Terpikat Sang Playboy - Bab 121 Pusat Perbelanjaan, Bertemu Dijalan!

Setelah Alex pergi, Tania menangis dengan sangat lama, mantel kasmir tebalnya Vincent pun basah oleh air matanya.

Seterusnya sampai senja, dibawah bujukan Vincent, dia akhirnya bersedia turun untuk menghadapi orangtua serta saudara-saudaranya, dan memberitahu mereka tentang masalahnya dengan keluarga Alex.

Siska seakan mau pingsan di tempat "kamu bilang dia sudah pernah menikah, memiliki mantan istri dan sekarang ibunya menginginkan mantan istrinya untuk kembali bersamanya? oh,my God! "

"Terlalu menyebalkan, ini bukannya sangat jelas sedang membully Tania, jangan mau sama pria seperti ini, ceraikan saja dia " setelah mendengar Levita juga ikutan marah.

"Bercerai? jika bercerai bukankah harga diri Tania akan turun dan kemudian akan sulit untuk menemukan pria yang baik lagi. kamu jika tidak ngerti jangan sembarangan bicara " ujar Johan(Kakak Tania) pada istrinya dengan suara yang kecil.

Levita tidak puas dan membantah "Aku tidak sembarang bicara kok, jika ibunya memiliki niat seperti itu, mereka cepat lambat juga akan bercerai."

Ayah Tania batuk dengan kuat, Johan dan Levita langsung diam.

"Tan, sekarang gimana menurut pendapatmu? Apakah kamu masih mau bersamanya?"Ayah Tania menatap putrinya yang matanya bengkak bak kenari, dalam hati mengerti bahwa Tania sangat sedih.

Tania menggelengkan kepala "Aku juga tidak tahu, apa yang aku pikirkan itu tidak penting, semuanya tergantung padanya, nanti saja kita bicarakan lagi." Dia berpikir, mungkin Alex akan datang besok.

"Oh, baiklah, kalo begitu kamu istirahat dulu di rumah beberapa hari, Pikirkan dulu dengan kepala dingin, apapun keputusanmu ayah akan selalu mendukungmu" Ayah Tania mengelus-ngelus pundak putrinya, dan merasa cemas untuknya.

Tania kira-kira sudah 5 harian berada dirumahnya, Alex juga tidak pernah datang lagi. Salju diluar jendela telah mencair dibawah pancaran teriknya sinar matahari, angin dinginpun bertiup.

Dia duduk di pintu jendela kamar, memandang ke kejauhan, perasaan hati seiring dengan pemandangan melayu begitu saja.

Hanya dalam beberapa hari, berat badannya turun banyak, dagunya semakin kencang, bahkan wajahnya pun semakin pucat. Matanya yang cerah menjadi gelap dan tidak berdaya. Dalam hatinya ada benci namun juga ada rindu. Kedua emosi berkontadiksi, seakan-akan memaksanya menjadi gila.

Keluarga Tania juga sudah tidak berdaya, Alex tidak datang, mereka juga tidak mungkin membiarkan putri sendiri untuk pulang kesana, dan jika sikap mereka terus menerus seperti ini, sampai akhirnya pernikahan ini juga tidak akan bertahan lama.

kakek Alex sangat marah, dia setiap hari mendesak Alex untuk menjemput Tania pulang, Ibu Alex Anlice sangat senang, Stella pun menganggap dirinya sebagai nyonya muda dikeluarga ini, dan meskipun tertua dikeluarga ini terus membujuk Alex untuk menjemputnya pulang kembali, tetapi keputusan terakhir tetap saja masih di tangan Alex sendiri, jika dia tidak mau pergi menjemput, siapapun tidak ada cara.

Tidak tau rumor dari mana berasal, orang-orang di Perusahaan Even akhirnya tahu akan masalah ini, ditambah Tania sudah lama tidak datang bekerja , mereka pun berpikir berita ini bukan sekedar rumor.

Masalah sudah sampai ditahap seperti ini, ada beberapa orang senang dan ada juga beberapa orang yang sedih akan itu.

Waktu berlalu lagi seminggu, meskipun Tania di depan keluarganya berpura-pura seakan-akan tidak ada masalah yang terjadi, namun sebenarnya setiap kali makan dia hanya makan sedikit saja.

"Tania, aku sama mama mau pergi belanja nih, kamu juga ikut yuk? Setiap hari dirumah aja nanti bakalan tambah sedih loh"Levita memanggilnya.

"Baiklah! lagian dirumah juga gak ada kerjaan, kamu jalan duluan aja, aku akan segera berganti pakaian dan segera turun " Tania memaksakan diri untuk tersenyum, jikalau tidak pergi, mereka bakalan lebih khawatir lagi nanti.

"oke,oke, kamu pelan-pelan aja ganti bajunya, gak terburu-buru kok" Levita turun ke bawah dan dengan senangnya memberi tahu Siska.

Tania dengan santai mengambil mantel dari lemari untuk dipakai, lalu turun kebawah. Tampilannya yang tidak fresh seakan-akan membuat orang sakit hati.

"Ma, Vita, aku sudah selesai nih, bukannya mau pergi belanja, ayo pergi" Ujarnya dengan suara yang ringan.

Siska dan Levita keluar dari ruang tamu, satu di sebelah kiri dan satu di sebelah kanan menggandeng tanganya menuju kepintu keluar " Tan, nanti kalo kamu pengen beli sesuatu beli aja yang banyakan, denger-denger pergi berbelanjan bisa mengobati depresi loh".

"Aku gak depresi kok" Ujar Tania dengan senyuman ringan.

"Sorry, maksudku bukan itu, maksudku nanti suasana hati bakalan lebih baik" Levita sadar bahwa dia sudah salah bicara, dan langsung menampar(dengan pelan) mulutnya sendiri.

Tania menggandeng tangannya dengan erat dan berkata"Thank you kakak iparku".

"Kakak iparmu ini orangnya blak-blakan, tetapi orangnya baik kok, putriku, seneng dikit dong" Ujar Siska dengan sedikit menghiburnya sambil menepuk-nepuk tangannya.

"Sopir sudah menunggu diluar, mereka bertiga naik mobil yang sama, menuju ke Pusat Perbelanjaan, masih ingat terakhir kali mereka bertengkar dengan Liona, jadi kali ini mereka pergi ke Pusat Perbelanjaan lain, yang dikota ini juga lumayan terkenal"

Setelah tiba di tempat tujuan, mereka mulai menyapu barang-barang dari lantai satu. Demi membuat Tania bahagia, mereka telah menggunakan segala cara yang mereka bisa , membantunya memilih barang ini dan membeli barang itu .

Meskipun Tania telah mencoba pakaian satu per satu , tetapi sebenarnya pikirannyanya sedang melayang, bahkan warna pakaian yang ditubuhnya pun dia tidak bisa bedakan dengan jelas lagi.

"Ma lihat, pakaian itu lumayan bagus ya, sepertinya cocok untuk Tania" Levita masuk ke dalam toko dan mengambil pakaian itu untuk Tania coba.

Tania mengambil pakaian lalu masuk ke ruang ganti,Levina dan Siska melihat pakaian lain di toko itu.

Dari luar datang lagi 3 orang baru, masuk ke toko dan melirik kanan melirik kiri, waktu berbalik kebetulan bertabrakan sama Levita.

Awalnya Levita masih dengan ramahnya memberi mereka jalan, tetapi ketika dia melihat pria yang berdiri di belakang kedua wanita asing iitu, dengan terkejutnya dia membuka lebar mulutnya.

"Ma, cepetan kesini liat ada siapa " Levita menarik-narik Siska yang sedang memilih pakaian.

"Siapa sih!" Siska dengan polosnya membalikan kepala , melihat Alex bersama dengan dua orang wanita asing, warna mukanya langsung berubah, dan langsung menebak wanita yang terlihat tua itu adalah ibunya dan wanita yang muda itu adalah mantan istrinya.

Alex juga tidak mengira bakalan bertemu dengan mereka disini, dia masih dengan sopannya memberikan senyuman kepada mereka.

"Lex, kamu kenal mereka?" Anlice(Ibunya Alex) dengan angkuhnya menatap dua orang wanita china polos didepannya.

"Kenal kok!" Alex menjawab dengan santai, dan berkata "Ma,baju disini gak ada yang bagus, kita ke toko lain aja yuk".

"Oh, well" Anlice masih tidak tahu identitas mereka, dan membalikkan badan ingin pergi.

Tetapi Siska dan Levita tidak berencana untuk membiarkannya begitu saja.

"Besan, kok cepet banget uda mau pergi, apakah karena ditoko ini gak ada size untuk tubuh besar anda? atau karena harganya yang terlalu mahal? gak apa-apa anakmu punya banyak uang kok, uangnya dipake seperti membakar uang kertas juga boleh".

Anlice mendengar kata "besan" langsung membalikan kepala "saya adalah mertua wanita itu?"

"Apa maksudnya wanita itu, anakku mempunyai nama dan marga, bukan sayur atau wortel(sembarangan memanggil)" Siska langsung marah ketika mendengar kata-katanya itu.

"Anakmu bukan saja tidak tau aturan, hatinya juga jahat bukan main, keluarga kami tidak mau menantu yang seperti ini" setelah pertengkaran terakhir, Anlice semakin membenci Tania.

Siska sangat marah ketika mendengar orang lain menghina anaknya "Putriku jahat? itu juga dipaksa oleh mertua jahat sepertimu, mana ada mertua yang tidak tahu malu bersamaan dengan mantan menantunya membully anak saya, anakmu juga bukan orang yang baik, sekarang bukan keluarga kalian yang tidak menginginkan dia, tetapi keluarga kami yang tidak mengharapkan itu, seandainya pria didunia ini sudah mati serta lenyap semua , saya juga tidak akan membiarkan putri saya untuk kembali masuk ke keluarga kalian. "

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu