Mr Lu, Let's Get Married! - Bab 12 Rose Tang Sudah Kembali?

"Maaf, aku tidak tahu kalau ini cincin kawin." sambil menahan rasa sedih di dalam hatinya itu, ia tersenyum dan mengembalikan cincin itu pada sang asisten toko, "Lain kali kalau ada waktu aku akan datang lagi untuk melihat cincin lainnya, hari ini sudah sedikit larut, aku harus pergi."

Asisten toko itu juga tidak bodoh, ia langsung mengerti apa maksud perkataan Jasmine itu, ia pun segera menerima cincin itu dan berkata, "Maaf ya, aku tidak tahu Anda tidak suka cincin ini, aku tidak sopan sekali."

Perkataan sang asisten toko itu cukup untuk menjaga harga diri Jasmine, setidaknya ia tak perlu terlihat menyedihkan, Jasmine pun tersenyum dan meninggalkan toko itu bersama Jefferson.

Kedua orang itu turun dengan lift, di dalam lift, Jefferson memberikan botol minumnya pada Jasmine, Jasmine mengucapkan terima kasih, jari-jarinya terus berputar pada botol itu, rasanya matanya sedikit perih, seperti ada sesuatu yang ingin mengalir keluar.

Kebaikannya, semua yang ingin ia berikan, rasanya hanya akan diberikan pada Rose saja ya?

Jefferson pergi mengambil mobilnya dan Jasmine berdiri di pinggir jalan untuk menunggunya.

Banyak orang yang berlalu-lalang, ia memandangi orang-orang yang lewat itu dengan sedikit melamun, memikirkan hubungannya dengan Jefferson ini, memikirkan sampai kapan ia harus mempertaruhkan segalanya.

TIba-tiba, sesosok bayangan tertangkap pada pandangan Jasmine, sesosok wanita dengan tubuh kurus kecil, mengenakan jaket panjang yang tipis, rambutnya panjangnya terurai di belakang telinga, wajah yang familiar nan cantik itu membuat Jasmine diam terpaku.

Rose, Rose Tang?!

Jasmine mengusap-usap matanya sekuat tenaga, lalu melihat ke arah bayangan itu lagi, namun bayangan itu sudah tidak ada lagi, seolah-olah yang ia lihat tadi hanyalah khayalannya saja.

Kenapa ia bisa memikirkan Rose?

Kata orang, apa yang kau pikirkan mungkin saja bisa terjadi, apa Rose akan kembali dari luar negeri?

Keringat dingin pun bercucuran dari punggung Jasmine, ia memegangi botol air mineralnya dengan gemetaran, ia merasa hubungan antara dirinya dengan Jefferson sepertinya akan segera berakhir..

Jefferson sudah membawa mobilnya kemari, melihat Jasmine berdiri terpaku di sana, ia pun menekan klakson mobilnya, akhirnya Jasmine pun tersadar dan langsung membuka pintu mobilnya.

"Kakimu sakit?" melihat wajah Jasmine yang sedikit pucat, Jefferson pun bertanya.

"Iya, sedikit." jawab Jasmine pelan, ia mencoba memasangkan sabuk pengamannya, namun tangannya terus gemetaran dan tidak bisa memasangnya dengan baik, sampai pada akhirnya Jefferson lah yang membantunya memasangkan sabuk pengaman.

Jasmine bisa mencium aroma tubuh Jefferson dari tempat duduknya, lalu ia pun mulai merasa tenang, ia membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu, ia ingin bertanya jika Rose telah kembali, apa hubungan antara mereka akan berakhir.

Namun pita suaranya seperti sedang terperangkap, ia sama sekali tidak bisa mengeluarkan suaranya, sampai Jefferson selesai membantunya memasangkan sabuk pengaman, mulutnya pun mulai tertutup kembali.

Setelah kembali ke apartemen, Jefferson mengambil obat semprot dan memberikannya pada Jasmine, lalu ia pergi ke kamar mandi, Jasmine masih sedikit tak sadarkan diri, hampir saja ia menyemprotkan obat itu ke matanya saat menggunakan obat semprot itu.

Suara percikan air pun terdengar dari kamar mandi, Jasmine melihat ke arah kamar mandi itu, jantungnya berdegup kencang, seolah Jefferson akan meninggalkannya kapan pun, ia sama sekali tidak bisa menahan rasa ketakutan di dalam hatinya.

Memang, Jefferson memang bukan miliknya, sedekat apa pun mereka berdua, sebuah tiupan angin yang kecil saja sudah cukup untuk membuatnya takut kehilangannya.

Entah kenapa, malam ini, Jasmine memimpikan Rose dalam tidurnya.

Rupa Rose masih sama seperti dulu, sama sekali tidak berubah, bibirnya yang merah itu tersenyum pada Jasmine, "Jasmine Zhao, apa kau masih tidak mengerti, seberusaha apa pun dirimu, selamanya kau hanya akan jadi penggantiku saja!"

Bukan!!

Jasmine pun terbangun, tubuhnya basah kuyup karena keringat, setelah membuka mata, barulah ia sadar kalau hari sudah pagi, selimutnya terasa dingin, Jefferson sudah pergi cukup lama, lalu Jasmine pun bersiap-siap sejenak dan langsung pergi ke kantor tanpa sarapan terlebih dahulu.

Melihat wajah Jasmine yang pucat, Luna pun terkejut, "Kak Jasmine, kau tidak apa-apa kan?"

Jasmine tersenyum, "Tidak apa-apa."

Boss mereka sangat puas dengan foto-foto yang dipotret oleh Jasmine di hotel kemarin, ia terus memuji-muji Jasmine, kebetulan ada seorang artis yang ingin melakukan pemotretan dirinya di Paris, lalu boss Jasmine merekomendasikan Jasmine untuk pergi ke sana.

Paris terlalu jauh, Jasmine tidak ingin pergi, namun saat ini dirinya terlalu stress memikirkan masalah Rose, ia selalu ingin menanyakan banyak hal pada Jefferson, ia ingin mendapatkan jawabannya, dan semua hal ini hanya akan membuat perasaannya menjadi semakin kacau.

Setelah dipertimbangkan, akhirnya Jasmine pun setuju, ia ingin menenangkan perasaannya saat ia pergi ke Paris.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu