Mr Lu, Let's Get Married! - Bab 60 Jalan Keluar

Selama ini menyukai Jefferson, Jasmine sendiri tahu bagaimana rasanya perasaan ini, walaupun dia telah menyembunyikannya, orang lain pasti akan mengetahui ini.

Jika ada seseorang yang kamu sukai, lama kelamaan kamu tidak akan merasakan hatimu, maka ada banyak hal yang dia tidak bisa menyukaimu.

Di dalam dunia ini, memang ada banyak orang yang menjadi pengemar, tetapi banyak hal yang lebih tidak bisa dibocorkan.

Perkataan Jasmine ini membuat Billy tercenggang, senyum diwajahnya seketika memudar, tatapan matanya terlihat penuh kebingungan dan dia melangkah maju ke depan, “Aku...”

“Apakah kamu masih ingin menikah denganku?” Jasmine sedikit mengangkat alisnya, dirinya merasa Billy bukanlah orang yang jahat, tetapi seorang pria yang mengatakan ingin menikah denganmu, bahkan tinggal dirumah dan tidak ingin pergi, apa alasan tersebut?

Jika Billy hanya seorang pembuka bar yang ingin menjaga sebuah hubungan dan ingin mempunyai sebuah pernikahan yang tenang, dan memberitahunya tentang semua ini maka Jasmine sendiri pasti dapat memahaminya.

Tetapi dia telah meminta orang lain untuk mengeceknya, hotel yang berada di bawah namanya Billy ini terbilang cukup baik, ketiga bisnis di barnya itu berjalan dengan sangat pesat, dia juga terbilang tampan dan lembut tentu saja tidak akan kekurangan wanita.

Dengan kondisi seperti ini, Jasmine yang menginginkan selama bertahun-tahun tentu tidak akan bisa mendapatkan ini.

Di bawah cahaya lampu Jasmine memegang dagnyau dengan tangan, “Aku akan mempersiapkan makan malam, setelah itu kita akan bicarakan lagi.”

Kalau begini terus ini bukanlah cara yang baik.

Dia sudah melewati masa jatuh cinta yang gila, ditambah dengan faktanya sekarang dia harus memperjelas semua ini, jika dirinya ingin melepaskan perasaannya kepada Jefferson, maka dirinya harus menyembunyikan rahasia jika ini adalah anak dari Jefferson, dan mencari sebuah jalan keluar.

Ikan kukus adalah makanan spesialis dari Jasmine, dulunya Jefferson juga sangat menyukai ikan yang dia buat, lalu dia menyajikannya di meja dan memanggil Billy untuk makan.

Keduanya terlihat seperti biasanya, duduk secara berlawanan dengan pemikirannya masing-masing.

“Kenapa katakanlah?” Jasmin awalnya tidak berencana untuk bertanya, dirinya mengira jika Billy hanya gegabah saja, ditambah dengan kehamilannya yang baru beberapa hari ini, membuat perasaannya terasa kacau, dan ada orang di sampingnya ini juga bukanlah sesuatu yang buruk.

Kedatangan seorang wanita kecil itu menyadarkan Jasmine bahwa dia tidak ingin menjadi orang yang bimbang lalu bersama dengan siapa, menyukainya atau memperalatnya, pada intinya semua ini harus jelas.

“Mungkin kamu berpikir bahwa aku tidak cukup menyukaimu, tetapi karena kamu begitu lembut dan begitu baik, bahkan pria manapun akan tergoda olehmu!” Billy tetapi tidak menyerah dan masih tidak berkata jujur.

Jasmine tersenyum, “Bahkan jika aku hamil anak orang lain? Apakah kamu juga tidak akan peduli? Maka... itu bukan menyukai.”

Dirinya bukanlah orang yang berumur 18 tahun, perkataann Billy tidak bisa membohonginya.

“Aku benar-benar merasa kompeten bisa menjadi ayah dari anakmu! Aku akan berjuang dengan keras untuk melakukannya, tidak peduli seperti apa persyaratannya, aku akan berusaha yang terbaik untuk memenuhinya.”

Billy menarik nafas dalam-dalam sambil meletakkan sumpit, “Jika kamu mengkhawatirkan akan ada seorang wanita yang datang mencariku, aku dapat menutup hotel dan barku.”

Dia berkata dengan serius dan takut jika Jasmine akan ragu dirinya langsung meletakkan ponsel di atas meja, “Kamu boleh mengecek teleponku.”

Tatapan matanya begitu jernih dan tulus sambil melihat ke arah Jasmine.

Tetapi belum sempat Jasmine berkata, tiba-tiba layar ponsel menyala dan tertera rumah sakit, Jasmine yang melihat kearahnya, “Rumah sakit?”

Billy mengerutkan dahinya, ketika mengangkatnya terdengar sebuah suara darinya, “Aku akan segera ke sana!”

“Kenapa?” Jasmine melihatnya dia yang terburu-buru mengenakan sepatu lalu meraih kuncinya yang tidak bisa dia gapai sebanyak 2 kali, dengan tubuh yang kehilangan roh.

Jasmine memanggilnya beberapa kali lalu Billy melihat kearahnya, dengan satu tangan memegang telepon genggam dan satu lagi memegang kunci, “Kakek... kakekku berada dirumah sakit, aku harus menuju kesana sekarang!”

Normalnya rumah sakit tidak akan terburu-buru mencari anggota keluarga kecuali pasien dalam kondisi yang sangat kritis.

Mendengar perkataannya Billy, Jasmine meletakkan sumpitnya sambil mengenakan jaketnya, “Aku akan pergi denganmu.”

“Tidak usah, aku akan pergi sendiri.” Billy bersikeras.

Jasmine menahannya, dirinya dapat merasakan jika kondisinya yang tidak stabil, dengan tangan yang tanpa hentinya bergetar, “Dalam kondisi seperti ini, apakah kamu yakin bisa mengemudi?”

Billy termenung, ingin menjawab tetapi perkataan yang sudah di mulutnya seperti tertelan kembali.

Bukankah Jasmine ingin mengetahui jawabannya? Bisa disembunyikan seberapa lama, setelah dia terlihat ragu akhirnya dia memberikan sebuah jawaban iya.

Mobil berhenti di depan pintu rumah sakit, Billy segera berlari kedalam dan setelah Jasmine memarkirkan mobilnya lalu menyadari bahwa itu adalah rumah sakit yang ia tinggal pada hari itu dan dirinya seketika mengerti mengapa hari itu Billy bisa datang sambil membawa kotak makanan.

Dalam waktu yang singkat ini kakeknya seharusnya tinggal di sini.

Sebelum turun dari mobil Billy sudah memberitahu nomor kamar kakeknya dan begitu Jasmine keluar dari lift, selintas dia melihat seorang pasien melewati koridor dan hal ini membuat dia menginggat dimana hari itu Jefferson mengalami kecelakaan lalu lintas, hampir setiap harinya dia datang untuk menjengguknya.

Setiap harinya dia berdoa, menyesal dan merasa sakit, apalagi ketika melihat Jefferson terbaring dan tak sadarkan diri, membuat hatinya seperti terobek dan kesakitan, semua itu adalah bayangan yang tidak bisa dilupakan oleh Jasmine.

Setelah berjalan ke depan pintu kamar pasiennya kakek Billy, dengan dibatasi oleh sebuah kaca, dia dapat melihat Billy yang berdiri di samping kasur dengan penuh kesakitan, dan beberapa orang yang berdiri disampingnya ini, sepertinya adalah keluarga Han.

Setelah melewati penyelamatan darurat, kakeknya Billy sudah melewati masa kritisnya, tetapi tetap membutuhkan pengawasan selama dua hari.

Dokter mengatakan, “Menurut kondisi dari pasien sekarang, operasi merupakan pilihan terbaik karena pasien memiliki diabetes, maka ketika diberikan suntikan akan mengalami keadaan yang berbahaya, jika ingin terus membuat perawatan tetap harus dioperasi, dari pihak keluarga segeralah buat keputusan.”

“Ini... dokter, menurutmu manakah yang lebih baik? Kakek kami sekarang sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri bahkan surat wasiatnya saja belum ditulis jika terjadi sesuatu di ruang operasi, harus bagaimana!”

“Bisnis keluarga yang sangat besar ini harus ada penerusnya, semua itu adalah kerja kerasnya kakek, jika ada seseorang yang melakukan sesuatu yang buruk, maka kakek akan pergi dengan tidak tenang.”

“Sudah Cukup!” Billy meneriaki mereka, “Apakah ini waktunya kalian untuk merebut uang?”

Ketika dia berteriak, keluarga Han seketika menjadi canggung dan berbisik, “Bukankah ini demi kebaikan keluarga Han? Untuk apa kamu berkata dengan sekeras itu?”

Billy malas untuk bertengkar dengan mereka dan memalingkan tubuhnya kearah dokter, “Jika melakukan operasi, berapa besar peluangnya...”

“Peluang suksesnya operasi ini tidak lebih dari dua puluh persen tetapi jikalau melanjutkan perawatan medis hanya akan membuat pasien menderita dan koma seumur hidup, kami memperkirakan waktu hidup pasien adalah kurang lebih sepuluh bulan.” Dokter melihat catatan medis dan menjelaskannya kepada Billy, “Pikirkanlah baik-baik.”

Setelah berkata dokter pun pergi.

Jasmine yang melihat didalam sana dipenuhi oleh keluarga Han, dirinya merasa sungkan untuk masuk dan menunggu Billy di luar.

Hanya sanak keluarga yang dekat yang akan mengerti tentang penyakit ini, dan pada saat ini masih membahas harta, apakah ada artinya?

Keluarga Han mengalami perang dingin selama sepuluh menit di kamar pasien dan pada akhirnya tidak ada kesepakatan disini, lalu keluarga Han satu per satu meninggalkan kamar pasien dan hanya tersisa Billy yang seorang yang menjaga kakeknya.

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu