Mr Lu, Let's Get Married! - Bab 359 Sikap Artis

“Kak Jasmine, Apa maksud dari perkataan dia ini!” Luna mengerutkan dahinya dari samping.

Jasmine memberikan tatapan menghibur lalu ketika Joey berada di ruang baju ganti lalu berkata dengan pelan, “Sudahlah, hanya akan melakukan dua sesi pemotretan saja, semua ini akan cepat berlalu.”

Luna berpikir sedikit lalu menganggukkan kepalanya, “Baik.”

Mereka yang bertemu dengan sikap para artis tersebut terkadang mereka harus menahannya, karena pada akhirnya mereka bukanlah akan terus bekerja sama.

Setelah Joey berganti pakaian lalu berdiri di samping Kris dan kedua ini terbilang cukup cocok.

Jika di lihat ada sebuah aura dari ini dan Jasmine segera mengambil kesempatan ini kemudian dalam satu jam semua ini telah selesai.

“Baik, hari ini sampai disini.”

Sepanjang semua ini, Kris tidak berinisitiatif untuk melihat Joey.

Jasmine sendiri yang meminta dia untuk mendekat maka dari itu dia mendekat.

Hanya wajah Joey terlihat sebuah senyuman apalagi dalam pemotretan ini dia adalah orang yang mendekati Kris, dan sepanjang pemotretan kedua orang ini juga harus bersentuhan hal ini membuat dia semakin tersenyum, dan kembali bersama agensinya untuk menukar pakaian.

Setelah Kris menukar pakaiannya dia sedikit menyapa Jasmine lalu pergi.

Ketika Joey kembali dan tidak melihat Kris, dia terlihat marah namun tidak ada yang melihat kemdian pergi bersama asistennya.

Setelah semua orang ini pergi, Jasmine baru menyadari jika Jeffrey masih berada disana, dan duduk dikursi panjang sambil melihat mereka bekerja.

“Maaf CEO Chen, tadi aku sedang melakukan pemotretan tidak melihat anda disini, aku akan menghubungi bagian perusahaan, dan mengantarkan anda pulang.” Jasmine memang tidak begitu hebat dalam bidang bisnis tetapi untuk standar kesopanan dia masih mengerti.

Jeffrey yang mendengar ini sedikit tersenyum, “Tidak perlu aku datang dengan kendaraan sendiri, dan aku memang ingin berdiam disini untuk melihat proses pemotretan, apalagi ini adalah bagian dari AM.”

Jasmine menganggukkan kepalanya, “Apakah CEO Chen mau melihat fotonya? Walaupun belum foto akhirnya tetapi biasanya tidak akan merubah pemotretan pada modelnya, tetapi mempertahankan pesona dari para model ini.”

“Baik, aku akan melihat karya dari direktur Jasmine.”

Jasmine membuka berkas-berkas itu lagi lalu menjelaskan kepada Jeffrey, waktu yang mereka habiskan untuk pekerjaan, dan dalam bekerja dia juga membuat mode diam untuk telepon genggamnya, bahkan jika Jefferson yang menghubungi dia berkali-kali tetap saja tidak akan di hiraukan.

Pria ini langsung turun dari kantor CEO dan melalui kaca dia melihat Jeffrey terlihat sangat bahagia.

Dengan sengaja dia melihat tidak di sangka dia lebih sibuk dari dirinya sendiri, dengan sedikit dia merasa menyesal untuk membiarkan dia menyentuh pekerjaan ini, jika mengetahui dia akan berurusan dengan para pria-pria ini maka pada saat itu seharusnya membuat dia beristirahat panjang saja.

“CEO Lu, makan malam yang anda pesan di restoran barat apakah masih mau di pesan?” Seketaris bertanya.

“Pesan.” Dari bibir tipis pria ini berkata, dia akan menunggu disini dan ingin melihat sampai pukul berada dia akan lembur.

Di dalam ruang pemotretan, Jeffrey tersenyum mendengar perkataan Jasmine, lalu seperti memujinya, “Memang CEO Lu bisa memilih hal ini, dan dalam hal ini direktur Jasmine sungguh berbakat, aku yang berada di bagian custom juga pernah mengikuti bagian pemotretan, juga dalam pemotretan mu ini mempunyai caranya tersendiri.”

“Terimakasih CEO Chen, ini adalah yang bisa aku lakukan, semoga tidak akan menyusahkan AM.”

Jasmine tersenyum lalu menyadari waktu telah menjadi malam, dan ketika dia ingin berkata lalu terlihat Jefferson melihatnya dari luar.

Dia sedikit terenggang, pria ini berdiri disana.

Jeffrey mengikuti arah matahnya lalu melihat tatapan mata Jefferson, “Sepertinya perasaan CEO Jefferson kepada direktur Jasmine cukup dalam, lalu berdasarkan identitas dia menunggu seseorang akan jarang di temukan.”

Perkataan ini memang terbilang tidak palsu, tidak peduli di area manapun juga di luar ada banyak wanita yang menunggu bersamanya tentu saja semua itu hanya urusan pekerjaan saja, tetapi sikap Jefferson kepada Jasmine itu berbeda, jika di lihat dari tatapan matanya, dari hati ini tertulis jelas di wajahnya jika menyukainya.

“Aku tidak menganggu kalian lagi, aku pamit.” Jeffrey keluar dari ruangan untuk menyapa Jefferson, kedua orang ini hanya berbicara seperti pada umumnya.

Jasmine membereskan barangnya sambil menutup lampu kemudian melihat Jefferson bersandar di koridor.

“Kenapa kamu darang?’ Tadi ketika dia melihat telepon genggamnya, ada banyak sekali telepon yang tidak di jawab setelah perkataan ini terlontarkan dia teringat apa yang dikatakan Jefferson tadi pagi, yaitu pulanglah lebih awal karena ada hal yang ingin ia katakan.

Seketika suasana disini terbilang aneh.

“Ayo.” Pria ini menarik nafasnya seperti menenangkan diri, sambil mengandeng tangan Jasmine ke arah lift.

Kali ini dia tidak menghindari juga tidak menolak hanya dengan hati-hati melihat wajah pria ini karena takut dia marah lalu menjelaskan, “Endorser AM Joey tidak begitu bisa bekerja sama dan sedikit menambah waktu, ditambah lagi CEO Chen yang datang maka dari itu aku menjelaskan beberapa pemotretan kepadanya.”

Dengan segera dia menjelaskan ini terlihat begitu mengemaskan.

“Lalu?” Pria ini berdehem, lalu melingkarkan tangannya kedalam dekapannya sambil memegang kepalanya, “Maka dari itu kamu tidak memperdulikan teleponku? Sungguh wanita yang kejam.”

Beberapa kesusahan dalam perusahaan tidak pernah ia pikirkan tetapi ketika mendengar Joey menyusahkan Jasmine, dia ingin sekali menuju kesana lalu bertanya kepada agensinya jika tidak bisa mengikuti peraturan untuk apa masih bekerja sama.

Tetapi dia juga ingin Jasmine menghadapi ini sendiri, dengan seperti ini perusahaan akan mengetahui kelebihannya.

Di dalam kantor, semua berkas tidak bisa di lihatnya juga ketika dalam rapat, dia terus saja memikirkannya, dengan susah payah mengurus semua pekerjaan ini, malah gadis ini...

“Aku harus bekerja dengan giat, jika tidak bagaimana jika aku tidak mendapatkan bonusnya? Apakah anak ini harus bersusah payah denganku?” Dia mengalihkan matanya dari Jefferson, sambil berkata.

“Aku akan menafkahi kalian.”

Setelah mengatakan ini tangannya melingkar di lenganya sambil berjalan ke arah lift.

Selama pemotretan ini, dia terus berdiri dan ketika berjalan ke arah lift kaki kanannya terasa melambat, tekanan kerja hari ini membuat dia lelah.

“Capekkah?” Pria ini melihatnya dengan tatapan sedih.

Sambil mengedipkan kedua matanya lalu mengangguk, “Sedikit, sekarang anak ini sudah membesar, gerakan aku juga mulai melambat, terkadang aku juga merasa pinggang ini terasa sakit.”

Mengingat hari ini yang hampir terjatuh, dia memilih tidak memberitahu Jefferson, jika tidak dia pasti akan menguncinya di dalam rumah.

“Membuatmu susah.” Dengan dalam dia mengatakan ini sambil memegang tangannya dengan erat.

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu