Mr Lu, Let's Get Married! - Bab 443 Tuan Lu Melanggar Aturan

“Terus kenapa?”

Mereka sudah akan bersama-sama pulang ke Kota Jin, cepat atau lambat Jasmine Zhao akan menjadi Nyonya Lu.

Dia tidak ingin menghadapi kenyataan inipun juga tetap harus mengakui semua ini benar adanya.

Jeffrey Chen tidak lagi meneruskan kata-katanya. Yang pantas diucapkan, semua sudah diucapkannya, yang seharusnya dilakukan, dia juga akan melakukannya.

“Sebenarnya, kamu bukan tidak bisa merelakan Jefferson Lu, tapi tidak bisa merelakan dirimu sendiri yang masih suci,” ucap Jeffrey Chen saat dia mengambil jam tangannya dan setengah memeluknya dalam dekapannya.

Setelah Rose Tang mendengar ucapannya, dia mengerutkan kening lalu mendorongnya dengan keras.

“Aku tidak perlu belas kasihan darimu.”

Melihatnya yang pergi dengan kesal, Jeffrey Chen hanya menoleh melihat-lihat keadaan kamar ini, lalu mengukir kejadian yang terjadi kemarin malam dalam ingatannya.

Dia akan membuat Rose Tang merasa puas.

Karena Keluarga Fan memutuskan untuk mengadakan upacara pernikahan Fanny, Riley Fan menelepon tidak hanya sekali pada Ayah Lu, berharap mereka harus datang ke Kota Nan untuk menyaksikan momen paling bahagia di hidup putrinya.

Dulu Ayah Lu akan terpaksa hadir demi memberinya muka.

Tapi sekarang, dia langsung membalas, “Aku sudah menyerahkan semua urusan perusahaan ke anakku. Kondisiku sekarang tidak begitu bagus, jadi tidak lagi ikut campur terlalu dalam. Jika lain kali ada kesempatan, aku pasti akan pergi.”

Riley Fan sangat kesal, dia segera menyuruh orang mengantarkan undangan ke perusahaan Jefferson Lu.

Setelah sekretaris melihatnya dan melapor pada Jefferson Lu, Jefferson Lu hanya menjawab kalau dia sudah tahu.

Karena Ayah Lu sudah menyerahkan keputusan akan pergi atau tidaknya kepadanya, semuanya tergantung pada ketersediaan waktunya. Keluarga Fan juga sangat berani. Mengundangnya ke sana, apa ingin meminjam tangannya untuk mengacaukan upacara pernikahan itu?”

Untuk orang seperti Jimmy Wang, dikacaukan sekali ataupun puluhan ribu kali juga tidak akan cukup.

Tengah malam.

Ponselnya mendadak bordering terus menerus, ternyata panggilan dari teman kuliahnya, katanya dia berharap agar semuanya bisa reuni.

Biasanya saat bertemu situasi seperti ini, Jefferson Lu akan langsung menolak, tapi dia menyadari kalau layar ponsel Jasmine Zhao juga mendadak terang. Mereka berdua ditarik masuk ke dalam sebuah groupchat.

Jefferson Lu sangat tidak menyukai hal seperti ini.

Tapi beberapa orang di dalam grup itu malah menanyakan kabar Jasmine Zhao dengan ramah.

Kebetulan dia sedang mandi dan tidak melihat pesan itu. Jefferson Lu mengerutkan kening, lalu mengambil ponselnya dan membalas, “Jasmine sudah istirahat, ada masalah apa katakan saja padaku.”

Responnya yang tidak berbasa-basi membuat grup itu mendadak hening.

Lalu semua seperti bom yang hendak meledak, satu per satu segera memberikan selamat atas pernikahan mereka yang hampir tiba, dan juga berkata bahwa reuni kali ini, mereka berharap agar mereka berdua akan hadir.

Orang-orang di grup ini, tidak sedikit yang berharap bisa ikut melihat keramaian, menganggap pastilah Jasmine Zhao yang membalas menggunakan ponsel Jefferson Lu, juga menganggap kalau hubungan mereka berdua pastilah hanya semacam perjanjian, konglomerat tampan seperti Jefferson Lu mana mungkin bisa menyukai Jasmine Zhao?

Dengan pikiran seperti ini, bahkan ada yang membuat panggilan di dalam grup.

Jefferson Lu mengerutkan alis. Dia melihat sejenak lokasi hotel dan waktu reuni yang dikirimkan ke grup itu lalu meletakkan ponselnya.

Selesai mandi, Jasmine Zhao melihat pria itu sudah selesai membereskan dapur. Tadinya dia berencana membereskannya setelah mandi.

“Istirahat?”

Jasmine Zhao juga merasa sedikit mengantuk, dia tersenyum mengangguk, “Baik, tidurku juga kurang nyenyak semalam, hari ini tidur lebih awal, boleh juga.”

“Kurang nyenyak? Selimutnya tidak nyaman? Atau bantalnya……” Sambil berbicara, dia bergegas menuju kamar dan memeriksa dengan seksama, lalu mengambil bantal dari kamar tidur tamu, “Coba bantal ini, apakah lebih nyaman?”

Sekarang dia hanya ingin melakukan satu hal, yaitu menjaga Jasmine Zhao dengan sepenuh hati agar kali ini dia bisa merawat kandungannya dengan tenang, dia tidak tega membiarkannya merasa menderita sedikitpun.

Dia yang begitu khawatir dengannya membuat Jasmine Zhao merasakan kehangatan.

Dia mendekat dan menggaet lengannya dan bersandar di dadanya, mendengar degup jantung di dalam tubuhnya, lalu tersenyum berkata, “Mungkin karena kamu di sampingku, jadi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkanmu, jadinya tidurku tidak nyenyak.”

Seketika saja pria itu mengerutkan kening, lalu menunduk menatapnya.

“Selain fotografi, mungkin kamu bisa mempertimbangkan pekerjaan sebagai penulis skenario.”

Keduanya bertatapan lalu tertawa, hubungan mereka menjadi lebih alami dan nyata. Jasmine Zhao tidak lagi terus-terusan mempertanyakan hubungan mereka, tidak lagi begitu terikat pada kata ‘rasa aman’ dan rendah diri. Jefferson Lu juga sudah bisa mempertimbangkan hubungan mereka dari sudut pandang lain dan belajar memperkuat hubungan mereka.

Gaya hidup yang seperti ini membuat mereka berdua sangat nyaman.

Hanya saja saat ini Jefferson Lu masih belum tahu, bahwa reuni yang mendadak diadakan ini direncanakan oleh Jeffrey Chen demi Rose Tang.

Dia pernah berkata kalau akan membantunya melampiaskan amarah ini.

Kalau begitu, cara terbaik adalah membongkar kedok asli Jasmine Zhao di depan orang-orang yang dikenal mereka semua, bahwa jika mengabaikan kasih sayang dari Jefferson Lu, dia sebenarnya adalah wanita yang gila harta dan martabat, sama sekali tidak begitu menyukai Jefferson Lu, terlebih dia juga termasuk orang ketiga tulen.

Sampai pada siang hari sebelum reuni, Jefferson Lu baru bertanya pada Jasmine Zhao, “Kamu sudah melihat groupchat?”

Jasmine Zhao mengangguk. Pagi tadi saat dia bangun dan mengecek ponselnya, dia sudah melihatnya, terutama kalimat yang ditulis Jefferson Lu. Dia juga sangat terkejut, karena tidak menyangka dia akan berkata seperti itu.

“Sebenarnya, kamu tidak perlu berkata seperti itu. Apapun yang mereka katakan, aku sudah tidak lagi peduli. Biasanya juga tidak berhubungan, juga tidak bisa termasuk teman.”

Jika dipikir-pikir, beberapa teman yang kala itu lumayan akrab dengan Jasmine Zhao, ada yang keluar negeri, ada juga yang sudah menikah, dan ternyata juga tidak di dalam grup ini.

Hidup di masyarakat jauh lebih rumit daripada kehidupan kampus. Beberapa orang ini sekarang tahu karir Jefferson Lu lumayan baik, satu per satu mendekat ingin menjalin koneksi dengannya.

Jadi hubungan mereka juga sudah pasti ikut digosipkan.

Kota Nan tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, jika ingin menyebarkan gosip juga tidak butuh waktu lama. Jasmine Zhao tidak percaya kalau mereka tidak tahu akan gosip-gosip sebelumnya. Ditahan hingga sekarang baru dikeluarkan, memang tidak mudah bagi mereka. Mungkin sebelumnya mereka semua sedang mengantre ingin membujuk Rose Tang.

“Kalau begitu, siang nanti mau pergi?” awalnya dia tidak peduli akan hal seperti ini. Tapi melihat ekspresi Jasmine Zhao, mendadak dia mempunyai sebuah ide.

Hanya mendengar saja tentu tidak cukup, dia mau orang-orang itu melihat dengan mata kepala mereka sendiri betapa dia mementingkan Jasmine Zhao.

Jasmine Zhao bengong beberapa saat, karena dia tidak menyangka Jefferson Lu akan berkata seperti ini, lalu dia melihat pria itu pergi mengganti pakaiannya.

Dia mengenakan jas yang baru dicuci kering kemarin, penampilannya berwibawa, sangat amat tampan.

“Kamu keluar dengan berpakaian seperti ini, akan membuat semua wanita di sana terpesona!” Jujur saja, siapa sih yang memiliki suami setampan ini tapi tidak ingin diajak untuk dipamerkan ke teman-teman di acara reuni?

Perasaan gengsi seperti ini pasti dimiliki setiap perempuan.

Jasmine Zhao juga tidak terkecuali, ditambah dia tidak berhasil mengubah pikiran Jefferson Lu, dia terpaksa juga mengganti pakaiannya dengan sebuah terusan dan menggunakan rol rambut mengeriting sejenak rambutnya serta sedikit berdandan.

Karena baru saja mengandung, dia juga memakai sepasang flat shoes, tapi dari postur tubuhnya belum terlihat jelas.

“Nyonya Lu, sudah siap?”

Jefferson Lu bertanya lembut sambil berinisiatif membukakan pintu mobil untuknya.

Melihatnya seperti ini, Jasmine Zhao berdeham lalu sedikit menaikkan dagu dan berkata, “Sudah boleh jalan.”

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu