Mr Lu, Let's Get Married! - Bab193 Aku Tidak Bisa Terima

Setelah beristirahat sendirian di rumah. Jasmine Zhao baru memiliki tenaga setelah tidur sepanjang pagi.

Jefferson Lu terus mengirim pesan setiap sepuluh menit melalui handphone, yang melarangnya untuk beraktivitas terlalu banyak, apalagi masuk ke dapur. Dia juga sudah memasakkan bubur untuknya jika dia lapar.

Pesan teks yang masuk satu per satu itu membuat mulutnya sedikit terangkat tersenyum.

Pria ini tidak bisa menahan dirinya jika sudah benar-benar perhatian kepada seseorang. Jasmine Zhao membalas, "Iya, aku tau. Kamu bekerjalah dengan serius, jangan khawatir tentang aku."

Jefferson Lu lalu membalas dalam hitungan detik, "Aku mengkhawatirkanmu."

Tiga kata sederhana itu menyentuh hati Jasmine Zhao.

Perhatian Jefferson Lu terhadap dirinya melebihi perkiraan Jasmine Zhao sendiri. Rasa dimanjakan sepenuh hatinya ini benar-benar membuatnya sedikit enggan.

Bersandar diatas bantal tempat tidur, membuatnya terkenang kembali hal-hal yang dia alami dengan Jefferson Lu. Dia tidak memiliki potret wajah Jefferson Lu di dalam handphonenya, walau sering menggunakan hapenya untuk memotret.

Sosok pria jangkung itu sangat menarik perhatian di antara kerumunan, ditambah dengan auranya yang tidak biasa itu. Dia adalah jenis pria tampan yang diperebutkan para wanita.

Jasmine Zhao mendengar notifikasi dari ponselnya sesaat setelah meletakkanya di samping. Mengira menerima pesan masuk dai Jefferson Lu, Jasmine Zhao bersiap untuk membalasnya, tetapi senyumannya perlahan hilang.

Bukan pesan masuk dari Jefferson Lu, melainkan informasi tiket pesawat.

Penerbangan pesawatnya besok sore.

Dia akan pergi ke Kota Zin melapor masuk ke LA Magazine.

Dia sama sekali tidak peduli pada posisi apa yang disiapkan untuknya di sana. Hanya memikirkan apakah dia benar-benar dapat meninggalkan semua yang ada di sini. Mungkin benar-benar melepaskan tempat ini akan memakan waktu cukup lama.

Jefferson Lu pulang pada malam hari. Melihat keadaannya yang jauh membaik, beban hatinya pun terangkat.

Lelaki itu mengangkat tangan dan memeriksa dahinya, dan menyajikan semangkuk bubur panas lagi.

“Habiskanlah.”

“Saya sudah makan dua mangkuk. Boleh berhenti makankah?” Jasmine Zhao sudah kenyang hanya dengan memandangi bubur sekarang, benar-benar tidak mau makan lagi.

"Dengan mangkuk kecil seperti itu? Sebelum hamil, kamu bisa menghabiskan dua mangkuk, masa sekarang sudah kenyang hanya dengan porsi sekecil ini?

Kamu tidak boleh tidur malam ini sebelum memakannya." Dia menolak permintaannya dengan tegas. Dan langsung mengabaikan ekspresi kasihannya.

Jasmine Zhao tidak punya pilihan selain menerimanya.

Berputar-putar dalam mangkuk, sendoknya dia ambil mendekati mulut, tetapi menjatuhkannya kembali.

Dia bukannya tidak mau makan, tapi nafsu makannya benar-benar tidak ada.

Melihatnya seperti ini, pria itu pelan-pelan tidak sabar, "Jika kamu tidak makan dengan benar, aku akan memberimu makan dengan cara lain, seperti... menggunakan mulut."

Dia bukanlah orang yang dapat becanda tentang hal semacam ini. Jasmine Zhao buru-buru menundukkan kepalanya dan makan, kalau tidak, dia mungkin akan benar-benar melakukannya. Pipi Jasmine Zhao memerah sedikit, membuat pria tersenyum, dan mencium dahinya. "Ayo makan yang nurut."

Dia berbalik dan pergi ke ruang kerja sementara waktu untuk menangani dokumen-dokumen kerja. Ketika kembali ke tempat tidur, dia melihat mangkuk yang isinya kosong setelah habis dimakan.Jasmine Zhao sudah tertidur, berbaring di pinggir ranjang, matanya tertutup.

Pria itu memandangi figur tidurnya, dan hatinya merasa hangat karena bahagia.

Sepertinya beginilah rasanya mencintai seseorang. Tidak peduli di mana orang ini berada, karena tidak peduli seberapa jauh atau dekat, dia akan selalu menempati hatinya.

Ini jugalah caranya menghibur dirinya sendiri, membiarkan Jasmine Zhao pergi ke Kota Zin.

Dia akan mengurus semua urusan di tempat ini, agar dia tidak perlu mengkhawatirkan apapun ketika dia kembali. Tidak perlu hati-hati melakukan sesuatu karena seseorang dan tidak dapat diancam oleh siapa pun lagi.

“Aku masih ingin berbicara denganmu lagi, kamu malah tertidur seperti ini. Benar-benar wanita yang tidak berperasaan.” Dia bergumam dan membantunya menutup setengah pintu.

Pria itu tidak bisa tidur malam ini, terpikir akan kepergian Jasmine Zhao ke Kota Zin besok.

Sebaliknya, Jasmine Zhao tidak memiliki gangguan sama sekali, dan tertidur dengan sangat pulas.

Jefferson Lu telah menyiapkan sarapan dari dini hari dan menyiapkan buah favorit Jasmine Zhao. Setelah menunggunya bangun, Jefferson Lu menerima panggilan telepon dari Ibu Lu, sebelum sempat menunggu pujian atas usahanya dari dini hari. Ibu Lu mengharuskannya pulang dan tidak mengatakan untuk urusan apa.

“Bu, aku harus pergi ke perusahaan untuk rapat nanti, tidak bisakah membicarakannya di telepon?” Jefferson Lu bertanya pelan.

Di sisi lain telepon, Ibu Lu dengan sengaja batuk dua kali dan berkata, "Aku menginginkanmu datang menemuiku, apakah itu sangat susah? Kau datang saja dulu, hal ini sulit dibicarakan melalui telepon."

"Tapi, di perusahaan nanti..."

Sebelum Jefferson Lu menyelesaikan perkataanya, dia disela tegas oleh Ibu Lu, "Datang kesini, jika kamu masih menghargai ibumu ini."

Selesai berbicara, dia menutup telepon, dan tidak memedulikan bagaimana perasaan Jefferson Lu.

Ibu Lu telah mengirim orang ke maskapai itu untuk mengkonfirmasikan keberangkatan Jasmine Zhao. Jasmine Zhao akan naik pesawat hari ini ke Kota Zin, dan dia tidak akan membiarkan wanita itu memiliki kesempatan untuk merayu putranya. Dia takut kalau-kalau Jefferson Lu akan ditipu olehnya, dan hatinya akan lengan dan tidak mengizinkan kepergian Jasmine Zhao ke Kota Zin.

Atau mungkin, akan kebingungan dan menjanjikan Jasmine Zhao yang lain-lain.

Dia akan menyelesaikan urusan ini sejelas-jelasnya, tanpa meninggalkan masalah untuk kedepannya, setelah berhasil menyingkirkan pelacur kecil itu dengan susah payah.

Seperti yang dinasihati Rose Tang, jika dia langsung mengusir Jasmine Zhao, Jefferson Lu pasti akan mengasihaninya, dan Jasmine Zhao dapat melintah pada Jefferson Lu. Kehidupannya dapat ditanggung Jefferson Lu, dan segala sesuatunya akan menjadi masalah.

Setelah mempertimbangkannya, Ibu Lu merasa bahwa Jasmine Zhao pasti akan melakukan hal semacam itu.

Dia tidak bisa membiarkan pelacur seperti itu merayu putranya. Hari ini dia harus membuat Jefferson Lu untuk tetap berada dibawah pengawasannya. Dia tidak keberatan jika ini membuatnya tidak dapat mengurusi tugasnya di perusahaan selama sehari.

Jasmine Zhao memerhatikan ekspresi Jefferson Lu sambil menyantap sarapan.

Meskipun dia tidak mendengar apa yang dikatakan Ibu Lu melalui telepon, dia tahu bahwa itu bukanlah hal yang baik untuk keduanya dengan melihat ekspresi Jefferson Lu.

“Jika kamu masih ada tugas lain, pergilah. Tidak perlu mengantarkanku, aku bisa pergi sendiri menaiki taksi.” Jasmine Zhao berkata sambil tersenyum, “Dan juga saya sudah pernah ke Kota Zin beberapa kali sebelumnya. Jadi sudah cukup akrab dengan kota itu. Walau kota itu baru, fasilitas transportasinya sudah cukup berkembang. Tenang saja, tidak akan ada masalah."

Dia hanya hamil, bukan tidak dapat mengurus dirinya sendiri.

Jefferson Lu menatapnya dalam-dalam, ekspresinya sangat serius.

"Setelah pesawatnya mendarat, saya akan langsung memberi tahumu. Gimana?" Jasmine Zhao lanjut menundukkan kepalanya untuk makan. Dia masih harus memerhatikan iklan sewa rumah di dekat perusahaan. Menyewa tempat seperti apartemen seluas 100 meter persegi akan cukup baginya, jika tinggal sendirian saja.

Pria itu bangkit dan berjalan masuk ke ruang kerja.

Dia memegang seikat kunci sekeluarnya.

"Ini kunci apartemen dan kunci mobil. Aku akan mengirimkan alamatnya ke ponselmu. Aku akan mengatur orang untuk menjemputmu besok sesampaimu di bandara Kota Zin. Kamu harus memperhatikan tubuhmu. Jaga baik-baik dirimu dan bayi."

Kapan dia mengatur semua ini?

Zhao Yisheng melihat kunci dan kemudian melihatnya, "Apakah ini perhatian perusahaan pada karyawan transferan?"

"Tidak, hanya untukmu."

Jika melakukan ini terhadap semua orang, apakah Vogue Bonds Co dapat menghasilkan keuntungan?

Jasmine Zhao meletakkan peralatan makan, "Kalau gitu, aku tidak bisa menerimanya."

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu