti tubuh seorang laki-laki, membuat Tania kaget.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu