Mr Lu, Let's Get Married! - Bab 208 Sikap Dia

Ivanest tidak menyangka akan terjadi seperti ini, karena teleponnya yang berbunyi membuat dia kehilangan fokusnya tetapi dirinya memang telah memperlambat kecepatan mobilnya.

Dia tidak mungkin menabrak orang ini, sambil melihat telepon genggamnya dengan fokus dia sendiri yang menabrak mobil lalu menangis dengan keras di jalanan, dia sungguh tidak bisa apa-apa.

Seketika tempat ini menjadi ramai, dengan menggunakan kacamata dirinya takut diketahui.

Beberapa orang yang mengetahui kebenarannya mulai berbicara.

“Orang kaya sekarang sungguh tidak memiliki hati!”

“Apakah akan menabrak seseorang hingga mati, baru akan mengeluarkan uang untuk membayarnya? Sungguh menjijikkan, tetapi terlihat sangat cantik, mungkinkah dia seorang simpanan!”

Perkataan ini semakin tidak enak didengar, Ivanest sungguh tidak bisa menahannya lagi.

“Jika tidak ingin kerumah sakit, segeralah ke pergi, jika nona ini melaporkan kamu ke pihak berwajib mungkin kamu tidak hanya tidak mendapatkan uang kompensasi dan mungkin saja akan di kurung.” Rio berjalan kesana dan melihat pria yang terduduk ini.

“Siapa kamu? Tidak perlu ikut campur, pergi sana! Kecuali kamu dan wanita ini bersekongkol! Kalian semua lihat ini, dia sendiri yang tidak bisa mengerjakan ini mulai meminta seseorang!” Pria ini mulai berakting untuk menangis.

Ivanest melihat kearah Rio, sambil merendahkan suaranya, “Aku tidak mengenal kamu, kamu pergi saja aku tidak ingin merepotkan kamu.”

Rio melihat ke arah dia dengan datar, langsung menarik pria yang berada di tanah ini.

Semua orang tercengang.

Ivanest tidak menyangka jika dia bisa melakukan hal ini.

Pria itu membesarkan matanya dan merasa ada yang salah dengan tangan pria, dia tidak bisa melakukannya lagi.

“Jika tidak ingin aku pukul hingga babak belur, maka sekarang pergilah aku beri waktu 5 detik kepadamu.” Rio berkata dengan dingin.

“5, 4...”

Baru saja menghitung 2 angka, pria membesarkan matanya dan melihat kearah mereka lalu pergi.

Orang yang berkata patah kaki dan pinggang ini seketika membaik.

Para penonton yang melihat ini baru mengetahui kebenarannya Ivanest, dan tidak berani berkata apapun.

“Terimakasih, jika tidak aku pasti akan menghubungi polisi untuk mengurusnya.” Ivanest menurutkan kaca matanya, lalu menjulurkan tangannya kepada Rio, “Halo, aku Ivanest.”

“Rio.” Dengan sopan dia berkata, sambil bersalaman dan berjalan pergi.

“Kenapa kamu ingin membantuku?” Ivanest tersenyum sambil, mungkinkah nama keluarga Han tidak terlalu terkenal di kota Jin, ketika pria ini mendengarnya dia memutarkan tubuhnya dan pergi.

Apakah identitas tuan puteri ini hanya pelengkap saja?

Jika saja para keluarga Han mengetahui ini, mungkin akan merasa sia-sia membesarkan dia.

“Karena bosku ingin melewati jalanan ini, jika macet maka akan membuat perasaan dia menjadi kesal.” Rio mengatakan hal ini, lalu berjalan pergi.

Ivanest yang melihat bayangan pria ini.

“Pria ini... sungguh menarik.”

Ivanest menginjak gas mobilnya, dia semakin merasa menarik.

Lalu dia menghubungi Billy, “Kak aku tidak akan kembali ke kota Nan, aku ingin berada di kota Jin, dan menjalankan usah bersamamu!”

Jasmine dengan susah payah mencari alasan, dirinya sendiri keluar dari lift lalu berjalan ke tempat parkir, sambil menutup wajahnya lalu berjalan ke mobilnya Jefferson.

Melihat dia yang seperti menutupi ini, pria ini terlihat tidak bisa apa-apa.

“Emank kenapa kalau ada yang melihat, juga tidak akan kenapa-napa bukan?” Dirinya juga bukanlah orang yang sudah menikah.

Pria dan wanita yang belum menikah, dan Vogue Bonds Co sendiri tidak melarang karyawannya berhubungan sesama karyawan.

Dan juga, dia sendiri kapanpun rela mengungkapkan hubungannya dengan Jasmine.

Dia sendiri yang ingin menutupi hubungannya, mungkin karena dibagian pusat mengatakan jika dia itu sendiri, maka karena disembunyikan seperti ini membuat dia merasa tidak nyaman.

“Kamu ini adalah direkturnya perusahaan, jika orang-orang mengetahui hubungan kita, maka akan ribet.” Jasmine tahu apa yang dia pikirkan, lalu memakai sabuk pengaman.

“Baiklah, yang kamu katakan itu benar.” Dia memegang setir mobilnya lalu membawa Jasmine untuk makan disebuah restoran yang telah ia pesan.

“Kenapa sebelum kamu datang tidak mengabari aku dulu?” Padahal kemarin malam mereka sempat video call tetapi dia tidak mengatakan ini.

“Karena takut kamu kabur dan tidak ingin bertemu denganku.”

Pria ini berkata dengna dingin, lalu dengan pelan dan perkataan ini seperti menusuk kedalam hatinya Jasmine.

Dia ternyata peduli dengan hal ini...

Pada saat ini, dia tidak tahu harus berkata apa, hingga mobil berhenti.

“Ayok.” Dia membuka pintu, dan berjalan ke sisi pintu yang lain untuk membukakan pintu untuknya.

Gerakan seperti ini membuat Jasmine merasa tidak nyata.

Walaupun dulu Jefferson menjaga dia, tetapi semua ini telah berubah, melihat dia yang melakukan semua ini membuat hatinya merasa tidak nyaman dan sulit untuk di katakan.

Pelayan membawa mereka ke tempat yang telah di persiapkan, lalu makanan pun dihidangkan.

Dengan makanan yang lezat juga makanan yang tidak begitu berminyak, sangat cocok dengan seleranya, satu makanan ke satu makanan, Jefferson yang melihat ini tersenyum dengan dalam.

“Makanlah dengan pelan, aku tidak akan merebutnya darimu, mana makanan yang kamu sukai pesan lagi saja.”

“Iya...” Dia yang sedang menikmati makanan ini tidak memperdulikan perkataannya Jefferson.

“Apakah nyaman bekerja disini?” Sambil menuangkan air hangat untuk Jasmine sambil bertanya.

“Iya, nyaman saja, dengan pekerjaan yang di kenal, juga karyawan yang baik kepadaku.”

Walaupun terkadang dia merasa tidak nyaman, tetapi jika dibandingkan dengan Vogue Bonds Co yang mengerikan itu.

Dia sendiri tidak pernah menyesal dengan pilihan yang dia pilih.

Tidak tahu mengapa ketika mendengar perkataannya, pria ini merasa hatinya terasa tidak nyaman, malah dengan dalam melihat kearah dia.

“Kamu tidak perlu melihat aku seperti itu, semua yang terjadi ini bukanlah salahmu, tetapi aku sendiri yang meminta untuk di pindahkan ke kota Jin.”

Dirinya tidak ingin mereka tetap pada kondisi seperti ini dan tidak bisa berjalan keluar.

“Aku mengerti.”

Ketika dia mengatakan ini, lalu mengisyaratkan pelayan untuk membayar.

Ketika kembali keperusahaan, Jefferson mendapatkan telepon dari perusahaan.

“Aku sedang tidak berada disana, jika ada urusan nanti saja di hubungi lagi.”

Setelah dia berkata, lalu menutup teleponnya.

Telepon yang ketika berasal dari ibu Lu, karena telepon genggam Jefferson langsung terhubung ke bluetooth mobilnya, suara ibu Lu segera mengisi ruangan mobil ini.

“Apakah kamu bertemu dengan wanita itu lagi? Aku memang tidak bisa mengusik urusan pribadimu, tetapi perbuatan mu ini sungguh membuat ayah dan ibumu merasa khawatir.”

Jefferson mengerutkan dahinya, dia sungguh menyesal mengangkat telepon ini.

Apalagi di depan Jasmine.

Semua ini penting bagi dia, Jasmine sendiri tidak terlihat tidak senang, tetapi tatapan matanya terlihat kecewa.

“Ma, urusanku biarkan aku yang mengurusnya, dan tidak akan menganggu perusahaan tetapi sesuautu yang berhubungan dengan Jasmine aku tidak bisa diam saja.”

Dirinya sekarang bukan ingin membahas hal ini dengan ibu Lu tetapi sedang mengutarkan perkataannya.

Jasmine sendiri merasa ada yang salah, sambil melihat pria yang sedang mengendarai mobil ini dengan pemikiran yang kacau.

Yang dia perdulikan ini, bukan perkataan yang bercanda.

Mobil ini perlahan-lahan berhenti di depan perusahaan, dan pembicaraan dengan ibu Lu masih tersambung.

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu