Mr Lu, Let's Get Married! - Bab 328 Satu Jalan

"Jimmy, kamu......"

Saat Fanny ingin berbicara, tangan ditarik oleh pria ini dan dia berkata, "Besok malam ada pesta perusahaan, kamu ikut aku pergi, jika tidak aku akan membuat kamu selamanya tidak bisa bertemu dengan Laura."

Setelah Jimmy pergi, Fanny masih berdiri di tempat dan tidak bergerak.

Dia sudah berusaha begitu lama, juga terus bersembunyi, lalu memikirkan berbagai cara untuk bisa kabur dari tangannya, tapi......

Perkataan pria itu tetap membuat dia takut.

Laura tidak ada salah, kesalahan dia adalah menjadi putri mereka.

Jimmy juga tahu dia tidak rela pada Laura, jadi terus menggunakan hal ini mengancam dirinya.

Tetapi Fanny tidak bisa melawan dia, bahkan kali ini, dia karena perkataan Jimmy menjadi cemas, juga kesal pada dirinya karena usaha selama dua tahun ini menjadi tidak berguna, tetapi dia sudah berjalan sampai langkah ini, apakah dia harus mengalah pada pria ini?

Tetapi jika dia mengalah pada Jimmy, dia tidak tahu apa yang akan terjadi.

......

Pagi-pagi, Jasmine sudah mendengar suara Jefferson di ruang tamu.

Suara dia sangat kecil, sepertinya takut mengganggu dia, "Aku sudah tahu, nanti baru bahas di perusahaan."

Kemudian dia menutup telepon, lalu menyiapkan sarapan untuk Jasmine.

"Kamu pergi kerja dulu, aku bisa buat ini." Jasmine memakai baju tidur, lalu berdiri di belakang Jefferson, Jefferson sepertinya sedang memikirkan sesuatu jadi tidak mendengar suara langkah kaki Jasmine.

Pria ini menolehkan kepala melihat dia, "Tidak perlu, hari ini Rio cuti, aku akan mengantar kamu ke perusahaan."

Selesai mengatakan ini, dia bergegas berbicara lagi seperti takut Jasmine menolak dia, "Nanti siang kamu ada rapat dan harus ikut serta."

Semua masalah Jasmine sudah diatur oleh Jefferson, bahkan keseimbangan gizi sarapan juga diatur. Jika pria semacam ini diletakkan di depan mata, pasti banyak yang suka.

"Kapan kamu membiarkan aku pindah keluar?" Meskipun Jasmine sudah mengatakan beberapa kali, tetapi Jefferson selalu mencari alasan untuk menolaknya agar dia tidak pindah.

Pria ini hanya diam dan menuangkan bubur ke mangkok.

"Tunggu kamu melahirkan, kamu bisa pergi ke mana saja." Kata dia dengan kesal dan ekspresi tidak senang.

"Aku pindah keluar juga bisa menjaga bayi ini dengan baik, kamu jangan terlalu khawatir." Jasmine juga kesal, apakah karena dia sedang hamil anak Jefferson, jadi dia tidak ada kebebasan lagi?

Apakah dia terlalu sensitif atau karena hamil jadi emosionalnya tidak begitu baik, sehingga baru berbincang sebentar dengan Jefferson, dia sudah merasa perutnya sakit.

Sekejap suasana ruang makan menjadi tegang.

Pria dengan tidak berdaya menghela nafas, "Jika kamu tinggal sendirian, siapa yang bisa menjagamu? Beberapa saat ini masalahku sangat banyak, bisakah lewat beberapa hari ini baru bahas?"

Dia sudah cukup sabar pada Jasmine.

Jika dulunya dia bertindak semacam ini, Jefferson pasti akan tinggal di luar.

Jasmine hanya menganggukkan kepala, lalu minum air hangat, tetapi masih terasa sakit.

Jefferson bergegas menggendong Jasmine dan turun ke bawah.

Jefferson sedang memeluknya, dia juga tidak berani bergerak hanya bisa berkata, "Kamu......tidak perlu ke rumah sakit, aku istirahat sebentar saja, mungkin aku salah makan."

"Kamu patuh sedikit."

Dia hanya mengatakan ini, kemudian menaruh Jasmine ke dalam mobil dan mengantar dia ke rumah sakit.

"Ibu dan bayi sangat sehat, hasil pemeriksaan juga tidak ada masalah, nanti pulang banyak istirahat dan perhatikan makan saja." Kata Dokter pada Jefferson sambil dengan serius melihat hasil pemeriksaan.

Pria ini bertanya pada dokter lagi. Sekarang kondisi Jasmine, dia lebih tahu daripada Jasmine.

Ibu hamil yang menunggu di samping ini sangat iri padanya, karena melihat pria yang sempurna ini dan sangat sayang pada istri.

Saat Jefferson mengambil barang, dua ibu hamil itu bertanya pada Jasmine, "Kalian sudah menikah berapa lama? Kelihatannya kalian sangat bahagia."

"Iya, suamimu sangat baik padamu, tidak seperti suami kami, dia hanya menemani aku sekali saja, lalu di sana main ponsel."

Jasmine tersenyum, lalu dengan tenang menjawab, "Kami belum menikah."

Sampai sekarang dia tidak termasuk istri Jefferson hanya termasuk wanita dia saja.

Setelah dua ibu hamil ini mendengar perkataan ini, mereka menjadi diam dan menunjukkan ekspresi malu, lalu dengan tatapan aneh melihat Jasmine, tatapan ini seperti melihat wanita yang merusak hubungan keluarga orang.

Di dalam pikiran mereka, Jasmine hanya ingin uang Jefferson, jadi menggunakan anak ini mengikat pria ini dan tidak ingin status apapun.

Jasmine dapat merasakan suasana sudah berubah, tetapi dia tidak mengatakan apapun hanya duduk di sana saja.

Setelah Jefferson kembali, dia memegang tangan Jasmine dan membawa dia berjalan keluar.

Dua ibu hamil itu dengan pelan berkata, "Di dunia ini begitu banyak pria, kenapa harus menggoda suami orang, benar-benar tidak tahu malu."

Jefferson tidak mendengar perkataan ini, juga tidak tahu apa yang terjadi di dalam waktu sepuluh menit itu, tetapi dia dapat meresakan suasana hati Jasmine berubah.

"Apakah kamu mau ke perusahaan lagi?" Tadi dia sudah menelepon ke perusahaan untuk mengatur ulang jadwal rapat.

Asalkan Jasmine ingin kembali istirahat, dia pasti menemani Jasmine seharian.

Jasmine menggelengkan kepala, lalu dengan suara kecil bertanya, "Apakah kamu tidak merasa menyesal karena menyia-nyiakan waktu di tempat aku?"

"Menyia-nyiakan?" Dia memegang tangannya dengan erat, "Jika kamu karena hamil berpikir banyak, aku bisa terima, tetapi kamu jangan curiga padaku."

Jefferson dengan tulus melakukan segala sesuatu untuknya.

Dia dengan hatu-hati menjaga perasaan Jasmine. Di dalam perjalanan, dia mendapat telepon dari kantor dan Jefferson mengatakan mengundur waktu rapat.

"Pergi ke perusahaan saja, aku merasa aku sudah lebih baik dan bukannya dokter bilang tidak apa-apa?"

Jefferson tidak menjawab, seperti sedang memikirkan hal ini.

"Aku tidak ingin tidak ada kerjaan." Jasmine bukanlah orang yang bisa santai, apalagi sekarang ada banyak pekerjaan yang perlu dia urus, jika menyuruh dia istirahat di rumah, dia pasti tidak nyaman.

"Baik."

Pria ini menjawab, hanya saja tidak menghentikan mobil di tempat parkiran, tetapi di depan pintu perusahaan.

"Kamu naik sendiri, aku masih perlu keluar."

Jasmine merasa dia sedang marah, tetapi tidak tahu karena hal apa.

Apakah karena perkataan dia?

Membuka pintu mobil, lalu masuk ke dalam lift, sebelum masuk ke lift dia merasa banyak orang yang melihatnya, tetapi dia tidak merespon hanya berjalan ke dalam kantor.

Beberapa menit kemudian, masalah dia dengan Jefferson terlambat dan masalah dia diantar Jefferson sudah tersebar di Vogue Bonds Co.

Melihat para karyawan sedang membahas hal ini, Jasmine dengan senyum menjawab, "Bukan seperti itu, hanya satu jalan saja."

Ada karyawan yang dengan penasaran bertanya, "Direktur Zhao, apakah CEO Lu sekalian menjemputmu dari rumahmu?"

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu