Mr Lu, Let's Get Married! - Bab 274 Datang Dengan Terlambat

“Dulu, aku selalu merasa bersalah untuk membohongi kamu, bahkan takut merasa kamu tidak nyaman jika aku muncul di depanmu, aku memohon kepada ayahku untuk mengantarkan aku keluar negeri, jika bukan karena bertemu denganmu, aku berjanji tidak akan pernah bertemu denganmu lagi.” Jasmine mengigir bibirnya dengan air mata yang terus mengalir di wajahnya.

Dia telah melakukan hal yang melewati batas dirinya, tidak peduli kepada Jefferson atau perasaannya mereka.

Selama ini dirinya mengira hanya perlu berusaha saja cukup.

“Walaupun membohongi diriku, aku juga bersyukur atas kebaikanmu kepadaku selama masa hamilku ini, tetapi direktur Jefferson, kamu tenang saja aku tidak akan menggunakan anak ini untuk mengendalikan kamu, dan juga tidak akan meminta sepeserpun kepada keluarga Lu, hanya satu permintaanku, kalian semua menjauhlah dari anakku!”

Selain air mata dia matanya, hanya ada sebuah penyesalan disini.

Pria ini berdiri dengan dingin di depan dia, dibandingkan untuk menjelaskan dirinya lebih mengkhawatirkan tubuhnya Jasmine, setelah beberapa detika dirinya memilih melangkah mundur.

“Baik, setelah kamu tenang, kita akan membahas ini kembali.” Dirinya tidak pernah melihat Jasmine yang kecewa seperti ini, dan bahkan dirinya tidak pernah di lihat sedingin itu oleh dia.

Jasmine mengepalkan tangannya, berusaha untuk sadar dan mengatakan setiap kata kepadanya, “Setelah ini, kamu tidak perlu memberikan wajah perhatian seperti itu lagi.”

Mulai detik ini, Jasmine telah menutup hati ini untuknya.

Di luar pintu, Billy memegang telepon genggamnya, sambil berbicara kepada Ivanest, “Aku akan menghubungi kamu nanti.”

Dia tidak menutup teleponnya dan masih terdengar suara dari Ivanest, “Kak, kamu jangan menunggu lagi, gunakan kesempatan ini untuk merebut dia kembali!”

Setelah itu, Billy mendorong pintu tanpa memperdulikan Jefferson dan segera membawa Jasmine keluar.

“Masih ada yang ingin aku katakan.” Dia mengerutkan dahinya sambil melihat ke arah Billy, “Kenapa kamu bisa tahu dia disini?”

Dengan sikap sengaja dan kecurigaan ini membuat Jasmine merasa tidak senang, dengan tidak percaya dia melihat Jefferson, “Bisakah kamu jangan menggunakan tatapan keluarga Lu untuk melihat orang lain?”

“Jasmine, kamu tidak mengerti...” Dia baru saja sadarkan diri, ada banyak hal yang tidak ingin dia katakan, tatapan matanya di penuhi dengan kekhawatiran.

Dia takut jika Billy mendekati dia dengan tujuan lain, juga takut Andreas memberikan sesuatu yang menarik untuknya.

Dia sekarang sedang mengandung anaknya, bagaimana bisa dia tidak memperdulikan ibu dan anaknya ini.

Dirinya ingin Jasmine tetap berada di sampingnya lalu menjulurkan tangannya tetapi Jasmine menghindarinya.

Dengan tatapan yang begitu dingin, seperti hati yang telah memutuskan, jika hatinya tidak ingin dibohongi lagi oleh pria ini, bagaimana pun dia mengatakannya dia tidak akan percaya lagi.

Dirinya yang dulu begitu bodoh, sangat bodoh hingga mempercayai perkataannya, tetapi jika sekarang dia berpikir, semua ini hanya sebuah ilusi saja, dia takut jika dirinya menggunakan anak di perutnya ini, lalu mengatakan semua ini kepada reporter, juga takut jika dirinya pindah keluar dan mengatakan hubunga mereka berdua.

Maka dari itu, dia tidak pernah memperjelas hubungan ini, semua ini hanya sebuah alasan untuk menyangkal saja.

Dirinya bahkan sempat curiga, membuat dirinya di pindahkan ke kota Zin, juga termasuk salah satu dari rencananya.

“Dia tidak ingin berbicara lagi denganmu.” Billy melindungi Jasmine dan kedua orang ini keluar dari kamar pasien.

Pada saat itu, kesombongan Jefferson seperti lenyap dan walaupun dia tidak melakukan apapun, tetapi hatinya merasa sangat sakit.

Semua ini karena dia, karena dia tiba dengan sangat terlambat.

Dan untungnya anak ini baik-baik saja.

Jasmine berusaha mengeraskan kakinya untuk berjalan ke arah lift, ketika pintu lift itu tertutup, kekuatan dalam dirinya seperti lenyap, seperti hanya bisa bersandar kepada Billy.

“Jangan memaksanya lagi, mendekatlah.” Perkataan Billy terlihat tenang, dirinya sudah bisa menebak sikapnya Jasmine.

Walaupun hatinya membenci ibu Lu yang ingin merebut anaknya, tetapi dalam hatinya tetap saja mencintai Jefferson.

Jasmine memperlihatkan sebuah senyuman dengan wajah yang pucat juga datar, “Sepertinya, aku menggunakan kamu sekali lagi.”

“Aku rela di pergunakan oleh kamu, jika kamu memang ingin membalas aku, maka pikirkan lagi untuk aku menjadi ayah dari anakmu.” Dari kecil dirinya hidup di keluarga Han, dirinya mengenal hati yang seperti itu, tanpa ada perasaan di dalam sana.

Jasmine sekarang seperti tidak mengerti, dia dengan bingungnya akan melahirkan anak ini, atau menjadi menantu di keluar Lu, menunggu hanya akan menjadi seperti sebuah hujan badai.

Mendengar dia yang mengatakan hal ini, Jasmine sungguh tidak bisa terbiasa, tetapi tetap saja orang di samping akan melihat, dirinya harus berpikir dengan baik, jalan apa yang harus dia lakukan sekarang.

Jika dikatakan harus mundur, Jefferson tidak tahu apa yang di lakukan oleh ibu Lu, dengan sikap ibu Lu yang menolak, dan jika dirinya masih memaksakan ingin bersama Jefferson, maka akan ada banyak masalah yang menghalangi mereka.

Billy memopoh dia untuk naik ke mobil, juga meletakkan barang-barang yang lain kedalam bagasi, dengan di penuhi keringat dan juga merasa takut jika Jasmine yang terpapar ac mobil merasa tidak nyaman, jadi sepanjang perjalanan dia melakukan hal yang menyenangkan untuk membuat dia merasa bahagia.

Dia dan Jefferson memiliki kepribadian yang berbeda.

Di otaknya terus berputar waktu dirinya bersama Jefferson, dia selalu terlihat dingin...

Koridor di rumah sakit, tatapan Jefferson terlihat sangat dingin, apalagi ketika membayangkan Billy membawa Jasmine pergi, dadanya terasa sangat sakit.

Dirinya sungguh telah berusaha, jika dirinya tahu ibu Lu akan melakukan hal aborsi kepada Jasmine, dirinya pasti akan menolak hal ini.

Tetapi Jasmine malah salah paham.

Ketika mengingat tatapannya itu kembali, hati ini terasa sakit, lampu di lorong jalanan ini terlihat menyinari wajahnya dan wajahnya yang tampan terlihat kesepian.

Setelah Rio berbincang dengan dokter, lalu meminta Jefferson untuk masuk ke dalam kantor lalu dengan tenang dan pergi.

Dokter sendiri juga tidak menyangka akan terjadi keributan seperti ini, walaupun kekuasaan Lu’s Corp berkuasa di kota Jin, tetapi hubungan orang kaya seperti mereka ini, pastinya para dokter pribadi ini harus memperhatikan lagi orang-orang ini lagi karena takut membuat sebuah kesalahan.

“Tuan Lu, hal ini memang kesalahan dari pihak rumah sakit karena tidak terlebih dulu memastikan tentang kondisi ibu hamil ini, tetapi... ibu anda meminta seseorang membuat janji di pihak rumah sakit, dia tidak berkata jika dari pihak ibu hamilnya tidak menuruti dan kami hanya menjalankan tugas saja.”

Jefferson dengan pelan menaikan mola matanya, “Aku tidak peduli hal itu, hanya satu yang ingin aku tanyakan, anak di perutnya baik-baik saja bukan?”

Dokter takut jika Jefferson datang untuk membuat perhitungan tetapi ketika mendengar ini seketika dia tersenyum, “Tentu saja! Pada saat itu ibu hamilnya hanya di berikan obat penenang, dan tidak akan membahyai nyawa dari janinnya.”

Hubungan orang kaya ini memang rumit, mertua yang tidak mengingingkan anak ini, dan suami yang berusah mempertahankannya.

Dan orang yang datang menyelamatkan ibu hamil ini adalah pria yang lain.

Dokter mengantarkan Jefferson keluar dari ruangan kantor sambil menyeka keringat dinginya, dirinya berharap tidak akan bertemu dengan hal-hal seperti ini lagi.

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu