Mr Lu, Let's Get Married! - Bab 377 Membuang Prasangka

Masalah sudah sampai di tahap ini, dia juga tidak akan membiarkannya begitu saja.

Setelah dia membawa orang itu meninggalkan Vogue Bonds Co. pun dia juga tidak lagi kembali ke Golden Company International untuk menjalankan perintah orang-orang tua itu. Dia malah menghubungi beberapa orang lainnya, bersiap hendak bersama-sama pergi melihat Jimmy Wang.

Masalah ini, tidak akan selesai semudah ini.

Jika Jefferson Lu sekarang sudah merendahkan tingkat waspadanya, hanya bisa dibilang dia tersenyum terlalu awal.

Kasus yang menetapkan Jimmy Wang sebagai tersangka banyak menarik perhatian berbagai pihak di Kota Nan. Perkembangan kasus ini disiarkan di televisi setiap hari. Sembari menonton siaran berita, hati Ibu Lu juga perlahan merasa semakin tidak tenang.

Ternyata di kasus pembunuhan itu, sama sekali tidak ada kecurigaan terhadap Jasmine Zhao. Sebaliknya, dialah yang menjadi korban.

Ibu Lu melihat adegan yang disiarkan berita itu, lalu tapak tangannya terasa dingin. Secara tidak sadar, dia merasa kesal. Dia terlalu mendengarkan dan mempercayai perkataan Rose Tang dan selalu salah paham terhadap Jasmine Zhao. Sekarang dipikir-pikir, sudah tidak bisa lagi duduk diam.

Dia bangkit berdiri dan menyuruh pembantunya menyiapkan mobil, lalu segera menuju ke villa Jefferson Lu.

Selama di perjalanan, Ibu Lu menelepon Jefferson Lu.

"Jefferson, apa kamu sedang di perusahaan?"

"Iya, ada rapat sore hari ini, ada apa?"

Ibu Lu ragu sejenak, lalu dengan sedikit merasa bersalah berkata, "Aku ingin pergi melihat Jasmine. Dia sendirian di Kota Nan, juga tidak ada yang menjaganya di sisinya. Aku sudah memilih dua orang pengasuh dari rumah untuk pergi bersamaku. Aku akan meninggalkan mereka di tempatmu, di hari biasa bisa membantu kalian memasak dan melakukan pekerjaan lainnya. Mereka akan pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya, juga tidak akan mempengaruhi kehidupan kalian."

Setelah dipikir-pikir, ini juga merupakan niat baik dari Ibu Lu.

Jefferson Lu hanya mengiyakan, juga tidak menolak,"Biarkan dia yang memutuskan saja."

"Boleh juga, jika dia tidak suka, aku hanya perlu membawa mereka pulang. Sudah dulu, kamu lanjutkan pekerjaanmu."

Pria yang sedang duduk di dalam ruangan kantornya itu mendengar ucapan Ibu Lu dari seberang telepon dan perlahan menaikkan alisnya. Ada beberapa hal yang memang harus dihadapi cepat atau lambat. Ibu Lu bersedia membuang prasangka yang dulu dan bersikap baik setulus hati terhadap Jasmine Zhao, dia juga sudah bisa tenang.

Ibu Lu berdiri di depan pintu. Dia berpikir sejenak harus bagaimana memulai percakapan, barulah menyuruh pembantunya mengetuk pintu.

“Bibi?” Jasmine Zhao terkejut dan mundur beberapa langkah, “Ada masalah apa?”

Karena beberapa pertemuan sebelumnya kurang mengenakkan, Ibu Lu merasa sangat bersalah terhadapnya. Dia berucap dengan sedikit segan, “Aku dengar dari Jefferson, belakangan ini kamu butuh istirahat, jadi aku membawa dua bibi pengasuh datang, lihatlah apakah kamu memerlukan mereka.”

Matahari di luar sangat terik. Jasmine Zhao melihat dua orang wanita separuh baya di belakang Ibu Lu, tampaknya mereka lumayan jujur.

“Atau, bicarakan di dalam saja.”

Jefferson Lu baru saja mengirimkan pesan kepadanya, memberitahunya kalau Ibu Lu akan mengunjunginya. Hanya saja dia tidak menyangka, mereka akan sampai secepat itu. Lagipula nada bicara Ibu Lu berbeda dengan dulu. Seketika, Jasmine Zhao tidak sempat bereaksi.

Kebetulan dia sedang membereskan pakaian di rumah, jadi sedikit berantakan.

Ibu Lu juga tidak mengatakan apa-apa, hanya menasehatinya agar memperhatikan kesehatannya. Sepertinya, Ibu Lu sudah tahu tentang keguguran yang dialaminya.

Jasmine Zhao duduk di atas sofa dan menatap Ibu Lu, lalu menatap kedua bibi pengasuh itu.

Dia tahu jelas, Ibu Lu mengirim orang kemari agar Jefferson Lu bisa hidup dengan sedikit lebih nyaman, “Kalau begitu biarkan mereka di sini saja. Hanya saja kamar di sini tidak banyak, mungkin tidak bisa menetap di sini.”

Awalnya villa ini dibeli sendiri oleh Jefferson Lu. Di dalamnya hanya ada dua kamar tidur, dan ruangan lainnya sudah didesain menjadi ruang belajar dan gym.

Ibu Lu segera berkata, “Setelah bersih-bersih, mereka akan segera pulang dan tidak akan mengganggu kalian.”

Jarang sekali, Ibu Lu bisa sangat memahaminya.

Jasmine Zhao tersenyum dan tidak lagi berkata banyak. Melihat Ibu Lu seolah masih ingin mengatakan sesuatu, dia hendak berdiri menuangkan the untuknya. Tapi baru saja dia berdiri, dia sudah dihentikan Ibu Lu.

“Sudahlah, duduk saja, jangan kerjakan hal ini lagi, lain kali serahkan saja pada mereka.”

Salah satu bibi berkata, “Nona Zhao, kami berdua bermarga Li. Ke depannya, kami datang bergantian untuk membantumu membereskan kamar dan menyiapkan makan siang dan malam. Kalau Anda punya sesuatu yang ingin dimakan, boleh lebih dulu memberitahu kami. Buah-buahan dan barang kebutuhan lainnya juga bisa menyuruh kami yang membelinya.”

Mereka sudah berkata demikian, Jasmine Zhao lantas tersenyum mengiyakan, “Kalau begitu merepotkan kalian ya, Bibi Li.”

Ibu Lu memperhatikan Jasmine Zhao dari samping. Sudah susah selama beberapa waktu ini, Jasmine Zhao kurus banyak, terutama perutnya yang awalnya sedikit membuncit juga……

Tampak sorot kecewa yang tidak bisa dtutupi dari Ibu Lu, tapi dia tidak lagi seperti dulu, selalu mengharapkan Jasmine Zhao keguguran, malah dia merendahkan egonya dan mempertimbangkan berbagai hal dari sudut pandang Jasmine Zhao.

“Ke depannya, bolehkah aku memanggilmu Jasmine?”

Jasmine Zhao tidak bisa menerka jelas maksud Ibu Lu, lantas hanya mengangguk pelan, “Baik.”

Dulu saat Ibu Lu bertemu dengannya selalu memasang wajah seolah ingin memangsanya. Sekarang keduanya duduk tenang dan berbincang di ruang tamu, rasanya memang sedikit aneh.

“Dulu aku selalu berprasangka buruk padamu. Aku tidak menyangka itu semua hanyalah kebohongan Rose Tang, dia……berharap kamu bisa memaafkanku.”

Ibu Lu mengenang masa dulu, menyesal dan juga marah. Seandainya dia lebih awal merestui hubungan mereka, mungkin sekarang resepsi pernikahan juga sudah berakhir, mana mungkin akan ada masalah sebanyak ini, dan Keluarga Lu juga tidak akan kehilangan seorang anak begitu saja.

Untung Jasmine Zhao baik-baik saja. Waktu masih panjang, mereka pasti masih bisa memiliki anak.

“Bibi, jangan berkata seperti ini.” Jasmine Zhao tertunduk, pelupuk matanya tampak memerah.

Jika dia bisa menahan emosinya dan menjelaskan baik-baik ke Ibu Lu, mungkin tidak akan ribut hingga separah ini.

Ibu Lu mendesah, baru saja membuka mulut hendak mengatakan sesuatu, tapi segera menyimpannya kembali.

“Kalau begitu kamu istirahat baik-baik, pulihkan kesehatanmu. Lihat beberapa waktu ini apakah ada kesempatan, aku dan ayah Jefferson dan orang tuamu bertemu sejenak. Ada beberapa hal yang ingin kubicarakan langsung dengan ibumu. Terakhir kalinya, perbuatanku sudah keterlaluan. Jika dibicarakan melalui telepon, takutnya terasa kurang tulus.”

Jasmine Zhao dari dulu tidak menyangka bahwa Ibu Lu akan berkata seperti ini kepadanya.

Ibu Lu sudah mengatakan yang ingin dikatakannya, lantas berdiri dan hendak pergi, “Sudahlah, aku pulang dulu, kamu istirahat saja.”

Ibu Lu tidak mengungkit tentang masalah anaknya sama sekali, tapi Jasmine Zhao bisa melihat kalau Ibu Lu sangat menyesalinya.

Sore hati itu, Jefferson langsung pulang ke rumah setelah rapat dan melihat di meja terhidang bermacam-macam lauk. Jasmine Zhao melipat kakinya dan sedang bersandar di atas sofa sambil menonton televisi. Mendengar suara langkah kakinya, dia menoleh, “Kamu sudah pulang.”

Pria itu mengiyakan. Melihat rona wajahnya yang tidak buruk, dia juga tidak lagi menanyakan perihal pertemuannya dengan Ibu Lu.

Lauk pauk di meja ini mungkin disiapkan oleh bibi pengasuh.

“Makanlah.” Jasmine Zhao mematikan televisi dan berjalan ke dapur untuk mengambil nasi.

Sepertinya sudah lama sekali mereka tidak makan dengan setenang ini di rumah. Hari ini setelah Ibu Lu pulang, Jasmine Zhao sendirian berpikir lama di rumah.

Ada beberapa hal yang sudah terjadi, meskipun tidak lagi diungkit tapi tetap tidak bisa menganggap seolah tidak pernah terjadi.

“Hari ini, ibumu mengatakan padaku kalau ingin meminta maaf pada ayah ibuku,” ucap Jasmine Zhao sambil menghidangkan sup kepada Jefferson Lu

“Bagaimana menurutmu?” Nada bicara pria itu sangat tenang. Dia menghormati keputusannya dan tidak akan mengekang keinginannya karena hal apapun.

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu