Mr Lu, Let's Get Married! - Bab 273 Rontahan Terakhirnya

Tidak sadarkan diri, Jasmine merasa sedang bermimpi dengan panjang, setelah membuka matanya dia melihat dokter, suster, juga Billy...

Dia membuka mulutnya ingin bertanya, tetapi ketika dia memutarkan kepalanya tubuhnya terasa di robek dan terasa sakit.

“Sudah bangun?” Billy memperhatikan dia dan berkata dengan pelan, “Apakah ada sesuatu yang tidak nyaman?”

Dokter dengan seksama memeriksa Jasmine, “Nona Jasmine, bagaimana perasaanmu sekarang?”

Yang barusan terjadi seperti masuk kembali ke otaknya, hatinya terasa sakit dan perusahaan duduk dengan tangan yang gemetaran, “Anakku?”

Billy juga merasa sakit hati lalu berkata dengan pelan, “Anakmu tidak kenapa-napa, kamu tenang saja doktet tadi hanya memberikan obat penenang, dan ketika kamu sadarkan diri maka akan diperiksa kembali baru boleh keluar dari rumah sakit.”

Dokter memeriksa keadaan Jasmine, “Ibu hamil harus beristirahat.”

Billy menganggukkan kepalanya sambil melihat ke arah Jasmine, dengan suara yang berat dan pada akhirnya dia ragu dan tidak mengatakan hal ini lagi.

Untuk waktu yang singkat ini biarkan dia menenangkan dirinya dan untungnya anaknya tidak kenapa-napa.

Hingga pada saat Billy memberikan segelas air, dirinya baru sadar sambil mengelengkan kepalanya, “Aku tidak haus.”

“Kamu tidak haus, tetapi anak ini haus.” Billy bersikeras meminta dia untuk minum.

Setelah air ini mengalir ke tenggorokannya, barulah Jasmine merasa dirinya hidup kembali sambil memikirkan dirinya yang berada di meja operasi kemudian Billy datang untuk menyelamatkan dia membuat dirinya meneteskan air mata.

“Jika bukan karena kamu, aku sungguh tidak tahu apa yang akan terjadi...”

Dirinya tidak menyangka jika akan berutang budi kepada Billy, mungkin juga karena dirinya yang lemah, jika saja dia lebih waspada sedikit mungkin tidak akan terjadi hal seperti ini.

Hanya saja dirinya tidak mengerti, jika Jefferson tidak menginginkan anak ini lagi mengapa dia tidak mengatakannya saja, kenapa dia harus membiarkan ibu Lu melakukan ini, bahkan harus mengancam ayahnya.

Dia terlebih dulu harus meminta pengacara Lin untuk membantu kasur ayahnya, lalu menggunakan cara ini untuk menekan dia, hal seperti ini seperti membuat tenggorokan seperti tertahan.

Dia yang tercengangg seperti ini membuat Billy merasa khawatir,

“Jangan di pikirkan lagi, semua ini telah berlalu, yang terpenting kamu dan anakmu baik-baik saja.”

Jasmine dengan tercengang melihat ke arah Billy dan berkata dengan pelan, “Mengapa kamu tahu jika aku di bawah ke rumah sakit?”

Ibu Lu yang membawa dia ke rumah sakit membuat dirinya tidak sadar ada orang lain yang mengikutinya.

Billy memikirkan hal ini, lalu berkata dengan mudahnya, “Aku sedang melakukan pekerjaan, lalu tinggal di hotel itu.”

Jika bukan karena kebetulan, maka dirinya tidak tahu jika Jasmine sedang dalam bahaya, mungkin juga Yang Maha Kuasa sedang memberikan dia sebuah kesempatan di depannya, untuk menjadi seorang pahlawan id depannya.

“Jadi...”

Baru saja Jasmine ingin berkata, Billy kembali mengatakan hal ini kepadanya, “Aku tidak tahu apakah semua ini ada hubungan dengan Jefferson atau tidak.”

Pihak rumah sakit tidak akan memberitahunya, siapa yang meminta dokter ini.

Jasmine seketika memberikan tatapan sedih, jika terus seperti ini dirinya akan merasa sedih.

“Jadi, bagaimana rencanamu, apakah kamu akan melahirkan anak ini?”

Bahkan seorang anak yang tidak di akui oleh ayahnya, jika dia di lahirkan, apa yang akan membuat dia menunggu!

Jasmine harus dengan segera membuat kesempatan, jika di undur seperti dan jika tidak menginginkan anak ini lagi, janin ini telah berada di masa tidak bisa di gugurkan lagi.

Tetapi hatinya masih mengharapkan Jefferson, ditambah lagi dengan umur di janin ini, membuat hubungan ibu dan anak ini semakin tidak tega.

Dirinya tidak bisa memastikan, manakah hal yang seharusnya dia lakukan.

“Jika kamu tidak menginginkannya lagi, mungkin kamu masih bisa membuangnya.” Billy dengan tenang melihatnya dan berkata dengan pelan, “Semua keputusan ada di tanganmu, jika kamu ingin melahirkan anak ini, maka aku akan membesarkannya, dan kamu tidak perlu khawatir anak dari ayah ini.”

Tatapan Jasmine terdiam sambil melihat ke arah Billy dan membuka bibirnya, “Aku...”

Dia yang ragu seperti memberikan sebuah jawaban.

“Kamu tidak perlu menjawabnya sekarang, pikirkan semua ini baik-baik.” Maksud dia adalah ingin membesarkan anak ini.

Hari ini perkataannya kepada ibu Lu, seharusnya telah membuat ibu Lu merasa takut, dan pastikan dia tidak akan berani menganggu Jasmine, walaupun Han’s Corp tidak sebesar Vogue Bonds Co, tetapi hingga menganggu Jasmine akan membuat dia berurusan dengan Vogue Bonds Co maka dia tidak akan membiarkan Vogue Bonds Co hidup dengan tenang.

Ibu Lu juga pasti peduli dengan urusan pekerjaannya Jefferson, pasti akan memikirkan hal ini.

Dan hati Jasmine bagi Jefferson, hanya bisa dia sendiri yang mengurusnya, tidak ada yang bisa membantunya.

Dokter kembali untuk memeriksa Jasmine, dan memastikan tidak ada masalah lalu kapanpun dapat keluar dari rumah sakit.

“Terimakasih dokter.” Billy mengantarkan dokter keluar dari ruangan lalu ketika dirinya kembali kemudian melihat Jasmine telah duduk, “Apakah kamu sudah boleh?”

Dia menjulurkan tangannya untuk membantu Jasmine dan Jasmine sendiri tidak menolak, dirinya sekarang belum benar-benar pulih, jika dirinya memaksakannya mungkin akan menyakiti anaknya.

“Aku ingin keluar dari rumah sakit.” Tatapan matanya terlihat khawatir dan takur, tetap berada di sini membuat terus membayangkan bagaimana dirinya di geret kerumah sakit, dan sedikit mengkhawatirkan anaknya.

Tidak peduli kemana dia akan pergi, setidaknya dia terlebih dulu pergi dari sini.

Billy menganggukkan kepalanya, “Aku akan mengaturnya sekarang.”

Dia membawa Jasmine untuk duduk di sofa lalu mengurusi administrasi.

Melihat dia yang keluar dari pintu, Jasmine yang duduk di sofa menarik nafasnya dengan dalam untuk menenangkan diri.

Setelah beberapa lama, seketika terdengar suara pintu, dirinya mengira itu adalah Billy, tetapi ketika dia mengangkat kepalanya, dirinya tercengang.

Tatapan kedua orang ini bertemu, seketika dia berakta, “Silahkan keluar.”

Dirinya sungguh tidak ingin bertemu dengan Jefferson, dirinya mulai merasa kebingunggan dan berusaha untuk berdiri dari sofa untuk menjaga jarak di antara mereka.

“Kamu baik-baik saja?”

Pria ini yang melihat dia menahan dirinya itu, kakinya seperti terhentikan sambil melihat Jasmine yang terlihat lemah ini dirinya tidak berani melangkah maju lagi karena takut menyakiti dia.

“Ketika aku dihubungi, aku terus mencari...”

“Mencari apa? Mencari akukah?” Air mata Jasmine mengalir sambil menaikan sudur bibirnya dengan dingin, “Bukankah hal ini kamu tinggal menghubungi ibumu dan kamu akan tahu segalanya? Oh iya benar, direktur Lu tidak ingin bertemu aku lagi.”

Jefferson mengerutkan dahinya, melihat dia yang terlihat salah paham hatinya ikut merasa sedih.

Tatapannya turun, sambil melihat ke arah perutnya, “Apakah janin ini baik-baik saja?”

Perkataan ini seperti menyentuh hati Jasmine yang terluka.

Dengan segera dia memutarkan kepalanya, dengan melihat wajah yang tidak asing dengan suara yang bergetar, “Harapanmu tidak di kabulkan, anak ini baik-baik saja.”

“Jasmine, aku dan kamu sama-sama memperdulikan anak ini.” Pria ini melangkah, dan ketika ingin memegangnya lalu melihat dia mengambil sebuah vas kaca dan menghempaskannya.

Dengan lantai yang di penuhi vas kaca, di antara kedua orang ini.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu