Mr Lu, Let's Get Married! - Bab 278 Tidak Layak Berpindah Derajat

Jasmine membuka pesan berikutnya dengan isi yang sama.

Ketika pada masa kuliah dirinya tidak merasakan jika para murid ini begitu memperhatikannya, dan sekarang ketika mereka yang mendengar dirinya berhubungan dengan Jefferson, satu per satu dari mereka mulai bermunculan.

“Jasmine, apakah kamu menjadi seorang selir sekarang?”

Dengan tenang dirinya melihat kalimat ini lalu keluar dari bagian obrolan lalu melihat obrolannya dengan Jefferson.

Dia tidak keberatan disalapahami oleh orang lain tetapi dirinya harus menjaga kehormatannya sendiri menyatakan bahwa dirinya bukanlah seorang selir.

Billy yang berada di sampingnya memandangi dia dan berdiri lalu dengan khawatir memandanginya, “Perlukah aku menemani dirimu?”

Ruangan yang sangat tenang ini seperti suasana hati Jasmine yang sangat dingin.

“Tidak perlu, dia hanya berada di depan hotel dan aku sendiri bisa menanganinya.” Dia sedikit menaikan sudut bibirnya sambi mengganti sepatunya dan pergi.

Tangan Billy yang melayang itu kembali di tarik dengan tidak berdaya dirinya duduk di sofa sambil menghelakan nafasnya dalam-dalam.

Ketika Ivanest datang dengan membawa makanan tengah malam, dirinya hanya melihat dia seorang diri dengan tatapan tidak berdaya, “Kamu membiarkan dia pergi begitu saja? Kamu tidak takut jika hatinya akan melembut dan bersama Jefferson lagi?

“Itu adalah pilihannya.” Billy menundukkan pandangannya dan dengan suara yang pelan, “Aku tidak selera, kamu makanlah lebih banyak lagi.”

“Kak! Bisakah kamu bersemangat sedikit, lihatlah kamu sekarang ini menjadi seperti ini? Jika memang menyukai dia, kejarlah dia! Apakah kamu benar-benar menunggu dirinya dinikahi oleh Jefferson, baru kamu akan…”

Di tengah perkataannya tiba-tiba ponselnya berdering.

Setelah memastikan bahwa nama itu, Ivanest berdehem, “Bagaimanapun namanya jatuh cinta jangan terlalu berkecil hati.”

Dia juga tidak memperdulikan raut wajahnya Billy dan dengan bergegas keluar dari kamar.

Meskipun dirinya tidak menanyainya tetapi tertulis jelas raut wajah Ivanest yang menyukai pengawal itu, Billy hanya menghelakan nafasnya kemudian mengambil makanan tengah malam itu dan makan sendirian.

Meskipun keluarga Jefferson sangat menyakiti Jasmine tetapi ini bukan sebuah alasan untuk dia harus meninggalkan Jefferson, pilihannya tetap ada di tangannya.

Ketika menunggu hasil keputusannya jika perbandingan dia dengan Jefferson lebih banyak kelebihannya dari pada kerugiannya.

Ivanest sedikt berlari ke arah pintu, dari ruang tamu itu terlihat Rio yang sedang berada di depan pintu lalu dengan sedikit menyesuaikan nafasnya dengan perlahan dia berjalan ke sana sambil melihat ke arah kaca yang besar.

Dirinya dengan sengaja berpura-pura berdiri di samping Rio., “Kenapa? Bukankah kamu mengatakan tidak akan menghubungiku?”

Dirinya dengan tenang menyembunyikan kesenangan yang luar biasa setelah selama beberapa minggu tidak bertemu, dirinya merasa pria ini semakin membuatnya terpesona.

Rio perlahan membalikkan tubuhnya, menghadap ke arahnya sambil menyerahkan USB ke

“Ini adalah bukti transaksi tuan muda ketiga He dan Andreas yang diberikan oleh Kayla, tolong berikan kepada direktur Billy.”

Ivanest mengambilnya kemudian mengerutkan dahinya, “Kamu memanggil aku keluar hanya untuk inikah?”

Angin malam yang begitu dingin berhembus ke rambutnya, dan dihadapannya ekspresi Rio yang dingin berkata iya.

“Walaupun kakakku dan Jefferson adalah musuh, tetapi tidak seharusnya ini mempengaruhi hubunganku denganmu, bisakah kamu bersikap lebih baik sedikit kepadaku?” Dengan latar belakang keluarga Han dan penampilannya, dirinya belum pernah mempermalukan diri seperti ini di depan seorang pria.

Tatapan Rio ke dirinya jauh lebih dingin dari pada orang yang tidak dikenal yang berada di jalanan.

Selain itu, ekspresinya sudah terlihat sangat jelas bahkan orang bodoh saja dapat memahami isi hatinya tetapi malah pria ini tampak tidak memberikan ekspresi.

Beberapa detik kemudian Rio berjalan 2 langkah ke arahnya.

Ivanest segera bersemangat, dengan senyum di matanya menandakan dirinya masih menawan tetapi tidak dipikirkan Rio melewatinya dan berjalan melawati dirinya ke arah tempat parkiran dan berkata, “Aku lupa, mobil berhenti di sana.”

“Rio! Kamu keterlaluan!” Dengan kerasanya Ivanest berteriak, tanpa memperdulikan harga dirinya lagi.

“Tidak menerimamu apakah itu keterlaluan?”

Dia berdiri dengan tegap sambil membalikkan tubuhnya, “Mungkin dalam persepsi nona Han dengan melambaikan tangan, pria akan terpesona pada kamu tetapi aku merasa bahwa beberapa orang diantaranya tidak tertarik kepadamu.”

Jika dia bukan nona Han, mungkin tidak akan banyak orang yang terbiasa dengan dia.

“Ini bukan salahku juga!” Ivanest berteriak keras di belakangnya, dengan marah mengejarnya dan tergelincir.

Rambutnya yang panjang jatuh di bahunya, menundukkan kepalanya, dengan mata sedih yang memerah.

“Aku masih berpikir bahwa kakakku bodoh, tetapi sekarang dia lebih sadar dari pada aku dan setidaknya dia tidak menyia-yiakan perasaannya terhadap sebuah kayu besar!”

“Apakah kamu baik-baik saja?” Rio membantunya dan tangannya menghindarinya.

Dia setengah berjongkok melihat pergelangan kakinya yang terkilir lalu menghelakan nafas dan dengan datarnya berkata, “Setelah orangtuaku bercerai, mereka sama-sama mempunyai keluarganya masing-masing dan aku memiliki saudara tiri yang sedang bersekolah, aku harus bertanggung jawab untuk membayar uang bulanan dan uang sekolah mereka, CEO Lu sendiri memberikan gaji yang tinggi, dan aku tidak bisa memutuskan kontrak dengan lalu menggunakan jam kerjaku untuk urusan perasaan.”

Ivanest termenung sambil menyentuh hidungnya, “Kamu sedang menjelaskannya kepadaku?”

“Aku berharap kamu bisa mengertinya bahwa aku tidak bisa mencari perkara dengan nona besar seperti dirimu, karena kamu akan kesulitan.” Dirinya melihat pergelangan kakinya Ivanest dan memastikan tidak adanya tulang yang patah, lalu melepas jas hitamnya sambil menutupi lututnya kemudian mengendongnya ke dalam hotel.

“Lantai berapa?”

“902.” Ivanest menyadarkan diri ke bahunya dan dengan dia malu berkata.

Ini adalah pertama kalinya dirinya bisa sedekat ini dengannya, meskipun dirinya masih belum memiliki ekspresi tetapi membuat detak jantungnya berdetak kencang.

“Barusan apa yang kamu katakan itu, aku sudah menyiapkan mentalnya dan diriku juga bukan orang sembarangan! Jika kamu memiliki masalah yang harus di pikirkan lagi, bagaimana jika kamu bekerja di perusahaan kakakku, dan aku bisa melihatmu setiap hari! Kamu tenang saja, aku yakin bisa memberikan gaji sesuai dengan kemampuanmu.” Matanya memancarkan sinar, berusaha untuk mendekati dunianya.

Rio tidak menjawabnya dan dengan tenang mengendongnya ke depan pintu kamar, “Aku tidak makan nasi yang lunak.”

Apa yang ingin dilakukan oleh Ivanest tetap saja selamanya perbedaan status mereka yang tidak sederajat.

“Jadi.. Jadi kamu ingin aku berbuat apa!” Ivanest diturunkan oleh dirinya, rasa kehilangan dari gendongnnya membuat hatinya merasa cemas, “Dari kecil hingga dewasa, apa yang aku inginkan selalu didapatkan! Rio kamu jangan memaksaku, aku dapat melakukan apa yang aku inginkan.”

“Semakin mengabaikanmu, kamu akan semakin penasaran aku ini orang seperti apa bukan?” Dirinya berbalik dan berjalan ke arah Ivanest lalu ketika dia hanpir terjatuh dia memegangi pinggangnya.

Keduanya terjatuh di sofa..

ia membuka sedikit kancingnya dan memperlihat sebuah luka goresan yang sangat dalam dan belum pulih.

“Aku hanya seorang bocah miskin yang menjual hidupnya demi uang, sampai disini nona besar.”

Setelah berkata, dirinya mengambil jasnya dan bersiap untuk pergi.

“Sangat sakitkah?”

Dia menghentikan langkahnya, ada sebuah makna yang dalam di tatapannya.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu