Mr Lu, Let's Get Married! - Bab 382 Yang Memang Harus Pergi, Tidak Bisa Ditahan

Jika memang harus kalah pun, Rose Tang juga ingin mempertahankan harga dirinya.

Baginya, Jasmine Zhao selalu merupakan orang ketiga yang merusak hubungannya dengan Jefferson Lu, bahkan tidak pantas menjadi saingannya. Jadi jika dia tidak bisa mendapatkan Jefferson Lu, dia juga tidak akan mengalah begitu saja pada Jasmine Zhao.

“Kamu sudah tahu apa yang dia lakukan terhadapku, tapi masih bisa menerimanya bahkan bersamanya. Kamu sudah bukan lagi Jefferson Lu yang dulu.”

Waktu selama tiga tahun lamanya, terlalu banyak perubahan yang terjadi.

Setelah pria itu mendengar kata-kata ini pun tidak ada perubahan pada raut wajahnya, “Iya, sudah bukan.” Dia perlahan membalikkan tubuh, lebih sadar dibanding saat lainnya.

Rose Tang menyesal mengucapkan kata-kata itu, setelah melihat reaksi Jefferson Lu, hatinya semakin perih. Sekejap saja dan tidak lagi mempedulikan yang lain, dia mengungkapkan semua yang ingin diucapkannya.

“Dulu karena dia mengandung anakmu, makanya kamu selalu membelanya. Bagaimana dengan sekarang? Dia sudah keguguran.”

Kening pria itu mengerut, wajahnya seketika berubah serius.

“Nona Tang, penerbanganmu sudah akan boarding.”

Ini adalah kata terdingin yang diucapkannya kepada Rose Tang sejak mereka kenal.

Rose Tang terdiam. Otaknya serasa kosong. Dia sudah benar-benar kehilangan Jefferson Lu. Tidak, dia memang tidak pernah memiliki hati pria ini.

Saat mereka bersama dulu, dia juga tidak pernah menunjukkan senyuman sehangat ini kepadanya.

Jasmine Zhao terus menunggu di depan VIP Lounge, melihat orang yang berlalu-lalang di bandara.

“Ayo.” Dari balik tubuhnya terdengar suara pria. Tidak menunggu sampai Jasmine Zhao bereaksi, bahunya sudah dirangkul olehnya.

Jasmine Zhao terkejut, dia merasa ada yang tidak beres. Refleks dia menoleh, hanya saja jaraknya terlalu jauh, tidak bisa menemukan keberadaan Rose Tang.

“Tidak bisa menahannya? Dia tetap pergi? Kalau begitu perlukah……” Jasmine Zhao berkata pelan sambil berpikir apakah ada cara lain.

“Masuklah ke dalam mobil, aku datang kemari juga bukan sepenuhnya untuk mencegatnya.” Jefferson Lu membuka pintu mobil sambil tersenyum pada Jasmine Zhao. Dia membantunya masuk ke dalam mobil lalu berjalan memutar ke sisi mobil yang lain.

Dia melihat sekilas langit di atas bandara dengan tatapannya yang dingin. Seandainya tiga tahun lalu dia bisa mengutarakan semua ini kepada Rose Tang, mungkin tidak akan terjadi begitu banyak masalah setelahnya.

Selama perjalanan, Jefferson Lu mengungkit, “Belakangan ini ayahku diinvestigasi. Aku ingin pulang ke Kota Jin selama beberapa waktu. Aku tidak bisa tenang meninggalkan kamu sendiri di rumah. Apa kamu mau mempertimbangkan untuk tinggal di rumah Keluarga Lu selama beberapa hari?”

Meskipun di rumah ada pembantu yang dibawa Ibu Lu, tapi mereka tetaplah orang luar, dan Jasmine Zhao juga kurang mengenal mereka.

Setelah kejadian saat itu, dia semakin mementingkan keselamatan Jasmine Zhao. Ditambah beberapa hari ini Rio He sedang cuti, ingin dia meninggalkan Jasmine Zhao sendirian di rumah, dia benar-benar tidak tenang.

Jasmine Zhao teringat beberapa hari ini Ibu Lu juga pasti sangat sedih, tubuh dan batinnya sangat letih. Teringat perubahan sikap Ibu Lu hari itu, dia berpikir sejenak lalu berkata, “Kalau aku ke sana, apakah akan mengganggu bibi istirahat? Jika dia tidak keberatan, aku bisa tinggal di sana selama beberapa hari dan juga bisa menemaninya menghabiskan waktu.”

“Baiklah, aku akan menelepon dan bertanya kepadanya.”

Pria itu tertawa penuh kehangatan, bahkan tampak senyuman juga dari matanya.

Sambil melihat sisi wajahnya pun, Jasmine Zhao tidak mengatakan apa-apa. Dia bisa melihat, hubungannya dengan Ibu Lu yang membaik membuat Jefferson lu sangat senang.

……

Saat Ibu Lu menerima panggilan dari Jefferson Lu, dia segera mengiyakan.

Tentu saja dia mengkhawatirkan Ayah Lu, tetapi selama beberapa tahun ini berbagai jenis badai telah berhasil diterjang. Dia tidak perlu dibuat geram sampai jatuh sakit hanya karena masalah ini.

Tapi karena Jasmine Zhao mau tinggal bersamanya, tentu dia juga bersedia karena bisa memberinya kesempatan lebih untuk menebus kesalahannya dulu.

“Kalau begitu bersih-bersih lagi, dan juga ganti dengan buah-buahan paling segar hari ini.”

Para pembantunya mengikuti arahan Ibu Lu membersihkan kamar tamu hingga rapi dan bersih, bahkan malam malam juga disiapkan sesuai standar hotel berbintang.

Para pembantu itu mengobrol penuh rahasia, apakah segera akan ada kabar baik dari Jefferson Lu…… Kalau tidak, bagaimana Ibu Lu bisa bersikap sebaik ini terhadap Jasmine Zhao.

Karena waktu yang mepet, setelah Jefferson Lu mengantar Jasmine Zhao pulang ke rumah untuk menyiapkan barang-barangnya, segera mengantarnya ke rumah Keluarga Lu dengan mobil.

Baru saja mobilnya berhenti, pembantu Keluarga Lu segera datang membantu membawakan barang-barang. Satu persatu bersikap sangat ramah terhadap Jasmine Zhao, melihat sikap mereka sekarang ini, tidak sulit bagi Jasmine Zhao untuk menebak bahwa semua ini sudah dipersiapkan oleh Ibu Lu.

Sepertinya, Ibu Lu benar-benar sudah menerimanya.

Jika dulu, Ibu Lu pasti tidak akan melakukan semua ini.

“Masuklah, aku juga akan menyapa ibuku dulu baru pergi.” Sebenarnya dia masih kurang tenang karena takut dia akan merasa menderita di rumah Keluarga Lu, jadi ingin mengantarnya masuk secara langsung.

Jasmine Zhao bisa merasakan ketelitiannya.

Mereka berdua masuk bersamaan melewati pintu ruang tamu, Ibu Lu tersenyum berkata, “Jasmine sudah datang, kamarmu sudah disiapkan, di lantai atas, dan jaraknya dengan kamarku juga lebih dekat. Jika ada perlu apa-apa, kamu bisa memberitahuku setiap saat. Kamu tinggallah dengan hati tenang di sini.”

Jasmine Zhao tersenyum. Ibu Lu mendadak bersikap sebaik ini terhadapnya, jujur dia agak kurang terbiasa.

Jefferson Lu mengantarnya ke sana, lalu berpesan beberapa kata dan kemudian segera pergi.

Hanya tinggal Jasmine Zhao dan Ibu Lu duduk berdua di atas sofa, suasana seperti terasa sedikit aneh. Dia pun ikut gugup, seperti seorang menantu yang sedang bertemu dengan mertuanya untuk pertama kali.

“Jasmine, apa kamu mau ke atas untuk melihat kamarmu?” Ibu Lu bertanya sambil tersenyum. Melihat Jasmine Zhao mengangguk, dia membawanya ke lantai atas, sambil berjalan berkata, “Desain rumah ini sangat bagus, hanya saja terlalu besar. Biasanya aku tinggal sendiri di sini, benar-benar sangat kesepian.”

Kalimat ini, memang benar adanya.

Jasmine Zhao berjalan mengikuti Ibu Lu sambil mendengar Ibu Lu mengoceh tentang masalah di rumah ini. Dia juga hanya bisa mendengar tanpa berbicara.

Daripada mengatakan bahwa kali ini dia tinggal di sini karena Jefferson Lu yang menyuruhnya tinggal di sini, sebenarnya dia sendiri ingin mencoba mendekatkan diri pada Ibu Lu, akan bagaimana jadinya.

“Saat Jefferson kecil, selalu ribut ingin bertanggung jawab atas keluarga ini. Sekarang dia sudah berhasil melakukannya, jadi aku dan ayahnya nantinya sudah bisa bergantung padanya.” Ibu Lu mengatakan sesuatu yang mengena di hatinya, matanya tampak memerah, “Apakah aku berbicara terlalu banyak?”

“TIdak, aku juga ingin mengetahui lebih banyak tentang masa lalunya,” jawab Jasmine Zhao pelan.

Ibu Lu menatapnya dan mengangguk.

Sebenarnya semakin banyak waktu yang dihabiskan bersama, dia semakin merasa kalau Jasmine Zhao lumayan baik. Meskipun sebelumnya pernah ada kejadian tak mengenakkan di antara mereka, tapi dia bisa merasakan ketulusan Jasmine Zhao terhadap Jefferson Lu dari tutur katanya. Sayangnya, bayi mereka sudah tiada.

Ada beberapa topic pembicaraan yang sengaja dihindari Ibu Lu, misalnya kecelakaan Jasmine Zhao saat itu, misalnya keguguran kandungannya……

Tapi Jasmine Zhao bergelut di bidang fotografi, ekspresi sekecil apapun bisa ditangkap olehnya.

Hanya saja dia tidak mengungkapkannya, hanya terus mengobrol menyambung cerita Ibu Lu.

Malam harinya, Ibu Lu yang turun tangan sendiri memasakkan dua jenis lauk untuknya. Jasmine Zhao makan dengan lahap. Dia merasakan kantuk padahal malam belum larut. Saat Ibu Zhao meneleponnya, dia sudah hampir tertidur lelap.

“Hari ini hanya ada kamu dan ibunya yang tinggal di sana? Apa ibunya menyusahkanmu!”

Kenangan saat terakhir kali berkunjung ke Kota Nan masih membekas di ingatan Ibu Zhao.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu