Mr Lu, Let's Get Married! - Bab 218 Aku Tidak Akan Bertengkar Denganmu

Rose Tang baru bicara sampai setengah ketika teringat pengumuman bandara barusan, di gerbang yang lain adalah pesawat menuju Kota Zin.

Dia baru saja kembali dari Kota Zin, pergi lagi ke….

Dia memikirkan banyak cara membuat Jasmine Zhao pergi ke Kota Zin, hanya agar dia bisa jauh dari Jefferson Lu.

Hasilnya sekarang sebaliknya Jefferson Lu lebih rajin mengunjungi Jasmine Zhao.

Jika pria itu ingin melakukan sesuatu, tidak ada orang yang bisa menghalanginya.

“Awalnya aku marah dan keluar negeri jika dia juga bisa mengejar hingga kesana, maka sekarang kita juga tidak akan berubah seperti sekarang.” Rose Tang bergumam sendiri.

Kemudian membuang tiket ke tempat sampah, berbalik dan pergi.

Sekretaris Jefferson Lu mengambil ponsel, ”CEO Lu, Nona Tang membuang tiketnya.”

Di ujung telepon, seorang pria mengiyakan kemudian memutus teleponnya.

Pesawat perlahan-lahan memasuki awan…

Jasmine Zhao baru terbangun ketika mendengar ketukan pintu, dia tidak memiliki teman disini, kira-kira siapa yang datang?

Dia memakai jubah tidur kemudian berjalan menuju pintu dan bertanya, ”Siapa?”

Diluar terdengar suara yang familiar, ”Aku.”

Seketika jantungnya berdegup, mendorong terbuka pintu dan melihat Jefferson Lu menjinjing koper dan sarapan berdiri di hadapannya.

Getaran tak terungkap di hatinya menyebar.

“Sudah bangun?” Angin di pagi hari tidak begitu hangat, dia tidak melangkah maju untuk memeluknya, dia menahan dorongan itu, menutup pintu kemudian melangkah masuk ke dalam apartemen.

Jasmine Zhao melihatnya melepaskan jaket dan kopernya dengan alami, kemudian menyiapkan sarapan.

Semuanya begitu alami, seperti dia hanya pergi dinas selama dua hari.

“Aku melihat bubur di toko ini lumayan, aku pilih dua jenis, kamu lihat kamu suka yang mana?” Dia berbalik, di matanya tidak terlihat rasa lelah karena terbang di pagi hari.

Jasmine Zhao baru tersadar, ”Apapun boleh, aku pergi mencuci muka dulu.”

Pria itu tersenyum menatap sosoknya yang bergegas kabur.

Sarapan kedua orang itu terlihat sangat mewah, Jasmine Zhao makan dengan kenyang, ”Toko yang mana ini? Lain kali aku mau beli.”

Terkadang di pagi hari karena kebanyakan tidur hingga tidak sempat membuat sarapan, di tahap nya sekarang ini jika tidak sarapan maka tidak akan sanggup bertahan hingga waktu istirahat siang.

Jika terus makan cemilan di dalam kantor maka akan menimbukan kecurigaan dari karyawan lain.

“Sebentar lagi aku akan mengirimkan alamatnya padamu.”

Melihat makanan yang berlepotan di ujung bibirnya, dia mengambil tissue dan membantunya mengelap bibir, ujung jarinya menyentuh pipinya, membuat hatinya bergetar.

“Kamu...Apakah kamu datang ke Kota Zin untuk dinas?” Jasmine Zhao berpikir-pikir, namun akhirnya menanyakannya.

Dia berharap dia datang karena pekerjaannya dan sekalian menengoknya, jika bukan, dia takut perasaannya yang tidak mudah ditenangkan akan kembali bergejolak.

“Tidak, aku datang untuk menemuimu.”

Jefferson Lu lebih terus terang daripada sebelumnya.

Dia menyadari tidak bisa berputar-putar dengan Jasmine Zhao, wanita ini selalu berpikiran yang tidak-tidak, dia tak ingin kembali mengejarnya menjelaskan.

Dia datang karena merindukannya.

Meskipun dia tidak berada di Kota Zin, di kota yang lebih jauh ataupun negara lain, asal dia rindu maka akan muncul di hadapannya.

Jarak hanya akan menambah kerinduannya kepadanya.

Mendengar suaranya yang menarik, sendok yang dipegang Jasmine Zhao tidak dipegang dengan erat menyentuh tepi mangkuk, suara dentingnya bergema ke seluruh ruangan.

Hanya demi bertemu dengannya, dia khusus datang menaiki pesawat pagi-pagi sekali.

“Aku disini baik-baik saja, kamu tidak perlu mengunjungiku secara khusus, jika ada orang yang tahu maka akan ada masalah lagi.” Dia menundukkan kepalanya sedikit, matanya tak bisa menyembunyikan keraguan.

Dia sudah menghindar hingga langkah ini, jika ditargetkan lagi oleh orang lain…

“Aku melindungimu, tidak akan ada satu orangpun yang akan menyakiti kamu dan anakmu, aku berjanji.”

Jika bukan untuk menghormati harga dirinya, dia tidak akan menyetujui permohonannya untuk pindah kerja.

Bahkan jika dia berhenti dari Vogue, membuat perusahaan fotografi sendiri, ada dia di Kota Nan, maka siapa yang berani mempersulitnya.

Dia juga tahu, Jasmine Zhao mengalah sekali demi sekali hanyalah demi hubungan Ibu Lu dengan dirinya.

Jadi, dia tidak akan membiarkan dia tersakiti lagi.

“Aku sudah kenyang.” Jasmine Zhao menaruh mangkok dan sumpitnya, bersiap bersembunyi di kamar.

Jefferson Lu ingin datang, dia juga tidak akan menghalangi, namun dia ingin berusaha mengontrol jarak antara mereka berdua.

Namun, Jefferson Lu tentu saja tidak akan memberikan kesempatan ini.

Langsung berkata, ”Nanti aku akan temani kamu untuk pemeriksaan kandungan.”

“Kamu sebenarnya datang bukan karena aku, melainkan demi anak bukan?” Jasmine Zhao berdiri di sisi lain sofa, suaranya terdengar kecewa.

Mengetahui dia akan berpikir macam-macam, Jefferson Lu mengernyit, ”Anak ada di dalam perutmu, apakah ada bedanya antara mengunjungimu dan mengunjunginya?”

Dengan kata lain, jika bukan karena dia hamil, dia tidak akan begitu rajin.

Di saat itu tidak tahu kekuatan darimana, Jasmine Zhao berjalan masuk ke dalam kamar dengan langkah cepat, dan masuk ke dalam selimut.

Dia mengeluh dirinya payah, dia hanya memperlakukannya dengan baik sedikit, maka dia tersentuh.

Jefferson Lu duduk di ruang tamu menghela nafas, merenungkan bagian mana yang dikatakannya salah, bagaimanapun Jasmine Zhao sekarang sedang dalam masa kehamilan, emosinya sangat mudah hilang kendali.

Dia tidak akan benar-benar marah padanya.

Jasmine Zhao hanya kesal saja, beberapa saat kemudian tertidur.

Jefferson Lu melihatnya tertidur nyenyak, tidak tega membangunkannya, kemudian mengubah waktu pemeriksaan kandungan menjadi sore.

Begitu Jasmine Zhao membuka mata, dia melihat Jefferson Lu berbaring miring di sebelahnya, lengan kanannya berada dalam pelukannya, bahkan dia sedikit mengeluarkan air liur.

“Kapan kamu masuk!”

Dia malu dan jengkel, jelas-jelas dia sedang marah padanya…

“Satu jam yang lalu, melihatmu tidur begitu nyenyak, aku tidak membangunkanmu.”

Bahkan walaupun Jasmine Zhao memegangi lengannya sepanjang hari, dia juga tidak akan bertengkar dengannya.

Semakin dia mentoleransi dirinya, Jasmine Zhao semakin merasa tidak enak.

“Aku bisa pergi melakukan pemeriksaan kandungan sendiri, kamu tidak perlu menemaniku pergi.”

Pria itu menatapnya dan bertanya, ”Orang lain semuanya ada suami yang menemani, kamu pergi sendiri, apakah bisa?”

“Tidak ada yang tidak bisa.”

Minggu lalu dia pergi sendiri, selain lebih lambat dan tidak ada orang yang menjaga di sampingnya, dia masih bisa beradaptasi.

Awalnya dia tidak pernah berharap Jefferson Lu akan datang ke Kota Zin demi dirinya, sekarang dia memperlakukannya begitu, selain dia merasa lebih hangat, dan sedikit tidak percaya, juga khawatir semua akan seperti gelembung sabun yang akan hilang begitu saja.

Melihatnya begitu keras kepala, sudut mulut pria itu menjadi lebih dalam, ”Anak itu, aku juga memiliki bagian.”

Perkataan seperti ini juga bisa keluar dari mulutnya.

“Kamu sendiri yang bersedia, apakah aku pernah mengatakan bahwa anak ini adalah milikmu?” Jasmine Zhao merasa dia sudah terperangkap olehnya, perasaan ini membuatnya sangat tidak nyaman.

Baru saja selesai sarapan, dia merasa perutnya kembali mual.

Dia berbalik dan berlari menuju kamar mandi, Jefferson Lu mengkhawatirkannya juga bergegas mengikutinya.

Tangan Jasmine Zhao mencengkram wastafel, tidak hentinya muntah, makanan yang baru saja dimakannya hampir semuanya dimuntahkan semua.

Saat mengangkat kepalanya, wajahnya pucat, dahinya penuh dengan keringat.

Dia mengusap sudut mulutnya, di belakangnya lengan hangat seorang pria.

“Aku temani kamu pergi, bagaimana aku bisa tenang bila kamu seperti ini, aku tidak akan bertengkar lagi denganmu mengenai anak ini, okay?”

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu