Mr Lu, Let's Get Married! - Bab 15 Putus Cinta

Jasmine memanggil taksi dan pulang ke apartemennya, lalu ia mulai membereskan barangnya, ia mengganti semua sprei, sarung bantal, wajah, piring, gelas, dan barang-barang lainnya dengan yang baru, ia membuang semua perabotan lamanya, termasuk baju-baju dan tas-tasnya, ia hanya meninggalkan barang-barang berharga saja.

Hari sudah gelap saat Jasmine selesai membereskan apartemennya, seisi apartemen terlihat baru, sama sekali tidak ada jejak wanita di dalamnya.

Jasmine membalikkan kepalanya, melihat apartemen tempat dirinya dan Jefferson tinggal bersama itu untuk terakhir kalinya, rasanya ia tetap bisa melihat bayang-bayang Jefferson yang sedang sibuk di dapur, hidungnya terasa sakit.

Jelas-jelas ia tahu bahwa ia tidak bisa mendapatkan hatinya, tapi ia tetap saja ingin mengejarnya, tetap ingin mencobanya, tapi sekarang Rose sudah kembali, seindah apa pun mimpi ini, ia sudah harus bangun.

Jasmine pun turun dengan membawa tas kecilnya.

Ia bisa tinggal di hotel, namun hatinya terasa kosong, rasanya ingin mencari seseorang untuk meluapkan isi hatinya, oleh karena itu ia pun mengambil handphonenya dan menelepon Luna, "Luna, kau di mana?"

Setengah jam kemudian, di Joyous Clubhouse ——

"Kak Jasmine, jangan sedih." kata Luna yang berusaha menghibur Jasmine di dalam sebuah kamar, "Hanya putus cinta saja, minum-minum lalu tidur, besok juga sudah akan berlalu! Lagipula, Kak Jasmine secantik ini, untuk apa takut tidak ada orang yang mengejarmu?"

Jasmine tersenyum, "Aku tidak bilang kalau aku putus cinta, kenapa kau bisa tahu?"

"Aku kan berpengalaman!" kata Luna sambil menunjuk-nunjuk wajahnya, "Lagipula kau juga sangat kuat, setiap kali kau menghadapi masalah pekerjaan yang sangat sulit pun kau juga selalu bersikap tenang, tapi wajahmu terlihat sangat amat sedih, kalau begitu ya hanya karena putus cinta saja."

"Oh ya?" Jasmine memeluk lututnya dan meringkuk di atas sofa, wajah Jefferson selalu terbayang-bayang di dalam otaknya, sama sekali tidak bisa ia hilangkan, lalu ia pun tak tahan lagi untuk mengeluh.

"Luna, menurutmu, apa aku sangat murahan? Demi mendapatkan seorang pria, aku memutuskannya dengan pacarnya, namun setelah menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya, dalam hati pria itu juga hanya ada pacarnya dulu itu saja."

"..." Luna tidak menyangka hubungan percintaan Jasmine ternyata seperti ini, lagipula merebut pacar orang juga bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan, ia tak tahu harus berkata apa.

Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Luna pun menghibur Jasmine, "Tidak apa-apa, Kak Jasmine, lihatlah sekarang, dirimu juga sudah menyadarinya, tak perlu bersedih lagi karena masalah ini."

Jasmine mengangkat gelas alkoholnya dan meminumnya, rasanya sangat dingin, namun tak sedingin hatinya kini.

Memang tidak seharusnya ia bersedih, namun ia tak bisa lagi menahan rasa sakit di hatinya, ia sudah bersusah payah mendapatkan Jefferson, meskipun ia harus menanggung semua omongan dan ejekan dari orang lain, namun sekeras apa pun usahanya, di dalam hati Jefferson hanya ada Rose.

Benar-benar konyol dan menyedihkan.

Luna berusaha keras untuk menghibur Jasmine, namun Jasmine tetap bersedih, seceria apapun lagu yang diputar dalam kamar itu, Jasmine tetap saja meringkuk di pojokan, minum alkohol segelas demi segelas.

Sang pelayan pun mengantarkan alkohol ke kamar mereka sebotol demi sebotol, meja ruangan mereka juga penuh dengan botol-botol alkohol yang kosong.

Begitu melihat Jasmine sudah mabuk berat, Luna pun segera merebut botol alkohol di tangan Jasmine, "Aduh, aku memang menyuruhmu untuk minum, tapi kalau kau minum seperti ini nanti kau bisa kenapa-napa!"

"Kau, lepaskan!" keluh Jasmine sambil merebut botol alkoholnya itu, "Berikan padaku, aku masih mau minum!"

"Tidak! Kau tak boleh minum lagi!"

""

Saat kedua orang itu saling berebut, tiba-tiba pintu kamar mereka pun terbuka lagi, seorang pria berseragam masuk ke dalam dengan membawa sebuah keranjang, ia meletakkan fruit platter dan makanan-makanan ringan yang ia bawa ke atas meja, "Nona, ini fruit platter pesanan kalian."

Jasmine mengangkat kepalanya dengan sedikit bingung, di bawah sinar lampu yang redup itu ia melihat sesosok seorang pria, lekuk wajah pria itu tersembunyi di balik kegelapan, namun kedua matanya itu bersinar terang bak matahari yang menyinari hati Jasmine.

"Kau, kau" Jasmine menunjuk-nunjuk pria itu, sambil mengatakan kau, kau, dan kau, ia tak bisa berbicara, namun setelah pria itu mengantarkan pesanan mereka, ia langsung mengangguk sopan dan pergi dari sana.

"Jangan pergi! Jefferson, jangan pergi!" melihat pria itu hendak pergi, Jasmine pun panik, ia segera mendorong Luna dan berlari ke sana, ia memeluk pinggang pria itu, "Jangan pergi."

"Nona, Anda salah orang!" Billy Han melepaskan Jasmine sambil tersenyum, meskipun ia tak pernah menolak wanita cantik, namun ia tak suka dengan wanita yang mabuk.

Ia langsung melepaskan pelukan Jasmine dari tubuhnya. Jasmine terpental mundur beberapa langkah, dari jarak dekat, ia pun melihat wajah pria itu, lalu wajahnya pun berubah kecewa.

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu